2. 9 - Angry and Happy

3.4K 226 6
                                    

2. 9 - Angry and Happy

•••••

“Kita bertemu lagi, Qiana” ujar seseorang dibelakangnya membuat ia menoleh. Berliana, wanita yang mengaku dihamili Elrick datang menghampirinya. Wanita itu menggunakan dress ketat merah menyala tanpa lengan dan punggung terbuka tanpa penghalang. Belahan disisi kiri dress itu membuat pahanya terlihat jelas, mungkin hanya tertutup sejengkal dari pinggangnya. Dan, jangan lupakan perutnya yang sedikit menonjol karena kehamilannya.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Qiana datar. Ia tidak ingin memberi wajah kepada wanita yang sudah jelas mengebarkan bendera perang kepadanya.

“Tentu saja mendatangi pesta temanku” ejek Berliana. Ia tersenyum sinis saat penampilan Qiana yang tidak lebih sexy darinya.

“Temanmu? Ziana temanmu?” tanya Qiana tak percaya.

“Benar, ia adalah temanku” jelasnya dengan bangga. Melipat kedua tangannya didada. Qiana bisa dengan jelas melihat belahan payudara wanita itu.

Qiana terkekeh geli, “Oh aku tak menyangka jika Ziana berteman dengan jalang sepertimu” ujar Qiana singkat dan melanjutkan memakan kuenya.

Berliana tampak emosi, “Kau tau, aku tak akan melepaskan Elrick” ujarnya tajam.

“Kau juga tau jika aku tak akan membiarkanmu merebut Elrick dariku” Qiana hanya menjawab dengan santai.

“Justru itu kalimat untukmu, kau yang merebut Elrick dariku, bitch” geram Berliana.

“Justru kau berpikir, jika Elrick tidak menginginkanmu lagi” Qiana sengaja memancing emosi wanita gila dihadapannya ini.

“Itu karnamu, bitch” geram Berliana. Ia benci saat melihat Qiana hanya meladeninya dengan santai. Berbeda dengan ia yang sudah berang dengannya. “Jika Elrick tidak bisa menjadi milikku, maka tak akan ku biarkan wanita lain memilikinya juga” smirk terlihat jelas dibibir Berliana.

“Tapi sayangnya dia sudah menjadi priaku” dengus Qiana. Pandangan remeh ia berikan kepada wanita didepannya.

Bitch

Bruk

“Awsh”

Umpatan Berliana disertai dorongan dibahu Qiana. Qiana tersungkur ditanah berumput setelah pinggulnya mengenai ujung meja. Ia terkejut kala Berliana mendorongnya. Ia tidak siap.

Kejadian itu menjadi perhatian tamu undangan yang ada disana. Elrick yang sedang berbincang dengan teman semasa kuliahnya berlari cepat saat tau jika wanita yang menjadi pusat perhatian semua orang disini adalah Qiana, wanitanya.

“Qiana, sayang kamu tidak apa-apa?” ujar Elrick panik kala raut wajah wanitanya kesakitan. Ia membantu wanitanya berdiri.

“Aku tidak apa-apa” jelas Qiana berpegangan dilengan pria itu.

Elrick mengalihkan perhatiannya kepada wanita yang berdiri didekat mereka. Sorot matanya berubah tajam kala melihat siapa pelakunya.

“Apa yang kau lakukan disini” geram Elrick, tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Berliana, wanita yang mengaku sudah dihamili olehnya.

“Elrick, dia yang mau mendorongku. Tapi aku menghindar, jadilah ia yang terjatuh” jelas Berliana ragu. Ia takut semua orang menghakiminya. Jelas sekali dari tatapan orang-orang disana.

“Aku tak perduli jika kau yang terjatuh. Kau sudah membuat wanitaku terjatuh sialan” Elrick berkata dengan tajam. “Pergi” ujarnya.

“Elrick” Qiana yang sedari tadi terdiam memanggilnya, “Darah” ia merasa ada yang keluar dari paha dalamnya dan bajunya sudah ternodai warna merah dibagian bawah.

Can I Call You Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang