1. 3 - In Club

6.2K 424 1
                                    

1. 3 - In Club

•••••

Selama seminggu ini semua berjalan semestinya, tidak ada yang istimewa bagi Elrick. Ia fokus bekerja karna tidak ada yang harus dilakukan selain kerja, kerja dan kerja. Selama seminggu ini juga Elrick terus memantau perusahaan Parker harap-harap bisa bertemu dengan wanita cantik yang sudah membuatnya terpesona, Qiana Ethelyne Parker.

Namun, selama seminggu ini juga ia tak mendengar kabar dari rekan bisnisnya itu. Qiana juga tidak pergi ke kantor selama seminggu ini, mungkin.

Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, tapi Elrick belum ada tanda-tanda ingin pulang dari kantornya. Sedangkan Darren sudah menggerutu di mejanya karna akan batal lagi kencan dengan pacarnya.

“Tuan, apakah belum ingin pulang?” tanya Darren karna masih ada kesempatan untung pulang cepat. Bosnya masih berkutat dengan kertas yang menghasilkan pundi-pundi rupiah.

“Pulanglah lebih dulu, aku tau kau ada kencan” Elrick membalas tanpa menoleh. Darren akan selalu seperti ini jika akan kencan. Biasanya ia tak keberatan jika Elrick lembur bekerja.

“Lalu tuan bagaimana?” ujar Darren tak enak hati bila meninggalkan bosnya.

“Tak apa sebentar lagi aku pulang” tampaknya pria ini akan menyelesaikan tugasnya karna ia sedang merapikan kertas-kertas yang berantakan dimejanya.

“Baiklah” pamit Darren sebelum ia keluar ruangan Elrick.

Saat Elrick keluar dari ruangannya, ternyara Darren masih ada di mejanya. Pria ini tampaknya tidak enak hati jika meninggalkan Elrick. Sebenarnya Elrick tak masalah jika ditinggalkan, toh ini bukan pertama kalinya ia lembur.

“Kenapa kau belum pulang?” tanya Elrick kepada sahabatnya.

“Kencanku dibatalkan. Pacarku sudah pergi dengan teman-temannya” jawab Darren lesu. Saat ia kembali ke mejanya dan melihat pesan dari pacarnya bahwa mereka harus membatalkan kencan mereka malam ini. Siapa yang tidak kesal karna kencannya batal, sudah seminggu ia tak bertemu pacarnya karna pekerjaannya yang sibuk. Dan biasanya malam ini akan jadi pertemuan mereka setelah seminggu hanyut dalam pekerjaan. Bukan tanpa alasan kencan mereka batal, ternyata pacarnya ingin have fun dengan sahabat-sahabatnya.

“Minum?” tanya Elrick mengajaknya.

Fine” keduanya pun keluar dari kantor dan melajukan mobilnya menuju club yang sering mereka kunjungi.

Seperti suasan club lainnya, ramai, asap rokok, minuman, wanita, joget sudah menjadi pemandangan yang tak asing lagi bagi mereka. Tidak sembarangan orang yang masuk kedalam club ini, well kecuali kalian berdompet tebal.

Saat diperjalanan menuju club tadi, Darren juga menelpon temannya yang lain untuk bertemu bersama. Mereka juga teman Erick jadi tidak masalah jika menambah rombongan. Mereka juga tak menolak.

Hallo dude. Nice to meet you” sapa laki-laki berkemaja navy tanpa dasi. Felio Dranatama, pria beristri dengan satu anak. Ia sama kayanya dengan Elrick. Felio tidak datang sendiri, disampingnya ada sang istri yang menemaninya. Mereka berpelukan gentle karna sudah lama tidak bertemu.

“Mengapa kau mengajak istrimu dude, kita ingin minum-minum bukan bermain wanita” Justin, Justin Atkinson bertanya setelah melepaskan pelukannya. Pria berjiwa bebas ini tak ada bedanya dengan Elrick, senang bermain wanita.

“Tidak, ia akan pergi bersama teman-temannya. Temannya juga ada di club ini” bela Felio tidak ingin disebut bucin oleh teman-temannya.

“Kau disini Elrick. Tante Vanilla terus mengeluh kepada ibuku jika kau terus bermain jalang” pernyataan Bianca Dranamata, ya istri Felio yang tak lain adalah sepupu Elrick. Exactly, anak dari kakak Vanilla, ibu Elrick.

Can I Call You Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang