Happy reading!
📓
"Aku gak mau ke Rumah Abang lagi!" Seru Celi begitu turun dari mobil Saka.
Saka melotot ia memasang wajah sok galak di depan Celi. "Siapa juga yang mau lo di Rumah gue?!" Ujar Saka munafik.
Derin yang masih berada di dalam mobil menyembulkan kepalanya keluar. Ia menatap Celi dengan penuh permusuhan, dimata Derin Celi itu saingannya dalam memperebutkan perhatian Maminya.
"Kamu jangan datang datang kelumah aku lagi!"
Celi mendelik. "Dih, siapa juga yang mau datang kerumahmu?!"
"Awas ya kalau kamu datang datang lagi!" Tunjuknya pada Celi, lalu ia beralih menunjuk Saka. "Abang juga! Jangan bawa bawa dia lagi!"
Saka tak merespon, ia mendorong kepala Derin yang menyembul agar masuk kedalam.
"Kalau Abang nyulik nyulik aku lagi, aku aduin Nenek lho ini." Kata Celi mengancam, ia menatap pongah.
Saka mendelik ia mengusap wajah Celi menggunakan tangannya, yang membuat Celi memekik.
"Ih jorok! Tadi Abang bilang habis cebok kan? Huek!"
Saka langsung menoyor kepala Celi. "Itu tangan kiri dodol! Yang gue pake tadi tangan kanan! Gak tahu sih, tadi keknya gue ngupil gak tahu pake tangan mana." Ocehnya memperhatikan kedua tangannya.
Celi memegangi perutnya yang tiba tiba terasa mual. "Huek! Jorok! Aku doain supaya Abang susah dapat jodoh."
Saka tertawa, ia menatap remeh Celi. "Gue udah punya doi kali." Katanya bangga lalu masuk kedalam mobilnya.
"Dah cil~" Ucapnya melambai.
Tiba tiba kepala Derin muncul lagi, ia menatap penuh peringatan kepada Celi.
"Jangan datang lagi kelumahku!" Peringatnya penuh ancaman. Tiba tiba saja bocah itu terpekik di susul tawa keras dari Saka.
"Abang!" Teriak bocah itu memasukkan kembali kepalanya, lalu mobil itu berlalu dari hadapan Celi.
Diam diam Celi bersyukur dalam hati, untung saja bukan pemuda itu yang menjadi Papanya
📓
Celi berjalan masuk kedalam pekarangan Mansionnya, ia menatap aneh pada gerbang mansion yang tumben tumbennya tak di kunci, seingat Celi waktu dia pergi gerbangnya ia kunci lagi. Tapi ini... Ah sudahlah!
Saat kakinya sampai di pintu utama lagi lagi Celi merasa aneh, sejak kapan pintu besar ini terbuka lebar? Seingatnya selama Celi hidup di sini pintu itu tak pernah terbuka selebar itu.
Ia kembali melangkahkan kakinya, terdengar suara seseorang yang marah marah mengisi suasana sunyi di dalam mansion.
Celi mempercepat langkahnya mengikuti asal suara tersebut yang mengarah ke ruang tamu.
"Selama saya pergi apa terus seperti ini?! Untuk apa saya menggaji kalian kalau kalian tidak becus seperti ini?! Bahkan kalian tidak bisa menemukannya dalam jarak waktu yang sudah saya tentukan?!"
Seorang wanita paruh baya tampak murka kepada para pelayan dan bodygoard yang bersimpuh di lantai, sedangkan di sebelahnya ada seorang pria paruh baya yang menenagkan wanita itu.
Mata Celi berkaca kaca, ia berlari riang menghampiri wanita itu.
"NENEK!" Seru Celi sambil tertawa lucu. Merentangkan tangannya bermaksud untuk memeluk. Yang justru mendapat tatapan tajam dari wanita paruh baya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CELI [SELESAI]
FantasyMENDING GAK USAH DI BACA!! KALAU MASIH NGEYEL YAUDAH!! TANGGUNG SENDIRI RESIKONYA🐒 Cerita pertama🐵 harap maklum kalau alurnya melenceng sana sini🐖 Jan di hujat🐷 💌💌💌 "Gue bukannya gak mau berusaha. Sekuat apapun gue berusaha, semuanya percuma...