━━「 10 」━━

148 23 0
                                    

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・┊  ┊  ┊  ┊┊  ┊  ┊  ❀┊  ┊  ✧┊  ❀✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・
┊  ┊  ┊  ┊
┊  ┊  ┊  ❀
┊  ┊  ✧
┊  ❀

Seminggu telah berlalu sejak kencan terakhirku dengan Duke Kageyama dan sepertinya ajakannya untuk menginap di kediamannya bukan omong kosong belaka, terbukti dari ia yang menjadi sering mengirim pesan padaku.

Ruang obrolan kami yang tadinya didominasi oleh pesan Miu kini berganti oleh pesan dari Duke Kageyama yang dikirim hampir setiap sepuluh menit, benar-benar orang ini sepertinya sungguh tertekan dengan pekerjaannya. Aku akan memohon kepada putra mahkota untuk mengurangi pekerjaan Duke Kageyama supaya ia berhenti menggangguku.

"Dia menelponku! Sungguh keterlaluan, aku tak tahan lagi!" omelku pada ponsel yang sekarang menampilkan nama Tobio dengan hati merah di awal dan akhir namanya.

"Hei aku sedang bermain permainan online! Karenamu aku akan diolok oleh teamku karena membuat kami kalah!" aku bahkan tak mengizinkan ia memberi salam terlebih dahulu, aku sungguh tak peduli.

Setelah keheningan beberapa detik barulah ia menyaut dari seberang sana, "Selamat siang Miu, jadi besok menginap di tempatku?"

Astaga itu lagi! Padahal aku sudah tidak pernah menginap di tempat Kak Hitoka atau di mana pun lagi sejak sore itu, lelah juga bila seperti ini, ia terlalu keras kepala.

"Kau sakit? Biasanya kau tidak seperti ini kan? Kembalilah menjadi Kageyama Tobio yang pendiam dan minim bicara, kumohon!" entah kenapa suara yang keluar dari mulutku terdengar sangat frustasi dan putus asa, mungkin memang Duke Kageyama sudah membuatku nyaris hilang akal.

Terdengar kekehan dari ponselku, mendengarnya saja aku sudah tau bahwa ia sedang tertawa dengan tampan, "Kini giliranku Miu, kau cukup diam di tempat saja dan lihat aku ya."

Aku menghela nafas, tidak paham dengan jalan pikiran lelaki di seberang sana.

"Mina, tolong ambilkan aku es krim ya." pintaku pelan pada Mina supaya iya meninggalkan kamarku.

"Tobio sungguh, kau sungguh amat sangat menjengkelkan, aku tidak mengerti apa pun yang terucap darimu sekarang ini.. dan aku tidak mau menginap di tempatmu apa kau hilang akal? Maksudku itu melanggar kode etis kebangsawanan bukan?" sejujurnya aku tidak ingat pernah ada kode etis seperti itu dalam sejarah kebangsawanan kerajaan ini tapi alasan akan dicari bila ingin terlepas dari sesuatu kan?

"Kau lucu, membawa kode etis bangsawan sementara waktu itu menyuruh Kak Kiyoko untuk hamil an—" tidak tidak tidak.

"Baiklah yang terhomat Duke Kageyama, apa yang anda inginkan dari hamba yang jelata ini?" ia malah tertawa lagi di ujung sana astaga aku jengkel padanya.

━━━━❰・❉・❱━━━━

Disinilah kami sekarang, sebuah pulau pribadi milik teman Duke Kageyama, "Akhirnya sampai!!" aku tersenyum cerah sambil turun dari yacht yang membawa kami ke pulau eksotis ini, ya kami—aku, Duke Kageyama, dan teman-temannya.

Sepertinya Duke Kageyama tidak masalah dengan liburan dadakan ini, buktinya lihat saja wajahnya masih sama seperti sebelumnya tetap datar seperti jalanan yang baru diaspal.

Aku sengaja memintanya untuk mendiskusikan tentang acara 'menginap' ini di rumahku, lalu dengan sengaja pula aku meminta Kak Daichi untuk menimpali obrolan kami dengan alasan 'ia bisa turut serta mengajak Kak Yui dan berkencan sepuasnya tanpa diketahui orang tua kami'.

Duke Kageyama tidak mungkin menolak tawaran Kak Daichi, apalagi ia tau seperti apa kisah cinta menyedihkan kakakku itu. Terakhir untuk menutupi adanya kekasihnya, Kak Daichi turut serta mengajak teman-temannya semasa sekolah dulu.

Aku tarik kata-kataku yang menyebut Kak Daichi menyebalkan, ia adalah kakak terbaik sepanjang masa, berkatnya aku bisa berlibur bersama para lelaki tampan selama lima hari empat malam di pulau pribadi ini.

"Kak Yui-ku ayo berbagi kamar denganku ya." aku berlari dan memeluk Kak Yui yang sedari tadi dimonopoli oleh kakakku.

Aku mendapat tatapan tajam dari Kak Daichi, aku sadar itu tapi aku tidak peduli, biarkan saja pak tua itu.

"Miu maaf ya, aku akan sekamar dengan Daichi." apa aku salah dengar? Aku menatap kakakku dan melihatnya menyeringai dengan sombong, sialan.

"Kakak tidak boleh dengan Kak Daichi kak! dia itu berbahaya seperti satwa liar, kau denganku saja ya kak, aku akan bersikap seperti anak yang baik padamu." mohonku pada Kak Yui, aku bahkan memeluknya seperti orang gila. Aku mohon jangan dengan Kak Daichi, aku tau ia pasti berniat melakukan sesuatu padamu kak, sadarlah.

Kak Yui hanya terkekeh dan mengelus kepalaku lalu berlalu dengan Kak Daichi yang merangkulnya dengan erat. Aku dapat menangkap wajah penuh kemenangan kakakku ketika mereka pergi melaluiku.

"Biar kubawa kopermu" Kebiasan! orang ini selalu saja berbisik di telingaku, "Ya bawa saja, aku ingin mengambil Kak Yui-ku lagi."

━━━━❰・❉・❱━━━━

━━━━❰・❉・❱━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©ᴘɪɴᴋ-ʀᴜꜱʜ

Love Me ! ; [Kageyama Tobio]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang