18: Pink Romance (Ika Zordick)

706 96 9
                                    

Xiao Zhan dan Yibo hanya bocah kelas enam sekolah dasar. Yibo yang jatuh cinta pada Xiao Zhan dan Xiao Zhan yang malah membencinya.

.

.

.

Cerita ini di mulai ketika Xiao Zhan, bocah bau kencur itu memasuki kelas barunya. Kelas 6 – D yang artinya, Xiao Zhan tidak satu kelas lagi dengan A_Cheng, tidak satu kelas lagi dengan Jiyang, tidak satu kelas lagi dengan Hao Xuan, dan yang terpenting tidak satu kelas lagi dengan Yubin. Ada yang bertanya mengapa Xiao Zhan suka tidak satu kelas dengan Yubin?

Benar—

Hanya masalah antara bocah dengan teman temannya. Orang orang selalu mengejeknya yang dekat dengan Yubin. Mereka selalu mengolok olok Xiao Zhan kecil kita dengan kalimat "Ciiiieeeeee, Xiao Zhan dan Yubin pacaran"—tentu saja yang membuat Xiao Zhan benci Yubin dan itu artinya bocah itu harus menghindari Yubin semampu ia bisa.

Dasar bocah!

Yubin tidak terlalu peduli juga sebenarnya, asalkan dia masih bisa minum susu sebelum tidur dan sesudah bangun, asalkan ibunya akan membacakan dia dongeng sampai terlelap, asalkan ayahnya akan membelikan apapun yang ia inginkan dan asalkan babi pink—boneka babi kesayangannya—masih ada untuknya, ada tidak adanya Xiao Zhan tak terlalu berarti besar. Dia suka yang imut, seperti babinya.

Atau—

Teman yang duduk di kursi paling depan yang menjadi teman sebangku Yizhao—ketua kelas baru mereka yang suka seenaknya. Seorang teman yang selalu tampak ceria dan bersuara cempreng. Bukankah Jili begitu bersinar di mata Yubin dengan segala jenis keimutannya?

Cinta monyet.

Dan Yubin merasa ia sudah berubah menjadi dewasa karena dadanya yang bergemuruh ketika matanya bertemu dengan Jili. Sementara Jili, bocah polos itu hanya balas tersenyum. Ia tak mengerti apapun. Dia merasa teman barunya itu sedikit gila.

Beralih kembali kepada seorang Xiao Zhan dengan segala bentuk ketidak mau tauannya. Ia mendudukkan dirinya di sebuah bangku di dekat Jendela di deretan paling belakang. Baru saja ia mendudukkan bokongnya, seorang anak yang jelas seusia dengannya menatapnya dengan datar. Seorang anak dengan seragam acak acakan, rambut hitam, kulit putih dan bibir merahnya.

Xiao Zhan hanya balas menatapnya malas, anak itu menunjuk tas yang sudah berada di atas meja. Xiao Zhan menyerahkan tas milik anak itu, "Sana cari sendiri tempat dudukmu, ini tempatku!" ucap Xiao Zhan malas berdebat.

Anak itu mendengus, "Ini tempatku, teman." suaranya—ahh, Xiao Zhan kecil tergugah mendengarnya. Xiao Zhan penggemar G – Dragon dan entah kenapa suara teman barunya itu bahkan terdengar lebih sexy dari sang penyanyi idamannya. Xiao Zhan bangkit, lumayan kesal karena tempatnya diambil oleh orang, sebenarnya dia yang mengambil tempat orang tapi orang itu merebutnya balik.

Xiao Zhan melihat sekeliling, semua tempat sudah terisi dan itu artinya—hanya tempat di sebelah si suara sexy ini saja yang tertinggal. Xiao Zhan meletakkan tasnya di meja sebelahnya dan ketika ia ingin duduk di bangkunya.

BUGHH—

Anak berwajah datar itu menarik kursinya hingga Xiao Zhan terjerembab. Seluruh kelas kini menatapnya.

Sakitnya itu tak seberapa, tapi malunya—

Xiao Zhan tak mampu mendeskripsikannya, ia menatap bocah yang menyeringai meremehkannya, hanya sekilas kemudian bocah itu kembali merubah raut wajahnya menjadi datar.

Sialan! Xiao Zhan merasa berdebar melihatnya, bahkan terasa lebih tampan dari G – Dragon yang selalu ia puja di layar kaca. "Apakah kursi itu begitu licin hingga kau terjatuh dari sana?" dengan nada yang jelas mengejek. Satu kelas tertawa melihat Xiao Zhan. Bukankah sangat jelas di sini, dan tandai dengan tinta emas. Bocah yang duduk di sebelah Xiao Zhan itu preman sekolah mereka dan Xiao Zhan dengan sangat sial akan menjadi korbannya untuk hari hari selanjutnya.

DECALCOMANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang