Sorry for typo...
~Happy Reading~Jisung menghela nafas sejenak, dia pasti bisa melalui semua ini. Jantung Jisung berdetak lebih cepat, dia sangat gugup sekarang. Di satu sisi Jisung harus segera pergi dari sekolah ini, karena kesehatan Jisung semakin menurun. Namun di sisi yang lainnya Jisung belum siap berpisah dengan Chenle.
Memang banyak yang tidak suka Jisung bersama dengan Chenle, mengingat status sosial mereka yang begitu jauh berjarak. Kini setelah Jisung diberikan sayap oleh Sang Ibunda malah takdir berkata lain padanya. Tidur panjangnya tentu akan sangat merepotkan Chenle.
Chenle berhak mendapatkan yang lebih baik daripada Jisung, Chenle juga masih punya cita-cita yang harus diraihnya. Dan itu semua tidak bisa Jisung hentikan hanya karena rasa cintanya pada lelaki manis itu. Lelaki yang telah menjadi malaikat penyemangat nya dalam 3 tahun terakhir.
Jisung tidak bisa egois untuk semua hal dalam hidupnya, walaupun itu untuk cintanya sekali pun. Setelah hatinya siap, Jisung meraih handle pintu. Berusaha untuk menjadi sosok yang mematahkan semua ucapan bodoh itu. Jisung tidak ingin Ibunya kecewa saat bertemu dengannya nanti.
Grekk...
Pintu depan mobil itu terbuka dengan apik.
Tap...
Kaki jenjang berseragam itu keluar dari dalam mobil, menampilkan seorang lelaki dengan karismanya yang tidak bisa ditolak. Benar-benar seperti orang berbeda 180°. Seketika semua suara ricuh itu hening, menatap dengan penuh rasa bingung.
"Itu Jisung?"
"Wah ini gila!"
"Jisung sangat keren."
Awalnya semua hanya angin lalu bagi Jisung hingga atensinya teralih ke salah satu siswa yang menurutnya pantas untuk mendapatkan hadiah kecil darinya.
"Bisa saja itu bukan mobil miliknya, norak sekali Si seleranya."
Celetukan kasar itu membuat Jisung menghampiri siswa lelaki yang kini tepat didepannya.
Buagh...
Pukulan telak Jisung layangkan pada siswa yang semula sombong itu kini tersungkur dengan pipi lebam. Ternyata pukulan Jisung patut untuk dihindari. Banyak mata yang terkejut dengan perlakuannya terhadap siswa itu. Sungguh hal yang luar biasa membuat mereka tercengang.
Selama ini Jisung dikenal sangat sabar menghadapi semuanya, dan itu menjadikannya sasaran pelepas stress. Jisung tidak masalah dengan itu semua karena Jisung tidak peduli. Tapi kali ini semua orang serasa ditampar bahwa Jisung juga manusia, bukan malaikat yang selalu bisa sabar menghadapi mereka lagi.
"Berhenti berbicara dengan mulut sampah mu, bajingan." Suara rendah dan sorot mata dingin itu membuat semua orang terdiam tak berkutik.
Jisung terlihat dingin tanpa celah, selama ini Jisung tidak pernah seperti ini.
"Ah, asal kau tau. Aku bukan Jisung yang kemarin hanya bisa kalian remehkan, menjijikkan. Kalian lebih sampah daripada para siswa beasiswa yang kau sebut perusak mata. Tingkah mu sangat memuakkan." Jisung berlalu setelah mengucapkan beberapa kata yang membuat mereka shock.
Guanlin dan Hyunjin tertawa mendukung sahabatnya yang kini sudah melepas topeng malaikatnya itu dengan sukacita. Dari jarak jauh Hyunjin tersenyum meremehkan, melihat lelaki Zhong itu tampak bingung pada tingkah Jisung.
Hyunjin pun melirik Guanlin yang hanya tersenyum remeh.
"Rasakan itu Zhong." Hyunjin berujar dengan nada lirih namun masih cukup untuk bisa Guanlin dan Jisung dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CURE - Jichen
Romance[🔞18+] [bxb!] [Bxb/homo/gay] [Romance angst] Ini hanya kisah klasik sendu seorang Park Jisung yang terlalu egois dengan dunianya dan seorang Zhong Chenle yang menyesal karena telah terlambat menyadari cintanya kini telah lelah berjuang untuknya Cop...