(15.) : Disappear

823 67 0
                                    

Sorry for typo...
~Happy Reading~




















Chenle tak pernah sepanik ini sebelumnya, Jisung di kabarkan menghilang beberapa hari ini. Bahkan Chenle juga tak bisa menemukannya di manapun, terakhir Chenle melihat Jisung saat dirinya menjenguk Sang Kakek. Chenle pikir Jisung masih disana, maka dari itu dia berpura-pura menjenguk Sang Kakek keesokan harinya. Tapi ternyata Jisung sudah tidak ada di rumah sakit itu, Chenle berusaha mencari Jisung dimana pun.

Namun tidak satu pun membuahkan hasil, Jisung seakan menghilang bak ditelan bumi.

Menyesal? Ya, Chenle cukup menyesali perbuatannya yang terlihat begitu jahat pada Jisung.

Chenle hanya terlalu dibutakan oleh egoismenya sendiri dan malah membuat hubungannya dengan Jisung menjadi hancur seperti ini.

Bahkan sekarang pemuda Na itu semakin mengancamnya, tentang Jisung yang mungkin dia sembunyikan.

Apa-apaan itu? Chenle saja tak tau dimana Jisung sekarang. Penjelasan pemuda Na itu semakin membuatnya kalang kabut, Chenle pikir Jisung masih bersamanya ternyata bahkan pemuda Na itu juga ikut kehilangan Jisung.

"Jisung kau dimana?" Chenle bergumam lirih di tengah kekalutannya.

Bukan tanpa apa-apa, hanya saja Jisung memang sudah mengisi sebagian waktu hidupnya. Chenle hanya tidak rela kehilangan Jisung begitu saja tanpa berbuat apapun. Chenle bahkan kini menjauhi teman-temannya yang membenci Jisung, dulu Chenle memang bodoh terlalu setuju dengan segala kebusukan para temannya itu.

Jisung yang rela berusaha mati-matian untuknya, menggantikan dia untuk bisa meraih mimpinya sebagai ketua tim basket. Yang Chenle akui itu semua tidak mudah, melihat Jisung bukan dari kalangan yang sama sepertinya.

"Kau memang bodoh Chenle, kau melepaskannya seburuk itu setelah apa yang dia lakukan padamu.. hiks Jisung maafkan aku." Chenle hanya bisa terisak sendirian di taman sepi itu sendiri.

Chenle hanya ingin memperbaiki hubungan antara dirinya dan Jisung. Chenle sangat membutuhkan Jisung sekarang.

Apakah Jisung akan memaafkannya?

Semoga saja Jisung masih mau menerimanya.

Chenle dan egoismenya memang tidak pernah bisa dirubah, meskipun Jisung nanti menolaknya Chenle akan berusaha untuk membuat Jisung kembali padanya. Kali ini biarkan kekerasan kepalanya mengambil alih jika itu untuk Jisungnya lagi.



















----o0o----
















Jisung membuka matanya dengan berat, dadanya terasa sesak bukan main. Tangannya meremat baju miliknya dengan erat, semuanya terasa mengabur di pandangannya. Matanya melirik tombol intercom di samping ranjangnya dengan susah payah.

Tangan panjang Jisung berusaha memencet tombol itu, karena sungguh hanya berucap saja Jisung tidak mampu. Paru-parunya seakan memompa dengan begitu pelan, jantung Jisung bahkan berdetak tidak normal sekarang.

Tiitttt...

Tiitttt...

"Ya Ji? Ada apa? Kau butuh sesuatu?" Terdengar suara lelah Guanlin di seberang sana.

Jisung hanya bisa terdiam dengan suara tertahan, hingga tangannya mulai lelah dan membuat gelas kaca di nakasnya ikut tersapu ke lantai.

Prangg...

Gelas kaca itu terjatuh dengan suara nyaring, mengingat mungkin ini masih tengah malam.

"Jisung?!" Aku dan Hyunjin ke sana sekarang." Guanlin berteriak heboh, dengan suara grasak-grusuk seperti akan berlari sebentar lagi.

CURE - JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang