Berapa banyak Xiao Zhan jatuh cinta? Itu adalah sebanyak Yibo mampu membuatnya jatuh cinta.
.
.
.
.Sesekali Yibo mencuri pandang, melirik dari balik buku tebalnya yang sengaja ia tegakkan demi menutupi wajahnya, dengan maksud agar ia lebih mudah melirik lelaki tampan yang duduk dua meja di seberang dari tempat duduknya. Mereka sedang di perpustakaan kota, dan hobi barunya selain membaca buku adalah menatapi lelaki itu.
Dia tampan. Tapi Yibo merasa tampannya berbeda. Lelaki itu menarik dengan postur tubuh rampingnya, wajah cantik dan potongan rambut pendek hitamnya. Yibo punya rambut yang panjang dan wajahnya juga tampan tapi Yibo tidak merasa dirinya semenarik pria diseberangnya itu.
Lelaki itu tampak girang membaca buku. Yibo jadi penasaran sebagus apa buku itu hingga keberadaannya tidak disadari oleh pria itu. Yibo bangkit dari tempat duduknya, mengembalikan bukunya ke tempat awal di rak ketiga bagian ilmu politik.
Dia melewati pria itu, melirik sedikit dan menemukan halaman ke 53. Yibo selalu hapal buku yang telah ia baca dan buku itu berjudul "Ketika manusia cloning berkuasa" itu novel yang bagus. Yibo menggaruk lehernya canggung. Jika tidak sekarang kapan lagi ia bisa berkenalan dengan lelaki menarik itu. Setidaknya ia harus tahu namanya.
"Ma—maaf." Yibo agak gugup sebenarnya. Lelaki itu mendongak, menunjukkan iris hitam indah yang mau tidak mau membuat jantung Yibo berpacu. Ya, Yibo jatuh cinta. Dia tidak hanya tertarik tapi ia telah jatuh.
"Ya?" suaranya merdu. Yibo suka.
"Namaku Wang Yibo." lelaki itu menaikkan alisnya ketika Yibo mengajaknya berkenalan. Tidak suka. Apakah ada seseorang yang mengajak seseorang lain berkenalan dengan wajah yang terbilang begitu datar. Orang ini pasti sedang mengerjainya.
Lelaki itu memilih menutup bukunya, mengacuhkan orang yang sepertinya menganggu hari damainya. Dia meletakkan buku itu kembali di tempatnya dan segera pulang.
Yibo melihat tangannya yang mengambang di udara. Memang mustahil baginya mengajak pria itu berkencan tapi bukankah masih ada hari esok?
Sreet—
Yibo jelas melihat rak-rak itu. Rak yang satu per satu roboh dan cepat atau lambat akan menimpa lelaki yang menarik perhatiannya. "AWAS!" suara berat Yibo membuat lelaki itu terperanjat. Yibo cepat berlari, mendekap pria itu lembut dan membiarkan punggungnya menahan rak berat dan timpaan buku-buku tebal. Yibo sedikit meringis, tapi dia tersenyum samar ketika melihat wajah itu dari dekat. Sangat indah.
"K—kau tidak apa-apa?" Lelaki itu yang kini gugup. Yibo termasuk pria dewasa yang bisa terbilang tampan dan menawan. Dan siapa yang tak jatuh cinta pada pria tampan yang menyelamatkanmu?
"Bagaimana keadaanmu?" orang-orang di perpustakaan kini sibuk membantu untuk menyingkirkan rak besar yang menghimpit Yibo.
~Yizhan~
"Kau yakin baik-baik saja?" Yibo hanya mengangguk menjawab pertanyaan dari lelaki itu. Mereka baru keluar dari rumah sakit dan Yibo mendapati punggungnya yang harus rutin dioleskan salep dokter dikarenakan memar parah. Yah, itu sedikit mendenyut. "Terima kasih soal yang tadi."
"Kau punya korek api?" Yibo tiba-tiba bertanya di tengah kecanggungan keduanya. Lelaki itu mendongak. Kembali terperangkap dalam manik hitam kelam sang penyelamat. Dia menggeleng dan Yibo menghadiahinya senyuman pembunuh. "Kalau nama kau pasti punya kan?"
Dia tertawa. Tawa yang manis hingga Yibo merasa hatinya menghangat. Itu lebih baik dari wajah khawatirnya. "Ya … aku Sean Xiao Zhan, kau bisa panggil Xiao Zhan. Jadi Wang Yibo, kau masih perlu korek api?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DECALCOMANIE
RomanceXiao Zhan seorang walikota Beijing, pria beristri yang telah lama berhasil mengubur penyimpangan orientasi seksualnya, harus menyerah dihadapan seorang Wang Yibo(one shot) Summary ini hanya berlaku untuk chapter awal karena chapter kedua dst akan b...