[58]. kesal.

32.5K 3.7K 122
                                    

⚠️Typo bertebaran!


"Gampang, kembalikan si munafik itu ketempatnya."

Rion mengerutkan alisnya bingung, ia berniat benar tidak tahu si munafik yang dimaksud oleh putrinya.

Celi berdecak, ia mengusap kasar air matanya. "Ituloh! Putri kesayangan kalian." Ucapnya menyindir.

Kali ini Rion baru mengerti, ia menatap Celi penuh penyesalan. "Soal itu..." Rion sengaja mengantungkan ucapannya guna untuk melihat wajah putrinya. "Papa gak punya hak." Sambungnya penuh penyesalan.

Celi tersenyum sinis, matanya kembali menyorot tajam Rion yang masih setia berlutut.

"Kenapa?" Tanya Celi datar. "Oh! Aku tahu." Sambungnya tertawa kecil.

"Pasti Papa udah sayang sama dia dan gak tega buat ngembaliin dia lagi,kan?" Tebak Celi.

"Bu-"

"Gila sih! Pake pelet apaan tuh cewek muka dua. Gue yang anaknya aja gak pernah sampai di perhatiin sampai segitunya kali." Monolog Celi memotong ucapan Rion.

Rion menarik lengan Celi, mengundang atensi sang pemilik tangan. "Denger baik baik. Anak papa cuma kamu dan akan terus begitu."

Mendengar ucapan Rion, Celi terdiam. Tak tahu harus menanggapi seperti apa, kenapa dirinya selemah ini? Kenapa ia cepat sekali luluh jika berhadapan dengan Pria didepannya ini?

"Kenapa?"

Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulutnya, dirinya sendiri bahkan tidak tahu kenapa ia menanyakan itu.

"Karena sedari awal anak Papa cuma ada satu."

🌹

Kring.

Suara lonceng yang tergantung di daun pintu toko menyambut Celi yang menekuk wajahnya.

"Kak, pesen cookies nya dua ya! Yang kayak biasa, pesanan dari Alga" Sedetik kemudian Celi memiringkan kepalanya. "Kakak kenal Alga?" Tanyanya memastikan.

"Iya, adek tunggu aja dulu di sana."

Celi mengangguk, mendudukkan dirinya di salah satu kursi kosong. Sambil menunggu, Celi membuka ponselnya, membuka tutup aplikasi yang ada di ponselnya, hingga pilihannya jatuh pada Instagram.

Bosan bermain ponsel, Celi melipat kedua tangannya di atas meja lalu menumpukan kepalanya di atas lipatan tangan.

Mau dipikirkan bagaimanapun, Celi masih saja tetap kesal mengingat kejadian satu jam yang lalu. Dimana dirinya yang sedang asik asiknya menonton kartun kesukaannya, tiba tiba saja empat orang teman Alga datang kerumah dan menyeretnya secara paksa hanya untuk membeli pesanan Alga.

Celi kembali mengangkat kepalanya dan menguap, ia juga merentangkan tangannya tanpa malu.

Tuk!

"Akkh!" Tangan kanannya tiba tiba saja terbentur ke sudut meja karena tepisan kasar dari seseorang.

Celi sontak berdiri dan mengibas ngibaskan tangannya yang terasa nyeri, ia menatap tajam punggung tegap seseorang yang berlalu begitu saja tanpa meminta maaf.

CELI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang