━━「 12 」━━

168 20 0
                                    

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・┊  ┊  ┊  ┊┊  ┊  ┊  ❀┊  ┊  ✧┊  ❀✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・
┊  ┊  ┊  ┊
┊  ┊  ┊  ❀
┊  ┊  ✧
┊  ❀

Selain Kak Daichi-Kak Yui serta Kak Ryu-Kak Kiyoko, kami mendapat kamar masing-masing, bahkan Kak Tadashi dan Kak Hitoka yang jelas-jelas bertunangan saja masih memiliki akal tidak seperti para pasangan beda kasta itu.

Bentuk kamar kami seperti rumah panggung di pinggir pantai—beberapa kamar bahkan ada yang di atas laut, agak lumayan jauh dari lokasi pesta yang di adakan di dekat dermaga tempat terparkirnya yacht milik Kak Yuu. Awalnya Tuan Narita—atau Kak Kazu menyarankan kami menempati mansion milik keluarganya yang ada di tengah pulau saja, tapi kami menolak dengan keras karena mansion itu tampak menyeramkan meskipun terawat dengan baik. Mungkin karena sehari-harinya tidak ada yang menempati.

Unitku bersebelahan dengan unit Pangeran Shoyo dan Kak Hitoka, aku amat menghindari bersebelahan dengan dua unit pasangan tidak berakal itu karena aku tidak ingin mendengar suara-suara penuh dosa dari kamar mereka.

Aku membuka pintu kamarku yang memang tidak kukunci karena siapa juga yang akan mengambil barang-barangku bila hanya ada kami berenam belas di sini?

"Kenapa kau ikut masuk?" Tanyaku pada Duke Kageyama yang ikut masuk ke kamarku, natural sekali cara berjalannya seperti terbiasa masuk ke dalam kamar orang lain.

Dia duduk di kasurku, sungguh aku tidak peduli, aku mengambil handuk dan piyama dari koperku lalu masuk ke kamar mandi.

━━━━❰・❉・❱━━━━

"Kau belum kembali?" aku mandi selama sejam dan ia masih di kamarku.

"Aku menunggumu."

"Menungguku? Untuk apa?" aku duduk di depan meja rias dan mengeringkan rambutku, dari pantulan cermin aku dapat melihat Duke Kageyama yang berjalan menghampiriku dan membantuku mengeringkan rambut.

Dia ini sungguh aneh, jauh berbeda dari ingatan Miu tentang Duke Kageyama, apa jiwa orang lain juga mengisi tubuhnya seperti aku yang sekarang berada di tubuh Miu?

Setelah selesai mengeringkan rambutku ia memutar tubuhku untuk menghadap ke arahnya, Duke Kageyama makin tampan ya bila dari dekat begini.

"Aku hanya ingin melihatmu sebelum tidur saja." Duke Kageyama tersenyum padaku, bukan senyum tipis atau seringaian mengejek seperti biasa, senyumnya kali ini terlihat tulus sekali.

Jantungku bertahanlah! Kau kan biasa melihat orang tampan sekarang, ayo jangan lemah begini!

Posisi kami masih belum berubah dengan aku yang duduk di kursi meja rias dan Duke Kageyama yang berlutut untuk menyesuaikan tingginya denganku saat berbicara.

Matanya tidak lepas dariku sejak tadi, membuatku merasa diawasi, "Kenapa melihatku terus sih?" aku jengkel padanya yang terus-terusan tersenyum seperti orang idiot begitu, sudahlah senyumanmu lama-lama menyeramkan tau Tuan Duke.

"Kau cantik ya Miu."

Astaga kau buta namanya jika bilang aku gadis yang jelek, lihatlah wajahku yang sempurna ini, juga rambutku yang terlihat mendapat perawatan mahal, ke mana saja kau baru mengakui kecantikan Miu ini.

Aku memutar mata jengah, Duke Kageyama ini ingin merayuku ya? Akan kutunjukan apa itu merayu yang sesungguhnya cih.

Aku punya pengetahuan dari series yang direkomendasikan Kak Asahi.

"Apa aku sungguh terlihat cantik di matamu, Obi?" aku menangkup wajahnya dengan kedua tanganku, dan ia mengangguk membenarkan.

Aku terus melakukan kontak mata untuk melihat reaksinya, wajah Miu ini kan super cantik, pasti ia akan salah tingkah.

Ya harusnya begitu!

Tapi sialan, sepertinya malah aku yang salah tingkah. Tatapan Duke Kageyama sangat dalam padaku. Tidak, ini tidak baik, aku mengalihkan pandangan dari matanya yang berbahaya itu.

Tapi tatapanku malah jatuh pada bibirnya, apa bibirnya memang semerah dan setipis itu sebelumnya ya? Tidak, tidak, ini tidak boleh, sadarlah!

Tapi aku sungguh penasaran dengan rasanya.

Persetan dengan semuanya, biarkan itu jadi urusan nanti, aku mendekatkan wajahku dan mencium bibir Duke Kageyama yang terlihat menggoda itu, sepertinya ia terkejut dari reaksinya yang sedikit tersentak.

Hanya beberapa detik tanpa pergerakan, aku ingin melepas tautan kami tapi tangan Duke Kageyama malah menahan tengkukku, dan ia balas menciumku.

Ini sungguh di luar skenario merayu Duke Kageyama yang aku pikirkan beberapa saat lalu, aku dapat merasakan lidahnya yang membelai bibirku, sungguh kepalaku jadi tidak bisa berpikir dengan jernih.

Aku sadar saat Duke Kageyama mengangkat dan mendudukanku pada meja rias di depan kami, tangannya mengelus punggungku dengan posisi tubuhnya yang berada di antara kedua pahaku yang terbuka lebar, bibirnya masih tak berhenti menciumku dengan lidahnya yang kini ikut masuk ke dalam rongga mulutku, orang ini berlatih ciuman dengan siapa sampai bisa seperti ini sih?

Harus dihentikan, jika begini terus aku tidak akan bisa bernapas, "Nghh.. Tobhi.. tungghu—" suara yang ku keluarkan sangat menjijikan.

Duke Kageyama menghentikan ciuman kami, aku dapat melihat wajahnya yang memerah, aku pun yakin wajahku sama merahnya, dengan tangan yang masih mengalung di leher Duke Kageyama, aku menyembunyikan wajahku pada ceruk lehernya, "Brengsek! Jangan melihatku seperti itu! Ah ini sungguh memalukan."

Lelaki itu hanya terkekeh pelan dan melingkarkan kedua tangannya pada tubuhku.

"Miu aku suka rasamu."

━━━━❰・❉・❱━━━━

━━━━❰・❉・❱━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©ᴘɪɴᴋ-ʀᴜꜱʜ

Love Me ! ; [Kageyama Tobio]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang