2. 5 - Come Back

3.3K 202 5
                                    

2. 5 - Come Back

•••••

New York, 18:08

Elrick segera turun setelah pesawatnya landing dengan selamat. Ia buru-buru menghidupkan ponsel berharap setelah ponselnya diaktifkan ada pangilan masuk dari Qiana. Namun sampai sinyalnya stabil tidak ada satupun panggilan maupun pesan dari wanitanya. Tidak hanya itu, ia juga sudah menghubungi nomor kantornya dan sang sekretaris mengatakan bahwa Qiana tak masuk kerja hari ini.

Mungkin ia tak akan kalang kabut jika Qiana tidak menjawab panggilannya beberapa menit semenjak ia hubungi. Tapi 3 jam sebelum ia berangkat, ditambah 5 jam perjalanan dari London ke New York bukankan tidak mungkin jika wanitanya tidak memegang ponsel selama 8 jam. Dan asumsi Elrick, ponsel Qiana tidak dimatikan tapi seperti sengaja di silent.

“Mansion keluarga Parker” ujar Elrick memerintah supirnya. Ia sudah memerintah Darren untuk pulang dengan taxi karena ia akan menuju mansion Qiana. Ia harus segera menemui wanitanya supaya kekhawatirannya tidak menjadi-jadi. Ia resah, takut wanitanya sudah melihat siaran semalam dan salah paham. Mengapa juga ia lupa menjelaskan kepada wanitanya kemarin supaya tidak terjadi hal seperti ini.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya satpam di mansion Qiana. Mobil Elrick sudah berada didepan gerbang yang menjulang tinggi.

“Saya ada kepentingan dengan Mrs. Parker” satpam itupun segera membuka gerbang karna sudah mengenal pria didepannya ini.

“Pulanglah terlebih dahulu” ujar Elrick kepada supirnya.

“Baik tuan” jawab supir patuh dan meninggalkan pekarangan mansion Qiana.

Ting ting

Tak lama bel dibunyikan pintu terbuka, “Maaf, tuan mencari siapa?” tanya pelayan yang biasa membukakan pintu.

“Apa Qiana ada didalam?” tanya Elrick ragu.

“Ada tuan, silahkan masuk” ujar pelayan itu mempersilahkan Elrick masuk. Elrick merasa dejavu dengan kedatangannya hari ini, ia merasa seperti merasakan saat 1 bulan mengenal Qiana dan saat itu berkunjung ke mansion ini.

“Elrick” suara yang Elrick rindukan selama 2 hari ini. Ia bangkit dan melihat Qiana berjalan menujunya. Tidak ada raut wajah marah yang ditampilkan Qiana. Apa mungkin Elrick yang terlalu khawatir?

“Sayang” tanpa membuang waktu Elrick segera memeluk wanitanya dengan erat.

“Kamu baru sampai?” tanya Qiana karena melihat Elrick yang masih memakai kemeja tanpa dasi, dan jas yang tersampir dibahu lebarnya.

“Kenapa kamu tak menjawab panggilanku, aku sudah menghubungimu ratusan kali bahkan sekretarismu mengatakan kamu tidak ke kantor” tanya Elrick beruntun sambil memegang pundak Qiana. Wajah frustasinya tidak bisa disembunyikan.

“Ponselku hilang, aku lupa menaruhnya dimana. Dan, tak ada meeting hari ini jadi aku di mansion menemani Queen” Qiana menjawab 1 per 1 pertanyaan Elrick, tidak tau Elrick hampir gila karenanya.

“Kamu membuatku khawatir sayang” ia kembali memeluk wanitanya.

“Ekhem, ada yang lagi melepas rindu ternyata” ejek seorang pria, Qiano. Sebenarnya Qiana, Queen, kakaknya dan kedua orangtuanya sedang makan malam bersama. Tiba-tiba pelayan mengatakan jika ada seorang pria yang ingin menemuinya jadilah ia menemui pria itu yang tak lain adalah Elrick.

“Daddy” teriak Sannya sambil berlari kearah Elrick. Tampaknya mereka sudah menyelesaikan makan malam karna dibelakang Sannya ada kakek-neneknya yang juga menghampiri mereka.

Can I Call You Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang