✎ . . . 𝑬𝒑𝒊𝒍𝒐𝒈𝒖𝒆. ˎˊ˗

182 16 0
                                    

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・┊  ┊  ┊  ┊┊  ┊  ┊  ❀┊  ┊  ✧┊  ❀✧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧ *:・゚✧:・゚✧ *:・
┊  ┊  ┊  ┊
┊  ┊  ┊  ❀
┊  ┊  ✧
┊  ❀

Tiga tahun berlalu sejak pernikahanku, banyak hal yang terjadi setelahnya.

Kak Daichi dan Kak Yui mengirim surat dengan beberapa foto Akira—anak mereka sekaligus keponakanku yang beranjak tiga tahun, sepertinya aku akan mengirim kado kalau memungkinkan mengingat ulang tahun Akira sebentar lagi.

Aku harap Kak Daichi bisa segera pulang dan kita dapat merayakan ulang tahun Akira bersama tahun ini.

Kak Kiyoko juga baru saja melahirkan putri keduanya, aku yakin Kak Ryu akan mencoba lagi sampai mendapat anak laki-laki, percaya padaku.

Lalu ada juga Kak Chikara yang bekerja sama dengan perusahaan Kak Koushi untuk menerbitkan sebuah buku tentang dunia medis supaya para rakyat biasa dapat melakukan pengobatan darurat tanpa harus ke dokter dengan biaya yang besar.

Aku bangga sekali padanya, tidak seperti Kak Hisa yang malah membuat aplikasi untuk penduduk kerajaan bergosip secara anonim. Tapi sayangnya aku juga mengunduh aplikasi penuh dosa itu di ponselku.

Tidak ada yang berubah dari Kak Kazu dan Kak Asahi, mereka tetap kaya raya bahkan sepertinya lebih kaya karena properti mereka bertambah dari tahun ke tahun.

Yang paling tidak terduga adalah Kak Yuu, ia dijodohkan oleh kakeknya dengan seorang gadis yang ternyata adalah orang yang sangat anti dengan dirinya saat di akademi dulu.

Aku ingat pesta pertunangan mereka berakhir ricuh karena gadis itu kabur saat proses pertukaran cicin dilaksanakan—yah tapi setelah beberapa saat ia datang lagi dengan diseret oleh beberapa orang berseragam, aku suka menonton drama kehidupan secara langsung.

Di lain sisi pernikahan Kak Hitoka dan Kak Tadashi akan dilaksanakan dua bulan lagi, Pangeran Shoyo yang masih belum mendapat kepastian dari pujaan hatinya di negeri tetangga awalnya tidak memperbolehkan bawahannya—alias Kak Tadashi untuk menikah duluan.

Siapa yang akan menasihati putra mahkota bila penasehatnya sendiri saja tidak ia dengarkan? Tentunya Kak Koushi!

Setelah mendengar ceramah panjang serta berbagi umpatan dari mulut lelaki itu akhirnya Pangeran Shoyo dengan berat hati mengizinkan Kak Tadashi untuk menikah.

Sementara Kak Kei, ia masih single seperti biasa, aku tidak ingin membahasnya, ia menyebalkan karena berkata aku mirip babi ketika sedang hamil begini.

"Tobio, Kak Kei kembali mengejekku dan bilang aku seperti hewan ternak gemuk berwarna pink itu!" aku mengadu pada suamiku yang sedang menonton pertandingan voli di layar besar ruang teater kami.

Ah ada teman-temannya juga yang berkunjung hari ini, aku tidak masalah dengan yang lain tapi sepertinya selama aku hamil Kak Kei tidak boleh masuk dalam radiusku.

"Tidak apa Miu, kau adalah babi paling cantik dan menggemaskan yang pernah ada" ujarnya tanpa mengalihkan pandangan dari pertandingan yang sedang ia tonton.

"Kau bilang aku babi?! Tobio yang di dalam sini itu anakmu bukan seloyang kue coklat—"

"Kau habis makan seloyang kue coklat Miu, kue itu ada di dalam sana." Kak Hisa menyela ucapanku.

"Diam kau lelaki tukang gosip tidak berguna! Pokoknya Tobio kau itu suami yang tidak berperasaan" ucapanku kututup dengan aku yang menenggak susu hingga kandas.

"Eh? Sudah kubilang kan, kau akan muak dengan Tobio, aku adalah testimoni yang sudah berteman dengannya bertahun-tahun." kata Kak Kei padaku yang sedang membuka toples cookie buatan Lady Tanaka.

"Ya aku setuju, Tobio itu memuakkan, aku mengerti perasaanmu Kak Kei."

Mendengar ucapanku, suami menyebalkan ku itu memusatkan perhatiannya nya padaku dan mengalihkan pandangan dari service yang dilakukan oleh pemain voli bernomor 11 yang sebelumnya menyita perhatiannya.

"Tidak, tunggu Miu! Aku tidak bermaksud bilang kau adalah bab—maksudnya hewan pink gemuk, dan kenapa kau dan Kei sialan itu mengejekku? Kacamata bodoh itu yang membuat pertengkaran ini terjadi Miu sadarlah!" protes Duke Kageyama padaku.

"Tobio brengsek! Kau tidak lihat aku sedang hamil? Ada anakmu di dalam sini, jangan berkata kasar atau anakmu yang suci ini akan mendengarnya!"

Aku kembali mengunyah cookies coklat kesukaanku ini, lalu aku melihat pantulan wajahku di ponsel, sepertinya benar aku bertambah gemuk.

Lalu aku ikut memperhatikan pertandingan voli yang sedari tadi kami tonton, kalau dilihat sepertinya bermain voli itu asik ya?

"Aku ingin bermain voli."

"Jangan aneh-aneh Miu kau itu sedang hamil tujuh—tidak, delapan bulan." Kak Koushi berkata padaku. Aku menghela napas, kenapa emosiku jadi gampang turun naik begini ya? Sekarang aku merasa sedih karena tidak bisa beraktivitas semauku.

"Kalian bisa mengangkatku sehingga aku tidak perlu melompat seperti itu kan?"

Mereka semua seperti menatap horor kepadaku, astaga aku hanya ingin bermain voli karena memukul bola dengan tangan terlihat seru.

"Tetap tidak bol—"

"Diam suami bodoh! Aku tidak ingin mendengar suaramu."

━━━━❰・❉・❱━━━━

Sebagai ganti bermain voli, Kak Hitoka mengajakku untuk bermain golf.

Aku tidak begitu mengerti bagaimana cara bermainnya tapi karena ini pertama kalinya aku melihat seseorang bermain golf aku jadi bersemangat.

"Kak kau terlihat keren dari belakang sini" teriakku pada Kak Hitoka memastikan agar ia mendengar perkataanku karena aku sedang duduk di tempat teduh yang cukup jauh dari Kak Hitoka.

Lalu Kak Hitoka memberikan jempolnya padaku sebelum kembali fokus pada permainannya.

Aku merasakan seseorang memelukku dari belakang, dari aroma dan posturnya tentu saja aku tau ia adalah suamiku. Rupanya dia menyusul.

"Sudah tidak marah padaku?" Aku menggeleng sebagai jawaban.

"Tobio, kau sungguh mencintaiku?"

"Kenapa bertanya pertanyaan yang sudah pasti, tentu saja Miu aku mencintaimu" aku mendengar ia sedikit tertawa.

Aku terdiam, "Tapi bagaimana jika aku bukan Miu" gumamku pelan yang masih bisa terdengar olehnya.

Duke Kageyama membalikan badanku sehingga aku menghadap ke arahnya.

"Mau kau Miu atau bukan, itu tidak mengubah fakta bahwa kau istriku, aku mencintaimu dan calon anak kita jadi berhentilah memikirkan sesuatu berlebihan seperti itu"

Selanjutnya adalah ia mencium bibirku, ketika akan membalas ciumannya terdengar suara setan tak diundang.

"Tidak seru sekali drama rumah tangganya sudah usai."

"Tobio selama aku hamil teman-temanmu kecuali Kak Asahi tidak boleh menemuiku."

Duke Kageyama kembali memelukku dan mengangguk menyetujuinya.

━━━━❰・❉・❱━━━━

©ᴘɪɴᴋ-ʀᴜꜱʜ

Love Me ! ; [Kageyama Tobio]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang