(22.) : You always win

583 47 3
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~






















Seorang pria dengan wajah tampan berjalan bak model di bandara internasional siang ini. Topi hitam miliknya semakin dia tarik untuk menutupi wajah tampannya, meskipun itu sepertinya terlihat sia-sia.

Beberapa kamera media seakan tidak peduli dengan dirinya yang tengah berusaha menghindari jepretan kamera berflash terang itu.

Kacamata hitam miliknya menjadi tudung sempurna untuk berlindung dari cahaya kamera yang membutakan mata.

"Hallo aku sudah sampai, kau bisa menjemput ku?"

"Baiklah aku tunggu di ruang privat bandara, terlalu banyak media disini."

Pip—

Hanya ucapan singkat di telepon genggam miliknya sebelum pria itu berjalan menghindari wartawan menuju ruang tunggu privat bandara.

"Ini sangat melelahkan, semoga aku masih kau maafkan Jisung." Ucapnya dengan nada sendu sedan.














----o0o----
















Sesuai yang Jaemin ucapkan pada Jisung tadi siang, kini mereka telah sampai di ruang rawat milik Jisung. Ruangannya terlihat begitu nyaman dan bersih, malah tidak terlihat seperti bangsal rumah sakit. Jisung tersenyum cerah, mungkin dia akan nyaman disini cukup lama.

Jisung tersenyum melihat betapa ributnya Jaemin tentang apa saja yang harus dia perhatikan selama istirahat.

Jeno hanya menghendikan bahu acuh dan lebih memilih larut dalam ponsel genggam miliknya. Mungkin Jeno sedang mengurusi sesuatu yang penting.

"Iya aku mengerti Kak." Ucap Jisung yang kesekian kalinya.

"Pokoknya kau harus sering-sering menghubungi ku Jie, aku akan sebisa mungkin berkunjung saat pulang sekolah nanti." Jaemin dan rasa khawatirnya.

"Na, kira harus pergi sekarang. Jisung kan sudah ada Kak Taeyong disini." Sahut Jeno melihat Jisung yang sudah sangat lelah itu.

Taeyong hanya tersenyum sembari merapikan keperluan Jisung. Mulai dari oksigen yang kini terpasang rapi di hidungnya hingga beberapa selang yang Jeno sendiri tidak tau itu apa.

Tadi sempat ada Jaehyun disini dan berkenalan singkat dengan Jisung sebelum lelaki tampan itu pamit untuk menangani operasi daruratnya.

"Ck iya iya Jeno bawel. Jie Kakak pergi dulu, mungkin nanti sore aku sudah sampai disini." Pamit Jaemin dengan wajah tak senang.

Cup...

Kecupan di dahi Jaemin layangkan pada adik tercintanya itu, sebelum Jeno menariknya untuk segera bergegas menuju ke sekolah lagi karena ada beberapa hal yang harus mereka selesaikan.

"Hati-hati di jalan Kak Jeno. Kak Jaemin, sampai bertemu nanti sore." Ucap Jisung dengan senyuman manis di wajahnya.

"Tentu Jie, serahkan semuanya pada ku." Jeno berujar dengan senyuman yang ikut terbit pada mata sipitnya.

Drapp...

Drapp...

Ceklek...

Blam...

Mereka bergegas menuju pintu dan menutupnya sedikit keras, Jisung tersenyum melihat tingkah Kakaknya itu. Taeyong hanya bisa menggelengkan kepalanya maklum.

CURE - JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang