1. 7 - Problem

4.9K 331 5
                                    

1. 7 - Problem

•••••

Saat ini Elrick sedang berada didalam mobilnya, ia tidak sendiri tetapi ada Qiana dan Sannya dikursi penumpang. Karna weekend jadi mereka menghabiskan waktu bersama ke pusat pembelanjaan terbesar di New York.

“Elrick, jangan terlalu memanjakan Queen. Itu akan membuat ia boros dewasa nanti” protes Qiana menatap Elrick.

“Jangan mempermasalahkan hal kecil Qiana, uangku tak akan habis. Jadi tak apa jika aku membelikan mainan untuk Queen” bela Elrick menatap Qiana sebentar lalu memfokuskan diri menyetir.

“Aku tak masalah jika kamu membeli Queen mainan, tapi tidak sebanyak ini” tunjuk Qiana ke kursi dibelakangnya yang penuh akan belanjaan Sannya.

“Sesekali tak masalah. Itu bukan hanya mainan saja Qiana, tapi juga bisa untuk belajar” memang benar. Tidak hanya ada mainan tetapi ada juga alat lukis, untuk berhitung, bahkan mainan yang mengeluarkan suara bahasa inggris jika Sannya menyebutkan sebuah benda.

“Aku mau ini terakhir kalinya, aku tak ingin Queen semena-mena waktu dewasa nanti. Ia akan boros membeli barang yang bukan kebutuhannya” final Qiana.

Oke fine, ini terakhir kalinya” lebih baik Elrick mengalah. Sedangkan Sannya sibuk dengan main barunya, tidak peduli dengan pembicaraan kedua orangtuanya. Toh ia juga tak mengerti.

Mereka sedang menuju apartemen Elrick karna Elrick yang mengajak mereka. Qiana pun menyetujuinya bahkan Sannya sangat senang. Kalaupun Qiana pulang ia tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan di rumahnya.

“Kenapa kau tinggal di apartemen? Bukankah rumah orangtuamu besar?” tanya Qiana. Mereka sudah sampai dan sedang berjalan menuju lift.

Mommy selalu memaksaku untuk menikah. Jadi lebih baik aku membeli apartemen” keluh Elrick mengingat setiap ia pulang ke rumah selalu ibunya meminta untuk menikah.

“Bukankan umurmu sudah cukup untuk menikah, kau juga sudah mapan apalagi yang kurang?” cukup mommy nya saja yang memaksa Elrick menikah, jangan Qiana lagi. Well kecuali wanita ini ingin menikah dengannya, ia tak keberatan.

“Ya sebelum aku bertemu denganmu, sekarang aku sudah ingin menikah” ujar Elrick mengedipkan matanya menggoda.

Ting

Mereka keluar dari lift setelah pintunya terbuka. Elrick mengerutkan keningnya saat melihat ada wanita yang berdiri didepan pintu apartemennya.

“Elrick, aku sudah lama menunggumu” ujar wanita itu saat menyadari kehadiran Elrick. Ia menggenggam tangan Elrick yang langsung dihempas oleh pria itu. Elrick tak ingin Qiana salah paham.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya Elrick datar.

“Bisakah kita bicara, ada hal penting yang harus aku katakan kepadamu?” tanyanya memelas.

Cih, dari cara bicara dan pakaiannya Qiana tau bahwa wanita ini jalang.

“Tak ada yang harus kita bicarakan. Pergilah, aku tak ada waktu untuk meladenimu” ujar Elrick ketus dan membuka pintu apartemennya supaya Qiana dan Sannya bisa masuk.

“Elrick, aku hamil” ujar wanita itu. Kalimat itu terus terang saja mengejutkan Elrick, apalagi Qiana.

“Qiana, bawalah Queen masuk” ujar Elrick merangkul Qiana dan Sannya supaya masuk kedalam apartemennya. Ia tak ingin Sannya mendengar kalimat kotornya.

Dan Qiana, tanpa menunggu lama langsung memasuki apartemen Elrick. Biarlah mereka menyelesaikan urusan mereka.

Damn it, what are you talking about?” tanya Elrick menahan amarah. Ia berkata setelah menarik wanita jalang itu menjauh dari pintu apartemennya.

Can I Call You Daddy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang