3. 1 - Vanilla

4.9K 352 88
                                    

Follow gue woi, sedih banget kalian baca, tapi gak follow huuu :(

Btw, happy 1k vote for me hihi, seneng banget. Makasih yaa❤

3. 1 - Vanilla

•••••

Seperti rutinitas biasa, pagi ini Elrick sudah berada di kantornya. Ia akan mengadakan meeting penting bersama Qiana, Qiano dan klien yang bersangkutan demi kelangsungan kerja sama dengan Parker Company. Ia dan wanitanya juga berangkat bersama setelah mengantar Sannya ke sekolahnya. Ya, gadis kecil itu sudah memasuki sekolah dasar yang jaraknya tak jauh dari kantor Elrick.

Seperti saat ini, mereka sudah berkumpul di ruangan rapat dan sedang memfokuskan perkembangan kerja samanya. Dihadapannya ada Qiano serta Qiana yang saat ini sedang  memperhatikan presentasi didepannya. Bukannya fokus dengan penjelasan sekretaris Qiano, ia malah mencuri pandang kepada wanitanya yang sangat cantik dan anggun dibalik kemeja abu satin dan rok satin ketat berwarna hitam. Dibalik sanalah keindahan wanitanya yang hanya akan dinikmatinya olehnya. Ah, memikirkannya membuat Elrick ingin menghentikan meeting ini dan membawa wanitanya kembali ke apartemen.

Sejujurnya Elrick sudah melarang wanitanya untuk berhenti bekerja mengingat Qiana sedang mengandung benihnya. Toh ia juga masih bisa menghidupi wanitanya bahkan sampai cucu-cucunya nanti. Namun, teringat percakapannya dengan Qiana saat di ruangannya pagi tadi.

“Lebih baik jika kamu berhenti bekerja, sayang. Aku tak ingin terjadi sesuatu dengan kamu dan bayi kita jika kamu kelelahan. Hm?” Elrick berdiri tegak dihadapan Qiana yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

No Elrick. Aku masih ingin bekerja, kami tidak apa-apa, okay? Trust me” Qiana merayunya dengan tatapan sayu dan tidak lupa lengannya yang sudah dilingkarkan dileher Elrick.

See, kamu selalu berhasil merayuku, sayang” ujar Elrick membalas pelukan wanitanya dengan sedikit membungkuk.

Yes, it’s me” balas Qiana menggodanya dengan senyum manis.

Entah siapa yang memulai keduanya telah berpagutan dengan intens. Bagi Elrick mencium wanitanya tidak akan pernah puas. Jadi, sebelum ia semakin bernafsu akan lebih baik jika ia menghentikannya.

Dan, panggilan Darren, sang sekretaris menghentikan kegiatan mereka. Lalu keduanya bergegas ke ruangan meeting bersama.

Drrr Drrtt

Lamunan Elrick buyar seketika kala ponsel Darren bergetar diatas meja, “Maaf, Anda bisa melanjutkannya” ujar Darren tidak enak kepada kliennya yang terganggu dengan dering ponselnya. Lalu mereka memfokuskan kembali kepada penjelasan didepan sana.

Darren menampilkan nama pemanggil kepada Elrick dan diizinkan pria itu untuk mengangkat telponnya. Ia segera bergegas keluar ruangan karna sepertinya panggilan ini sangat penting.

Tak lama Darren keluar ruangan, ia masuk kembali dengan tergesa-gesa sampai menimbulkan bunyi decitan pada pintu yang ia buka. Hal itu juga membuat perhatian mereka disana teralihkan kepada Darren. Sungguh meeting yang sedikit kacau.

Pria itu mendekati Elrick dan berbisik, “Nyonya Vanilla kecelakaan”

“Apa?” Elrick tersentak, ia terkejut. Rasa paniknya tanpa bisa ditahan kala mengerti maksud dari kalimat yang dilontarkan sekretarisnya. Jantungnya berdegup kencang memikirkan kemungkinan-kemungkinan negatif yang ada.

Hal itu juga membuat klien yang ada disana menatap penasaran kepada kedua pria itu, termasuk Qiano dan Qiana.

Tanpa pamit Elrick bergegas keluar ruangan dengan langkah panjangnya.

Can I Call You Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang