[4]. Celi

66.6K 7.1K 77
                                    

Happy reading!

📓

Hujan deras mengguyur kota Ederal. Semua orang berteduh mencari kehangatan, mengabaikanku yang sedang duduk diam di kursi taman. Menikmati setiap tetesan air hujan yang jatuh membasahi tubuhku.

Sedih rasanya gak bisa ngapa ngapain. Walaupun aku tahu ini bukan duniaku, yang kutahu sebelumnya. Aku tinggal di kota Pekanbaru, negara Indonesia. Tapi sekarang, aku bahkan gak pernah tahu ada yang namanya negara Zienar, negara paling maju di seluruh dunia. Serius, aku benar benar gak pernah mengerti. Dunia mana yang dimaksudkan orang orang ini?! Bahkan di sini aja gak ada yang namanya presiden jokowi, adalagi boyband korea yang terkenal itu. Bts, mereka juga gak ada.

Padahal di duniaku dulu. Aku sudah membeli berbagai macam album mereka. Koleksi novelku juga, setahuku. Novelku sangat banyak, bahkan kamarku sudah seperti perpustakaan. Dan sekarang aku harus di hadapakan oleh kenyataan, gak bisa bertemu idola(melalui hp) gak bisa curhat ke idola lagi(poster atau foto).

Berbahagilah kalian yang tinggal di duniaku dulu. Aku sedang merindukan kalian, ya Tuhan! Kembalikan aku ke dunia asalku. Aku berjanji, jika kau mengembalikanku, aku akan memeluk dan mengatakan. "Kita berjumpa lagi." kepada semua orang yang kujumpai. huhuhu mengapa dunia begitu kejam?

Lama lama sekitarku menjadi semakin menyeramkan. Tidak ada orang yang lewat lagi, sebegitu lamanya aku duduk disini? Ah, menyedihkan sekali. Niatnya tadi mau jalan jalan sebentar(kabur, yang pada akhirnya menyesal) aku gak pernah membayangkan kalau aku jadi tersesat begini. Helo? Orang Rumah gak nyariin aku gitu? Padahal aku udah ngilang lama lho. Setidaknya Nenek atau Kakekku cemas( sengaja tidak menyebut nama Rion karena merasa kesal selalu di abaikan)

"Huhu.. di-ngi-n.." Cuacanya semakin buruk. Angin berembus kencang, kesannya kayak yang di filim filim horor itulho. Gak ada orang di sekitar, angin keceng banget, hujan deras, hanya kurang satu. Setannya yang gak ada.

Dari kejauhan aku bisa melihat cahaya yang cukup terang semakin mendekat ke arahku. Cahanya sangat terang, sepertinya itu lampu mobil yang mau lewat. Saat mobil itu sudah berhenti tepat di depanku, aku mencoba untuk berdiri(takut di culik)

"Nona!"

Yang tidak kusangka, pengasuhku datang membawa sebuah payung hitam. Dia menggedongku dan mencampakkan payung itu begitu saja, membawaku masuk kedalam mobil.

Samar samar aku bisa mendengar dia bergumam.

"Tuan muda sangat murka..." Sepertinya telingaku sedikit bermasalah karena kepalaku terasa sangat pusing, benda benda di sekitarku terasa seperti berputar. Sebelum semuanya gelap.

📓

Serius ya, aku merasa sangat beruntung mempunyai seorang Nenek yang sangat baik dan perhatian padaku. (gak kayak si itu) saat aku terbangun, hal yang pertamakali aku lihat adalah senyuman hangat Nenek.

"Aaa... buka mulutnya. Pesawatnya segera mendarat."

Yah, meskipun Nenek memperlakukanku seperti ini. Mungkin karena umur arwahku yang sudah menginjak usia delapan belas tahun. Lima belas tahun di kehidupan sebelumnya, tiga tahun di kehidupan baruku. Apakah aku masih pantas mendapatkan perlakuan seperti ini? Rasanya sangat aneh.

"Nenek Celi sudah kenyang." Bubur yang di suapkan Nenek padaku rasanya tidak buruk juga. Melihat perlakuannya padaku ini, selera makanku sudah hilang.

Nenek menurut saja, dia meletakkan mangkok itu di atas nakas. Mengambil selembar tisue, melapkannya ke bibirku. Sungguh Nenek idaman.

"Sekarang cucu Nenek harus istirahat." Nenek menekan tubuhku agar segera berbaring. "Dengarkan kata Dokter? Celi harus banyak banyak istirahat."

Itu memang benar hanya saja...

"Nenek Celi mau minum. Celi haus.." Nenek terlihat seperti terkejut. Lalu tertawa, dia mengambil segelas susu hangat yang di bawanya bersama bubur itu.

"Hahaha. Maaf Nenek lupa."

Tidak apa apa. aku memaklumi kok, Nenek sudah tua, itu merupakan hal yang wajar.

📓

Jangan lupa vote dan komen!

CELI [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang