Warning: Cerita ini tidak saling berkaitan dengan cerita sebelumnya, hanya berjudul sama
"Yibo." ketika Yibo mendengar seseorang memanggil namanya, maka ia menoleh ke asal suara. Itu zhao Lusi, tetangganya yang lucu dan menyenangkan, sedang melambai-lambaikan tangannya dengan riang. Kemudian sang tetangga menunjukkan sebuah bingkisan, yang jelas akan diberikan pada Yibo.
Yibo menghela nafas sebentar, lalu bangkit dari duduknya di kursi teras depan, tempat ia membaca buku. Berjalan membuka kunci pagar depan rumah, ia bisa melihat kali ini Lusi tidak sendirian, melainkan bersama dua orang temannya. Yang satu bertubuh pendek, menyambutnya dengan senyuman cerah ketika ia membuka pintu. Seorang lagi berkulit pucat dengan postur tinggi, sedang bersedekap dan melengos, jelas sekali jika lelaki itu tidak senang berada disini.
"Ibuku membawakan banyak makanan, terlalu banyak jadi kuberikan sebagian untukmu." Lusi menjelaskan mengapa ia mengganggu tetangganya di siang menjelang sore yang indah ini.
Yibo hanya mengangguk, ia mengerti, Lusi akan mencari alasan sekecil apapun untuk mengunjungi rumahnya setiap harinya. Berjalan memasuki rumahnya tanpa berkata apapun, ia tahu, tanpa dipersilakanpun Lusi akan mengikutinya masuk ke dalam rumah.
The Proposal
Pair: YiZham -sudah pasti-
.selamat membaca.
Yibo kini tengah memandangi dua bocah -yang terperangkap di tubuh orang dewasa- sedang memperebutkan benda pipih persegi yang dibawa si pucat. Si pucat yang ingin memainkan lebih lama sedangkan si pendek yang merengek minta dipinjami. Tanpa sadar menerbitkan seulas senyum tipis di bibir Yibo."Mereka mirip anak kecil."celetuk Lusi, ia kini sedang meletakkan kimchi-makanan khas Korea yang ia bawa ke dalam wadah di dapur Yibo.
Yibo setuju, "Bukankah si pucat itu menarik?" tanya Yibo.
Membuahkan kerutan tanya pada dahi Lusi. "Xiao Zhan?"
Yibo mengangguk tanpa melepaskan pandangannya pada lelaki yang tadi ia panggil si pucat, -Xiao Zhan
Lusi merasa dadanya berdenyut nyeri, seseorang yang ia cintai mengatakan bahwa ia tertarik pada lelaki lain, bukankah itu menyakitkan? Apalagi lelaki itu adalah sahabatnya sendiri, yang ia rasa tidak lebih baik darinya.
"Yibo," panggil Lusi lirih.
"Aku menyukainya, biarkan aku mendekatinya," pinta Yibo. Ia tidaklah buta, Yibo tahu bahwa Lusi menyukainya, tetapi semuanya menjadi tidaklah benar jika diteruskan. "Kembalilah pada Alan," iya, Yibo memang sempat tergoda pada tetangga barunya, seorang wanita yang telah menikah karena perjodohan.
Awalnya Lusi yang sering bosan dirumah, menemukan teman diantara kebosanannya, seorang tetangga yang lebih sering bekerja di rumah daripada di kantor. Maka dari itu, ia berusaha untuk berkenalan dan mereka dekat begitu saja. Bohong jika Lusi tak merasakan apapun ketika dekat dengan tetangganya itu. Berawal dari curhatan tentang kehidupannya kemudian muncul kekaguman tersendiri. Yibo yang dewasa, Yobo yang mengerti dirinya, dan Yibo dengan banyak kelebihannya.
Yibo tersenyum, "Lepaskan aku Lusi, Alan lah yang mencintaimu, bukan aku." ini permintaan Yibo pada Lusi. Bukan karena ia sering melihat Alan yang menatap pada mereka berdua dengan tatapan sendu. Atau karena Alan yang meminta padanya agar menjauh dari Lusi. Ini lebih karena ia begitu tertarik pada lelaki pucat yang baru saja ia kenal. Seorang lelaki yang entah bagaimana caranya membuat Yibo ingin selalu melihatnya, dan menghabiskan waktu yang ia miliki bersamanya. Katakan jika yang ia rasakan ini hanya nafsu sesaatnya, tetapi Yibo yakin akan menghabiskan sisa hidupnya dengan lelaki pucat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECALCOMANIE
RomanceXiao Zhan seorang walikota Beijing, pria beristri yang telah lama berhasil mengubur penyimpangan orientasi seksualnya, harus menyerah dihadapan seorang Wang Yibo(one shot) Summary ini hanya berlaku untuk chapter awal karena chapter kedua dst akan b...