━━「 30 」━━

118 15 0
                                    

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・┊  ┊  ┊  ┊┊  ┊  ┊  ❀┊  ┊  ✧┊  ❀✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・
┊  ┊  ┊  ┊
┊  ┊  ┊  ❀
┊  ┊  ✧
┊  ❀

Aku sedang bersantai di taman belakang kediaman Viscount Nishinoya bersama Kak Hitoka dan Kak Kiyoko.

Semalam adalah pesta ulang tahun Kak Yuu yang super gila, tidak seperti bangsawan lain yang menggelar acara formal, pesta Kak Yuu lebih terlihat seperti club malam di daerah Roppongi. Sepertinya ia juga memiliki banyak kenalan hingga aula pestanya begitu ramai dan penuh.

Awalnya aku sedikit terkejut tertulis untuk tidak berpakaian formal-maksudnya adalah pakaian bangsawan norak yang biasa kuhindari, diundangan yang Kak Yuu berikan.

Tapi melihat bagaimana keluarga Viscount Nishinoya yang kelihatan santai dan tidak seperti bangsawan kebanyakan, aku jadi paham kenapa sifat Kak Yuu bebas sekali.

"Lihat Kak Shoyo mengirim banyak sekali emotikon menangis" kataku sambil memperlihatkan ponsel yang berisi obrolanku dengan Pangeran Shoyo.

Kak Kiyoko mengambil alih ponselku, sepertinya ia tidak begitu melihat dengan jelas tanpa kacamata yang biasa membingkai wajah cantiknya.

"Apa semalam memang separah ini?" tanya Kak Kiyoko sambil melihat-lihat foto dan video yang ku kirimkan kepada Pangeran Shoyo.

Kak Kiyoko memang tidak ikut berpesta semalam, karena kehamilannya yang sudah menginjak usia delapan bulan ia jadi berdiam diri saja di kamar tamu yang berada di kediaman ini- bersama Kak Ryu tentu saja.

Meskipun Kak Kiyoko memperbolehkan sang suami untuk ikut berpesta demi menghargai tuan rumah, tapi lelaki korban cinta itu tetap menemani Kak Kiyoko semalaman, yah setidaknya kami semua bisa sarapan bersama tadi pagi.

"Apanya yang parah kak? Itu menakjubkan sekali" jawab Kak Hitoka.

Karena Pangeran Shoyo gagal kabur dari istana, jadilah Kak Tadashi juga dilarang oleh atasannya itu untuk pergi.

Pangeran Shoyo sungguh tidak ingin menderita sendirian, dan akhirnya Kak Hitoka bisa dengan bebas berpesta tanpa diawasin oleh tunangannya itu, ia bahkan mabuk berat semalam.

Ya, Kak Hitoka yang terkadang kikuk dan canggung itu benar-benar menjadi orang lain saat sang kekasih tidak mengawasinya. Menarik sekali.

Terlihat beberapa manusia berisik sudah kembali yang entah dari mana aku tidak begitu peduli.

Kak Ryu mengambil posisi duduk di sebelah Kak Kiyoko lalu mengecup dahi istrinya itu dengan mesra, astaga mataku.

Karena tidak ada kursi tersisa di gazebo ini beberapa dari mereka hanya berdiri dan bersender di tiang menyanggah.

"Daichi ingin mengatakan sesuatu" perkataan Kak Koushi membuatku menoleh pada kakakku.

Kak Daichi terlihat menunduk dan sedikit ragu. Apa-apaan itu?

"Aku ingin menikah dengan Yui.." aku membelalakan mataku, benarkah ini?

Kak Hitoka juga terlihat terkejut, sementara Kak Ryu dan Kak Yuu heboh dengan tidak wajar.

Para laki-laki meneriakinya dan melempari kakakku dengan keripik kentang yang sedang berada di genggaman Kak Hisa.

Ah yang paling senang sepertinya Duke Kageyama, dia bahkan tak bisa menahan senyuman lebarnya itu. Dia kan jarang tersenyum saat sedang ramai begini.

Aku tentu saja senang jika kakakku bahagia.

Tapi tidak mungkin semudah itu kan? Bagaimana Ayah dan Ibu?

"Jangan berisik dulu! Dengarkan sampai selesai!" Kak Koushi meneriaki kami semua.

Benar ini aneh, hanya Kak Koushi, Kak Asahi, dan Kak Daichi yang terlihat tidak begitu senang.

".. aku akan menikahinya tapi tidak di sini, mungkin di kerajaan tetangga atau negeri lain yang jauh di utara."

Aku menggebrak meja dengan keras.

"Apa-apaan itu namanya kawin lari!" teriakku dengan keras.

"Kawin lari?" tanya mereka heran padaku.

"Ah maksudnya itu menikah diam-diam.. Kak Daichi tidak boleh! Bagaimana perasaan Ayah dan Ibu nanti kalau kau pergi dari rumah?"

Mereka semua terdiam menatapku dan Kak Daichi, sepertinya ini menjadi pertengkaran antar keluarga.

Mataku mulai berkaca-kaca membayangkannya. Memang pada awalnya hubungan Miu dan Kak Daichi renggang saat menginjak usia remaja, tetapi bagiku Kak Daichi ini kakakku yang berharga, begitu juga orang tuaku

Sejak dulu aku mengharapkan sebuah keluarga yang utuh dan saling menyayangi karena di kehidupan sebelumnya aku tidak mendapatkan semua itu, sebagai Miu-diriku yang sekarang sangat bersyukur bisa hidup di tengah keluarga bahagia.

Tentu saja aku suka Kak Yui, namun kawin lari itu banyak resikonya! Terutama dengan sistem kerajaan dunia ini.

Kak Hitoka merangkulku yang hampir menangis ini, ah jika diperlakukan seperti ini aku malah semakin ingin menangis tau!

"Padahal kau sendiri yang bilang jika rencana Sawamura Miu itu tingkat keberhasilannya tinggi, aku dengar dari Ryu kalau kau menyarankan hal semacam ini padanya, jadi apa salahnya mencoba."

Bodoh, Si Daichi itu tidak mengerti perbedaan masalah mereka ya? Biar bagaimanapun Kak Ryu dan Kak Kiyoko kan bangsawan, berbeda dengan dirinya dan Kak Yui yang rakyat biasa.

Aku berlari memeluk Kak Daichi, dia memang kakak yang sinting, menyusahkan, dan selalu membuatku jengkel.

"Tapi bagaimana dengan nanti kau hidup? Memangnya kau mau memberikan kehidupan miskin pada Kak Yui-ku hah? Dasar orang gila!"

"Oleh karena itu aku ingin membicarakan ini kepada kalian, bantulah aku!" Kak Daichi melerai pelukanku dan mentap teman-temannya yang sedang melihat ke arah kami.

Jika hanya rencana bodoh yang akan keluar dari mulut jelekmu itu awas saja, kak! Aku akan sembunyikan Kak Yui selamanya darimu.

━━━━❰・❉・❱━━━━

━━━━❰・❉・❱━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©ᴘɪɴᴋ-ʀᴜꜱʜ

Love Me ! ; [Kageyama Tobio]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang