2. 3 - Insiden

3.3K 195 2
                                    

2. 3 - Insiden

•••••

Elrick sedang berada di kamar hotelnya. Ia baru saja menyelesaikan mandinya untuk bersiap ke acara Mr. Petter. Sekarang sudah menunjukkan pukul 20:23 yang artinya acara sudah dimulai. Elrick memang sengaja datang terlambat karna tak ingin berlama-lama disana. Selain itu, ia juga ketiduran setelah mengunjungi perusahaan XPO Logistics sore tadi.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu terdengar di kamarnya. Sepertinya Darren, sang sekretaris yang sudah menunggunya sedang tadi.

“Apa masih lama?” tanya Darren mencoba mengatur nadanya untuk tidak ketus. Ia sudah bolak-balik ke kamar bosnya.

Elrick tak menjawab dan kembali masuk ke kamarnya disusul Darren, ia mengancingkan kemejanya sampai selesai. Lalu mengambil jasnya yang tersampir di sofabed dan segera berjalan keluar sambil memasang jam tangan mahal dipergelangan tangannya.

“Dimana acaranya?” tanya Elrick. Pria itu hanya memakai celana kain hitam dan kemeja putih yang dibaluti jas hitam. Simple, namun tak mengurangi ketampanannya.

“Di hotel ini, lantai bawah” jawab Darren.

“Mengapa meeting dan acaranya diselenggarakan ditempat ini juga, bukankah ini kebetulan?” tanya Elrick penasaran.

“Itu karna kecerdasan sekretarismu ini tuan Elrick yang terhomat” kesal Darren. Sedangkan Elrick hanya terkekeh, ia tau sang sekretarislah yang mengatur segalanya. Itulah mengapa Elrick hanya ingin Darren menjadi sekretarisnya, karna kinerja yang bagus dan hanya Darren yang mengerti kemauannya dalam hal pekerjaan.

Good job, akhir bulan kau akan mendapat tambahan lima puluh persen dari gajimu” ujar Elrick santai.

“Yashhh, big bos is the best” ujar Darren senang dan mengacungkan jempolnya.

Ting

Lift terbuka yang artinya mereka sudah sampai dilantai bawah. Mereka melewati lorong untuk menuju ke tempat acaranya dilaksanakan. Nampaknya lantai bawah ini sudah di booking Mr. Petter dan semua sudah di dekorasi sesuai tema.

“Mr. Richardson, sebuah kehormatan kau bisa menghadiri pesta kecil-kecilan kami ini” Mr. petter yang menyadari kehadiran Elrick segera menghampiri pria itu. Mr. petter tidak sendiri ada sang istri disampingnya. Mereka saling menjabat tangan masing-masing dan melemparkan senyum tipis sebagai tanda hormat.

“Ya Mr. Petter saya sedang berada disini, jadi tak masalah jika saya menghadiri pesta kecilmu” Elrick mendengus diakhir kalimat. Pesta kecil? Bahkan booking lantai bawah hotel ini  saja cukup untuk membeli 1 mobil keluaran terbaru. Belum lagi dekorasi, panggung, makanan dan tetek bengek lainnya. Dan jangan lupakan wartawan, kamera yang ada dimana-mana. Pastilah ini akan disiarkan di televisi internasional.

Daddy, mommy” ujar wanita dewasa yang mengampiri mereka.

“Ya sayang kemarilah” ujar Mrs. Petter bangga, merangkul putrinya yang sangat cantik.

“Mr. Richardson perkenalkan ini putriku, Welina Petter” Mr. Petter memperkenalkan putrinya kepada Elrick yang hanya ditanggapi senyum tipis. Welina tampak antusias mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Elrick. Tapi Elrick segera melepaskan tangannya karna risih dengan keagresifan Welina.

Wanita itu, Welina tampak tertarik dengan Elrick. Welina memakai dress merah yang sangat seksi bahkan payudaranya hampir terlihat dan punggungnya yang terbuka tanpa sehelai benangpun.

Can I Call You Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang