Sorry for typo...
~Happy Reading~Malam itu Chenle berakhir tidur berpelukan dengan Jisung di ranjang yang sama. Pelukan hangat yang selalu Jisung berikan padanya tidak pernah berubah. Tidur? Chenle tentu saja tidak bisa. Chenle ingin menikmati momen terakhirnya dengan Jisung. Sedangkan Jisung sudah terlelap dengan cepat, sepanjang malam Chenle memandangi wajah lelah milik Jisung dengan sedih.
Chenle sadar bahwa dia sudah keterlaluan, sikapnya yang kadang menjadi ketus pada Jisung tanpa tau kondisi. Jisung memang sebaik itu padanya, bahkan Chenle tidak pernah ingat Jisung marah padanya karena itu tidak pernah terjadi. Air mata miliknya kembali mengalir dalam diam, isakan yang berusaha dia tahan setengah mati.
Mungkin nanti Chenle akan mengubah jalur hidupnya, baginya Jisung adalah segalanya. Usapan lembut Chenle sematkan pada pipi tirus kekasihnya. Setiap senyuman manis Jisung untuknya selalu terekam dalam memori bahagia Chenle. Jaemin benar, dia terlalu termakan ucapan omong kosong Dongpyo padanya tanpa melihat fakta yang selalu Jisung berikan.
Lelah? Jika Chenle yang berada di posisi Jisung mungkin dia tidak akan sudi berbagi ranjang seperti yang Jisung berikan padanya saat ini.
Srett...
Grepp...
Di peluknya tubuh Jisung dengan erat seolah Chenle tidak ingin berpisah darinya. Aroma yang sama, hangat yang sama. Chenle pasti akan rindu berat dengan Jisung. Satu hari, itu yang Na Jaemin janjikan padanya. Besok adalah hari terakhir Chenle bisa bersama Jisung.
Chenle berusaha untuk tidak egois dan menyanggupi syarat yang Jaemin berikan padanya asalkan Jisung masih tetap di kota yang sama dengan Chenle. Dia tidak mau Jaemin membawa Jisung pergi dari sini jika dirinya masih tetap egois.
Tak terasa malam kini telah berganti dengan terangnya sang mentari. Kilauan cahaya hangat itu menyorot tepat dari jendela besar kamar rawat Jisung. Memberikan tempias warna sinar yang begitu indah. Mata Chenle menatap lekat pada Jisung.
"Aku pasti akan membuat mu sembuh Jisung. Dokter? Itu sepertinya akan cocok untuk ku dan berguna bukan? Ji aku sangat mencintai mu." Ucapan singkat Chenle berikan.
Cup...
Kecupan di bibir tebal favoritnya tak lupa Chenle sematkan sebelum membangunkan Jisung dari tidurnya. Namun sepertinya Jisung enggan untuk bangun lagi. Chenle begitu panik, tangisannya tak lagi bisa dia redam kala tubuh hangat kekasihnya itu kian mendingin.
Chenle berlari kesetanan membawa dokter untuk segera menangani Jisung. Chenle kembali terdorong ke luar ruangan, mata nanar nya menatap begitu banyak alat yang mereka pasangkan pada tubuh jangkung Jisung. Dengan langkah gontai Chenle meminta resepsionis untuk menelfon Jaemin perihal Jisung.
Dia tidak sanggup lagi harus berbicara, suaranya tercekat dengan tangisan. Tubuhnya kembali meluruh di depan kamar rawat Jisung berharap semoga Jisung masih bisa bertahan untuknya. Setidaknya Jisung pantas untuk sekedar bahagia.
----o0o----
Pagi itu Jaemin tergopoh-gopoh berlari di sepanjang lorong rumah sakit bersama dengan Jeno yang ikut berlari di belakangnya. Mata tajam Jaemin menyorot langsung pada Zhong Chenle yang kini tengah terduduk lemas dengan tangisan pilu di luar ruang rawat Jisung.
"Ini semua pasti gara-gara kau Zhong ! Sebaiknya kau pergi ! Pergi dari sini ! Kau selalu memberikan rasa sakit pada Jisung !" Teriak Jaemin lantang, dia cukup kesal dengan ulah lelaki Zhong itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURE - Jichen
Romance[🔞18+] [bxb!] [Bxb/homo/gay] [Romance angst] Ini hanya kisah klasik sendu seorang Park Jisung yang terlalu egois dengan dunianya dan seorang Zhong Chenle yang menyesal karena telah terlambat menyadari cintanya kini telah lelah berjuang untuknya Cop...