2. 7 - Answer

3.3K 225 13
                                    

2.7 - Answer

•••••

Dikehidupan Elrick, ia tidak pernah berpikir untuk menikah, menyiapkan pernikahan yang merepotkannya, atau bahkan mempunyai bayi yang harus ia urus nantinya. Ia hanya berfikir bagaimana menghasilkan uang, menghabiskan uang, dan mendapatkannya kembali. Untuk urusan nafsunya, ia bisa membayar wanita bayaran atau menerima para wanita yang bersedia melemparkan tubuh mereka dengan suka rela. Menikah tidak pernah ada didalam pikirannya sama sekali. Tapi itu dulu, sebelum bertemu dengan Qiana, wanitanya sekarang, besok dan nanti. Dan disinilah ia, menunggu jawaban dari wanitanya.

“Apa jawaban dari lamaranku?” tanya Elrick setelah mengingat salah satu hal yang membuatnya ingin cepat kembali. Ia menatap wanitanya sambil memeluk pinggang rampingnya. Menatap dengan penuh harap.

Sesaat, Qiana menatapnya terdiam, “Bagaimana jika aku menjawab ya?” ia mengusap rambut lebat Elrick yang masih sedikit basah.

“Tentu saja aku akan membuat acara lamaran yang mewah. Apalagi jika kamu menginginkan pernikahan, aku akan mempersiapkan detik ini juga” jawab Elrick antusias.

Qiana menganggukkan kepala, ia yakin itu, “Bagaimana jika aku menjawab tidak?” tanya Qiana lagi.

Elrick sedikit merubah raut wajahnya, “Kamu sudah pasti tau jawabannya sayang, aku tidak akan melepaskanmu. Aku akan memaksamu hingga kamu mengatakan ingin menikah denganku” Elrick berbicara sedikit ketus karna tidak suka dengan pertanyaan wanitanya.

“Lalu mengapa kamu bertanya jika akhirnya memaksaku juga?”

“Itu karena aku mencintaimu, menghormatimu dan mendambakanmu. Aku ingin jawaban yang tulus dari hatimu” jelas Elrick.

Lagi, Qiana mengangguk kepalanya, “Haruskah sekarang?” sedari tadi Qiana terus melemparkan pertanyaan.

“Tidak ada bedanya jawab nanti dan sekarang, aku sudah memberimu waktu. Aku akan memaksa jika jawabanmu tidak sesuai dengan keinginanku” Elrick mengambil tangan Qiana yang mengelus rambutnya dan mencium tangan wanita itu dengan sayang.

Qiana mendelik, “Cih, pemaksa” dengusnya kembali menatap layar besar didepannya.

“Ayo sayang, katakan apa jawabannya” rengek Elrick tidak sabar.

Qiana bertanya dengan santai seolah mereka sedang kuis tanya-jawab, “Kamu ingin aku menjawab apa?” ia ingin menggoda pria pencemburunya lebih lama.

Elrick bangkit dari rebahannya dan duduk bersila disamping wanitanya, “I want you to say yes” ia mengucapkannya dengan yakin.

“Aku menjawab tidak” Elrick hampir saja melontarkan kalimat protes, “Tidak menolak lamaranmu” Qiana melanjutkannya dengan terkekeh karena Elrick memasang wajah yang menggemaskan, menurut Qiana.

What?” tanya Elrick belum puas. Ia kesal karena Qiana menggodanya.

“I say yes Mr. Richardson” gemas Qiana karna tak ingin membuat prianya marah.

Really” raut wajahnya yang semula kesal berubah bahagia.

Qiana menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Elrick langsung saja memeluk wanitanya erat. Tidak sabar menjadikan wanita didekapannya ini menjadi istrinya.

“Aku mencintaimu, Mrs. Richardson” Elrick menahan sesak didadanya karena bahagia.

“Aku juga mencintaimu, Mr. Richardson” balas Qiana mengusap punggung prianya.

Sejujurnya, Elrick tidak menyangka jika Qiana akan menerima lamarannya secepat ini. Awalnya ia sedikit takut karena wanitanya tidak pernah menunjukkan perasaannya dengan Elrick secara berlebihan. Berbeda dengan ia yang pencemburu jika wanitanya berdekatan dengan pria, ia yang posesif jika wanitanya berinteraksi dengan pria, ia yang manja dengan kehadiran wanitanya. Ya, secinta itu Elrick dengan Qiana.

Can I Call You Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang