Celi menatap lurus kedepan, pandangannya tertuju pada kolam ikan di depannya. Dalam bayangan Celi, ia melihat tiga orang anak sedang berdebat di pinggiran kolam itu.
Seorang anak perempuan berjongkok di pinggir kolam, ia memperhatikan anak laki laki di sebelahnya yang memasukkan ikan kedalam kolam itu. Sedangkan anak perempuan satunya lagi sibuk mencelupkan kayu sampai kedasar kolam, tak lama ia melotot.
"Jangan masukkan ikannya kesana!" Teriaknya menghentikan aksi anak laki laki itu yang hendak memasukkam ikan selanjutnya kedalam kolam.
Anak laki laki dan anak perempuan yang masih setia berjongkok itu mengerutkan alisnya bingung. "Kenapa?" Tanya mereka berdua kompak.
Anak perempuan itu menggeleng lucu. "Nanti ikannya tenggelam, kolamnya dalam. Ikannya masih kecil, pasti belum bisa berenang." Ucap anak itu lugu.
Mendengar ucapan lugu itu membuat anak laki laki yang tadinya hendak memasukkan ikan kedalam kolam tertawa keras, sementara anak perempuan yang masih setia berjongkok itu menatap datar anak perempuan yang mencak mencak di tempatnya karena kesal di tertawai oleh anak laki laki itu.
Pandangan Celi kembali teralih pada pohon jambu yang berada tepat di sebelah kolam ikan itu.
Seorang anak perempuan tengah bersedekap dada menatap datar anak perempuan di depannya yang melompat lompat untuk meraih jambu yang terbilang sangat tinggi dan tak mungkin di gapai anak itu.
"Hey! Keponakan! Kesini sebentar."
Anak perempuan yang tadinya asik mengamati anak perempuan di depannya menoleh. Menatap anak laki laki yang berdiri tepat di sebalah batang pohon jambu itu.
Anak perempuan itu menurut, ia berjalan mendekati anak laki laki yang masih setia berdiri di tempatnya.
"Apa?" Tanyanya tak minat.
"Berjongkok." titah anak laki laki itu seenaknya. Anak perempuan itu menurut.
"Disini bodoh!" Maki anak laki laki itu kesal.
Anak perempuan itu melotot tak terima.
"Kamu yang nyuruh aku jongkok! Yah aku jongkok dong!" Sentak anak perempuan itu kesal.
"Jongkoknya bukan di situ! Di sini!"
"Kamu gak ada bilang! Makanya aku jongkok di situ! Ingat, kamu tadi bilangnya cuma jongkok! Gak ada nyuruh aku buat pindah ke situ!"
"Ya makanya aku kasih tahu tadi!"
"Ya jangan nyolot jugalah tolol! Lo ngasih tahunya nyolot banget babi!" Anak perempuan itu tampak gelagapan menatapi sekitarnya.
Celi menggelengkan kepalanya untuk mengusir bayang bayang itu. Sering kali ketika Celi merasa sepi dan sendirian ia mengingat hal hal yang dulu pernah di lakukannya bersama kedua anak itu.
Meskipun begitu bayang bayang itu tak mau sirna.
Dari kejauhan terlihat anak perempuan yang terlihat kesal, wajah tampak kusut dengan tangan yang ditarik tarik oleh anak perempuan lainnya, sementara anak laki laki di belakangnya sibuk melayangkan kalimat godaan kepada kedua gadis itu.
"Ayo kita main di sana Celi!" Teriak anak perempuan yang sedari tadi terlihat antusias.
"Ogah!" Balas ketus anak perempuan berwajah kusut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CELI [SELESAI]
FantasiMENDING GAK USAH DI BACA!! KALAU MASIH NGEYEL YAUDAH!! TANGGUNG SENDIRI RESIKONYA🐒 Cerita pertama🐵 harap maklum kalau alurnya melenceng sana sini🐖 Jan di hujat🐷 💌💌💌 "Gue bukannya gak mau berusaha. Sekuat apapun gue berusaha, semuanya percuma...