[54]. Kembali bertemu.

31K 4.1K 230
                                    

Suara gema langkah kaki terdengar nyaring di sepanjang koridor, gudang sekolah merupakan bagian terbengkalai di SMA Arya. Itu sebabnya tak ada satupun murid yang berani datang kesini

Ditambah lagi, sudah menjadi rahasia umum gudang merupakan markas geng Altras di Sekolah.

Berita buruknya, Alga memanggil Celi ke gudang sekolah melalui perantara Anjani.

Sepanjang jalan ia menghentak hentakkan kakinya kesal, kalian harus tahu seberapa terpaksanya Celi datang ketempat menyeramkan ini, ditambah lagi dengan kenyataan bahwa didalam markas itu hanya terdapat para lelaki.

Dari tempatnya Celi sudah dapat melihat beberapa cowok yang tengah bercengkrama di depan pintu gudang, menghela nafas panjang, Celi mempercepat langkahnya.

"Permisi, kak Alganya ada?"

Meskipun kesal, Celi tidak bisa bersikap gegabah. Ia harus tetap mempertahankan sifat lugunya agar tidak terlalu diwaspadai oleh lawannya.

Salah satu dari mereka menoleh, ia mengangguk. "Ada didalam, masuk aja."

Setelah mendapatkan izin, Celi masuk kedalam gudang. Mulutnya terbuka kecil saat mata abu abu miliknya memandang tampilan dalam gudang yang sangat berbeda dengan tampilan luar.

Bayangan gudang kotor yang penuh dengan debu dan barang tak terpakai tak ada sama sekali. Yang ada di depannya terlihat seperti ruang bersantai.

Tv besar yang terdapat di bagian terdalam gudang dan didepan televisi terdapat karpet bulu bulu yang di atasnya terdapat beberapa bantal, di samping televisi ada kulkas berukuran sedang, tiga kipas angin setia berputar. Ia menggeser sedikit pandangannya kepada sofa yang disusun rapi, dua sofa panjang dan satu sofa single yang diisi oleh Alga, orang yang memanggilnya.

Saat mata mereka berdua bertemu, Celi tak melanjutkan kegiatannya lagi. Ia berjalan lurus kearah Alga yang juga sedang menatap dirinya.

"Kenapa kakak manggil aku?" Celi bertanya tanpa basa basi.

Alga tak menjawab, ia malah mengalihkan pandangannya kepada gelas kecil yang berada diatas meja, ia mengambil gelas itu dan meneguk isinya.

"Kamu yang namanya Celi?"

Suara boriton yang terdengar sangat mengintimidasi mengalihkan atensi Celi, ia terpaku menatap pria berjas hitam formal yang duduk di sofa panjang diikuti oleh beberapa pria lagi yang berpakaian santai.

"Saya tanya sekali lagi, apa benar kamu anak yang bernama Celi?" Suara itu terdengar lagi, kali ini ada kilatan mengancam dimatanya.

Mengerjap pelan, Celi memiringkan kepalanya, menatap bingung pria itu dengan ekspresi yang dibuat semeyakinkan mungkin. "Om nanya saya?"

Pria yang disebelahnya tertawa pelan, ia menggeleng kecil. "Yaiyalah! Siapa lagi kalau bukan kamu? Ada ada aja."

Celi tersenyum kikuk. "Iya om." Mata abu abu miliknya menatap tepat ke manik mata sehitam malam milik pria didepannya.

"Ekhem!"

Deheman keras itu berasal dari pria yang duduk di samping kiri pria berjas formal yang menanyainya. Dari yang Celi hitung, jumlah pria pria ini ada lima orang.

"Kemari." Lambaian tangan itu menghipnotis Celi, ia dengan patuh menuruti, berjongkok didepan pria itu.

Pria berwajah manis itu mengangkat lengan kanannya dan menarik kembali lengan besar miliknya setelah mengambil sesuatu dari kepala Celi.

"Akh!"

Celi terpekik, ia memegangi bagian kepalanya yang terasa nyeri setelah merasa sehelai rambutnya tertarik dari kulit kepalanya.

CELI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang