Warning: FF ini murni bloody.
.
.
🥀🥀🥀🥀🥀
Dipertengahan musim gugur yang dingin, Xiao Zhan berjalan sendirian. Menggosokkan tangannya yang terbalut sarung tangan, tapi tetap saja terasa dingin. Ia melihat ke kiri dan kanan, mencoba menyebrang jalan. Ia tak mengeluh, meski sang tunangan—hasil perjodohan papa dan mamanya beberapa bulan yang lalu tak dapat menjemputnya, dikarenakan sibuk dengan pekerjaannya.
Xiao Zhan tipe orang pengertian. Ia juga tipe idaman semua orang karena kebaikan hatinya, ia mengerti atas kesibukan sang tunangan—Dylan, yang kata papanya akan mewarisi semua perusahaan mereka juga setelah menikah dengan Xiao Zhan nanti. Dia merasa beruntung, dia yang penuh kekurangan—menurutnya—bisa bersama dengan seorang pria peranakan China – Kanada tersebut. Seseorang yang tampan, mapan, dewasa, dan yang paling pasti baik hati.
Xiao Zhan percaya atas pilihan orang tuanya, mereka memiliki penilaian terbaik. Dan bukan hanya dia yang akan percaya atas dua orang yang cukup terkenal di seluruh dunia tersebut. Xiao Jingyu, pengusaha muda jenius yang sukses dan Xiao Reba, arsitek wanita terkenal yang berasal dari keluarga super kaya. Dialah yang beruntung dan dia selalu mensyukuri apapun yang ada padanya.
Xiao Zhan melangkahkan kakinya riang. Namun langkah itu berhenti.
Ada seseorang di tepi jalan, dengan kondisi yang Xiao Zhan rasa tidak baik.
Terkesan kotor.
Menarik simpatinya sebagai seorang manusia. Mungkin hanya dialah yang manusia, karena tak ada satupun yang peduli akan orang itu.
Lelaki itu duduk di tepi jalan, dengan pakaian lusuh dan kotor. Ia terlihat kedinginan dengan mantel seadanya yang Xiao Zhan rasa tak akan menghangatkan. Meringkuk memeluk dirinya sendiri.
"Permisi—" suara Xiao Zhan terasa tercekat. Sungguh ia begitu kasihan melihat kondisi seseorang yang ada di hadapannya ini. Betapa tragis. Orang ini nyaris membeku dalam malam di musim gugur. Xiao Zhan kira orang ini pasti seperti putri korek api yang ada dalam cerita dongeng, tapi ia takkan membiarkan lelaki tersebut bernasib sama dengan sang putri.
Xiao Zhan berlari menembus malam, meninggalkan orang tersebut sendiri. Orang itu menyeringai, merasa takkan ada yang pernah tersentuh untuk menolongnya. Itulah manusia. Manusia memang seperti iblis, tak punya naluri, hanya memikirkan bagaimana menyelamatkan diri sendiri.
Namun—
Ia salah.
Xiao Zhan kembali tak lama setelahnya. Dengan kopi panas dan ramen dengan kuah panas di tangannya. Ia mengatur nafasnya, mencoba membantu orang tersebut untuk bangun. "Makan dan minumlah ini!" ujar Xiao Zhan. Senyum manis terukir di wajahnya yang seperti malaikat. Begitu bersinar di mata sang lelaki kumuh itu.
"Terima kasih" Lelaki itu berterima kasih, dengan bola mata berkaca melihat orang yang begitu baik hati di hadapannya. Apakah dia malaikat yang diutus untuk menjemputnya?
Xiao Zhan melepas syalnya, ia memasangkan di leher lelaki tersebut. Begitu juga dengan sarung tangan dan mantel terluarnya. Ia tak terlalu memperdulikan dirinya yang kedinginan. "Silahkan dimakan!" Xiao Zhan masih tersenyum.
Orang tersebut patuh. Airmatanya menetes, terharu dengan kebaikan hati Xiao Zhan. Ia yakin dia akan mati malam ini, tapi sepertinya Tuhan sedang memberinya kesempatan untuk lebih lama menderita di dunia ini. "Siapa namamu?" bahkan suara itu membuat hatinya ikut menghangat, ia tak menyesal lebih lama hidup di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECALCOMANIE
RomanceXiao Zhan seorang walikota Beijing, pria beristri yang telah lama berhasil mengubur penyimpangan orientasi seksualnya, harus menyerah dihadapan seorang Wang Yibo(one shot) Summary ini hanya berlaku untuk chapter awal karena chapter kedua dst akan b...