━━「 21 」━━

119 17 0
                                    

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・┊  ┊  ┊  ┊┊  ┊  ┊  ❀┊  ┊  ✧┊  ❀✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・
┊  ┊  ┊  ┊
┊  ┊  ┊  ❀
┊  ┊  ✧
┊  ❀


Kepala dan leherku sakit sekali, aku dapat merasakan kepala seseorang di dekat telapak tanganku.

Tunggu, kenapa ada jarum infus di tanganku? Seingatku kemarin malam aku menonton series dengan Duke Kageyama hingga tanpa sadar tertidur hingga larut malam.

Mendengar suara derit pintu kamarku yang terbuka aku meliriknya melalui ekor mataku, itu Kak Kiyoko.

"Kak–" suaraku serak sekali, tenggorokanku kering sehingga terasa sakit saat berbicara.

Kak Kiyoko terkejut melihat kearahku "Miu!! Ibu, Daichi, Miu sudah sadar"

Teriakan Kak Kiyoko membangunkan Duke Kageyama yang ternyata tertidur di pinggir kasurku.

Aku merasakan pelukan Duke Kageyama setelahnya, ia menggumamkan sesuatu yang tidak begitu jelas.

Terdiam aku mengingat mimpi itu, aku yakin itu bukan mimpi melainkan potongan dari ingatan Miu yang baru saja kuingat, ingatan terakhir sebelum Miu pergi dan aku menggantikannya.

━━━━❰・❉・❱━━━━


Kak Chikara memeriksaku, ini seperti mengingatkanku akan hari pertama aku menjadi seorang Miu. Sementara itu Ibu, Kak Daichi, Kak Kiyoko, dan Duke Kageyama menunggu di pinggir ranjangku.

Aku harus bertemu dengan Kak Tadashi segera, aku harus memastikan ingatanku ini padanya karena hanya ia yang tau tentang kejadian itu.

"Kau tidak merasakan sakit apapun Miu?" tanya Kak Chikara yang menyadarkanku dari keterdiamanku.

Menggeleng menanggapinya "Selain leher yang pegal dan kepala yang berdenyut saat bangun tadi sih tidak ada lagi kak"

"Ini seperti waktu itu, keadaan Miu baik-baik saja hanya seperti sedang tertidur panjang, tidak ada gejala aneh pada tubuhnya" lalu Kak Chikara membereskan segala peralatan medis yang barusan ia gunakan untuk memeriksaku.

"Apa ini bisa dilepas? Aku ingin pergi ke suatu tempat" tanyaku sambil mengangkat tangan kiriku yang terdapat jarum infus.

"Jika infus nya sudah habis boleh, tapi ja–"

"Kau mau kemana?" mereka, Kak Kiyoko dan Duke Kageyama menyela perkataan Kak Chikara padaku. Aku menghela napas melihat Duke Kageyama, jujur saja aku saat ini merasa tidak nyaman dengan keberadaannya di sekitarku.

Maksudku, dia seseorang yang mengharapkan kematianku, bagaimana mungkin aku nyaman dengan nya?

"Aku ingin menemui Kak Tadashi, ada yang harus ku bicarakan"

━━━━❰・❉・❱━━━━


Setelah berbagi drama dan perdebatan panjang di kamarku pada akhirnya mereka membiarkanku pergi dengan berbagi syarat, salah satunya adalah Kak Kiyoko yang menemaniku seperti saat ini.

Awalnya Duke Kageyama yang mengajukan diri tetapi aku dengan keras menolaknya karena ia telah mengabaikan pekerjaannya selama tiga hari hanya demi menungguku bangun dari tidur panjangku.

Karena keadaanku yang menurut mereka belum terlalu sehat, akhirnya kami memutuskan bertemu di salah satu kamar hotel milik Kak Asahi.

Ah aku rindu kemewahan penthouse di lantai paling atas gedung hotel ini.

Untung saja aku tidak pergi dengan gaun heboh seperti biasanya, hari ini aku diperbolehkan memakai pakaian tebal dan hangat.

Kak Kiyoko membuka pintu hotel dan aku dapat melihat Kak Tadashi yang sedang duduk minum teh di kursi yang menghadap jendela besar kamar ini.

Pasti ia sedang sibuk, aku jadi merasa tidak enak memintanya datang begini, tapi jika harus menunggu satu hari lagi aku tidak bisa, aku harus segera tau kebenarannya.

"Kalian duduklah, aku sudah memesankan camilan untuk kalian" aku melirik troli yang berisi banyak makan kesukaan Miu yang waktu itu ia beritahu pada Kak Tadashi.

Miu suka makanan olahan keju dan kurasa hanya Kak Tadashi yang mengetahuinya, selama aku menjadi Miu yang mereka ketahui adalah Miu menyukai coklat yang mana sebenarnya coklat adalah makan kesukaanku, Miyawaki Eri.

Aku duduk bersebelahan dengan Kak Tadashi, melirik Kak Kiyoko yang sedang meminum teh di seberangku, aku tak yakin akan membicarakan ini dengan adanya Kak Kiyoko di sini, tapi Kak Kiyoko juga tidak akan pergi dari sisiku.

Apa boleh buat, aku menghela napas dan melihat ke arah Kak Tadashi yang sedari tadi seperti menungguku bicara.

"Kak, aku ingin menanyakan sesuatu, untuk sekedar memastikan ingatan mana yang nyata dan mana yang mimpi"

Lalu setelahnya aku menceritakan segala yang kualami di mimpi itu, Kak Tadashi dan Kak Kiyoko mendengarkanku dengan seksama.

"Jadi alasanmu selama ini bersikap berbeda adalah karena kau tidak yakin mana kenyataan dan mana mimpi ya" gumam Kak Tadashi yang masih bisa kudengar.

Aku mengangguk membenarkan perkataannya meskipun alasan sebenarnya adalah karena aku bukan Sawamura Miu yang selama ini dia kenal.

Kak Tadashi menatapku dengan serius "Semua, setiap detail, segala hal dan kejadian yang barusan kau bilang padaku itu nyata, Miu"

Yang paling terkejut adalah Kak Kiyoko, ia baru mengetahui hal ini.

"Tobio sungguh berkata seperti itu pada Miu?" tanya Kak Kiyoko untuk memastikan semuanya, dan Kak Tadashi hanya mengangguk membenarkan.

Tapi sepertinya itu tidak sepenuhnya salah Duke Kageyama, maksudku Miu lah yang memancing emosi Duke Kageyama terlebih dahulu.

Tapi jika mengalami posisi menjadi Miu seperti mimpi itu, aku dapat merasakan emosi pada diri Miu, perasaan kecewanya dan rasa sakit yang ia dapat dari petunangannya dengan Duke Kageyama, semua bercampur menjadi kesedihan yang membekas hingga aku terbangun.


━━━━❰・❉・❱━━━━

━━━━❰・❉・❱━━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

©ᴘɪɴᴋ-ʀᴜꜱʜ

Love Me ! ; [Kageyama Tobio]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang