13: Lullaby_(Ika Zordick)

676 95 6
                                    


Cerita ini masih dan akan selalu menjadi miliknya Ka, IkaZordick

...

Sorry for typos
...
...
...
...
...




Matahari pagi ini bersinar cerah. Angin pun bertiup sesekali sekedar menandakan bahwa sirkulasi udara itu ada. Suara cicit burung kadang terdengar dan menjadi ricuh dengan suara deru mesin mesin kenderaan.

Seorang wanita cantik tampak sibuk di dapur. Dengan apron yang terpasang apik di tubuhnya, tangannya yang lihai memotong beberapa jenis bahan baku makanan dan kemudian-

Masakannya gosong.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini.

Wang Xuanlu, seorang dokter beranak dua yang memiliki suami yang super baik dengan kehidupan yang bahagia memang tidak bisa memasak. Xuanlu mendesis, menyayangkan telurnya yang gosong. Tapi Xuanlu adalah seseorang yang selalu optimis. Masih ada hari esok untuk memasak telur yang lebih baik.

Hanya sialnya-

"Mama, kau membuat telurnya gosong lagi?" Xuanlu selalu mengulangi kesalahan yang sama setiap memasak telur. Dan si bungsu keluarga Wang, sedang mengecek keadaan ibunya di dapur. Ibunya itu hebat dalam membedah, tapi tidak dengan memasak. Dia payah.

Xuanlu memajukan mulutnya. "Begitulah" sahutnya. Dia menatap si kecil yang masih berusia empat tahun-terlalu muda untuk sekolah sebenarnya tapi cukup pintar dalam mengkritik. Namanya Wang Xiao Zhan, usianya tepat lebih muda dua puluh menit dari si sulung Wang. Pipinya chubby dengan tambahan kulit pucat yang membuatnya persis seperti kue mochi. Dia anak yang manis dan aktif.


"Mama, susu susu susu susu." dia mulai memukuli meja dengan sendok di tangannya. Mengingatkan ibunya bahwa ia butuh susu. Ia harus meminum banyak susu karena dia harus tumbuh tinggi dan besar dengan cepat. Karena dia harus-

Mengalahkan si sulung Wang.

"Tenanglah sedikit Xiao Zhan, mana papa dan kakakmu?" Xuanlu meletakkan segelas susu di hadapan Xiao Zhan, cengiran terlihat di wajah lucu si anak. Dia kemudian menggedikkan bahunya-tanda ia tak tahu menahu tentang keberadaan ayah dan kakaknya.

Tak butuh waktu lama sejak di pertanyakan keberadaannya, kedua laki laki yang terpisah usia sangat jauh itu menunjukkan batang hidung mereka. Yibo-si sulung Wang menuruni tangga satu per satu, langkahnya terlihat malas di tambah dengan mulutnya yang terbuka lebar-menguap berkali kali. Sementara Haikuan-si kepala keluarga keluar dari kamar di lantai bawah, berjalan dengan kondisi primanya-bertolak belakang dengan Yibo.

Hingga-

Bruuukk

Yibo menabrak tubuh Haikuan dan dialah yang terjatuh. "Astaga, Yibo kau baik-baik saja?" tentu saja sedikit takut jika anaknya terluka. Xuanlu cepat mematikan kompornya.

Xiao Zhan mendumel. "Dia pasti tertidur lagi"

Dia cepat memeriksa sang anak, dan benar saja, Yibo memang tengah tertidur. "Xiao Zhan, apa Yibo susah tertidur ketika malam?" Tanya Xuanlu. Sedikit cemas dengan kondisi Yibo yang sepertinya kurang tidur ketika pagi.

"Tidak." ucap Xiao Zhan, menyingkirkan bagian gosong telurnya sambil mendesis tidak suka. "Dia selalu tidur lebih awal. Dia bahkan tidur di manapun yang ia mau. Mama harus memarahinya, dia bahkan tidur ketika jam pelajaran."

Xuanlu mengguncang tubuh Yibo. Si sulung yang memang pendiam, berwajah tak lebih chubby dari Xiao Zhan, berkulit lebih sedikit gelap, dan selalu pasif itu membuka matanya. Seolah itu hal sulit yang ia lakukan, ia menyeret langkahnya mencoba menggapai meja makan. Dia memanjat naik. Meminum susunya. Tatapannya bahkan sayu-kelopak matanya nyaris enggan terbuka.

DECALCOMANIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang