Satu suara yang ingin ku dengarkan darimu, Yibo, yaitu suara tangismu.
.
.
Yizhan
.
Terinspirasi dari MV Aaron Yan – The Moment
.
.
.%ika. Zordick%
.
Ini hanya kota kecil. Kota yang nyaris terbilang sebagai desa.
Dengan udara segar khas pergunungan, suara ranting yang bergesekan ketika angin berhembus dan alam yang masih mendominasi keindahannya. Suara kereta api klasik bahkan membuat segalanya sempurna, berjalan di atas sebuah rel di dekat jembatan sungai yang mengaliri kota.
Tapi, apa yang lebih indah dari semua suara itu?
Selain—
Suara bel pulang sekolah.
Jeritan-jeritan siswi dan siswa menggema di seluruh ruangan. Mereka bersorak gembira seakan baru saja mendapat berita kemenangan. Para guru menghela napas, ini adalah awal liburan musim panas. "Jangan lupa dengan tugas-tugas kalian!" peringat mereka yang sama sekali tak begitu di gubris para siswa siswinya.
"Yibo!" Hao Xuan, salah satu siswa klub sepak bola itu memanggil temannya yang masih betah menatap langit biru dari jendela kelas mereka. "Kau akan berlibur di mana?" tanyanya dengan suara yang begitu ceria.
Yibo menoleh pada Hao Xuan, tersenyum simpul dan berkata dengan nada yang lembut. "Aku di rumah saja"
"Ahh, kau membosankan seperti biasa" oceh Jiyang, sahabatnya yang lain. Yibo sudah terlalu biasa dikatai membosankan oleh para sahabat-sahabatnya itu. Mereka tumbuh bersama di kota ini, sesuatu yang wajar jika mereka menilai dengan sangat akurat sifat seorang Wang Yibo.
"Aku akan pulang saja, menyelesaikan tugas musim panas" ucap Yibo, membereskan alat alat tulisnya.
"WOW! Kau memang yang terbaik, jika sudah selesai biarkan aku melihatnya ya" Hao Xuan berbinar senang dan Jiyang sepertinya sudah menunjukkan senyuman khasnya agar Yibo juga memberikan contekan juga padanya.
Yibo memutar bola matanya, ia memberikan tanda OK dengan isyarat tangannya. Ia kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas, matanya hanya menatap lantai hingga ia sampai di tempat ia memarkirkan sepedanya.
Cita-cita ya?
Itulah yang memenuhi pemikirannya sedari tadi. Ia baru saja mengisi lembaran sejenis angket dari wali kelasnya dan ia pikir ia akan bisa segera menyelesaikannya saat itu juga. Tapi ketika melirik sebuah kotak dengan pertanyaan "Akan menjadi apa anda nanti setelah menyelesaikan pendidikan menengah atas?" Yibo terdiam.
Ia menjadi sering melamun.
Benar—
Akan jadi apakah dia nanti? Ia tak memikirkannya sama sekali, yang ia tahu hanya bagaimana membuat kedua orang tuanya puas dengan nilai sempurna yang ia dapatkan setiap waktu. Tiga bulan lagi ia bahkan akan menghadapi ujian akhir tapi ia belum menentukan ia harus ke mana. Universitas apa yang akan ia tuju, apakah ia bekerja saja ataukah ia hanya memilih berguling-guling di kasur empuk kamarnya? Ia sama sekali belum memikirkannya.
Yibo mengayuh sepedanya, menikmati pancaran sinar matahari sore yang menyapu kulit putihnya. Ia melewati jembatan dan berbelok ke kanan, menyusuri sungai. Dia membiarkan tubuhnya saja yang membawa menuju perjalan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECALCOMANIE
RomanceXiao Zhan seorang walikota Beijing, pria beristri yang telah lama berhasil mengubur penyimpangan orientasi seksualnya, harus menyerah dihadapan seorang Wang Yibo(one shot) Summary ini hanya berlaku untuk chapter awal karena chapter kedua dst akan b...