LWB : 21 - Interview

16 3 14
                                    

Perhatian :
♥Tulisan bercetak miring, adalah percakapan bahasa indonesia.
♥Tulisan tidak bercetak miring, adalah percakapan bahasa korea.

~~~

Taehyung membuang napas panjang dan membasuh wajahnya lagi. Saat dirinya sudah lebih baik, akhirnya dirinya keluar dan saat itulah dia hampir bertabrakan dengan seseorang.

"Oh, Taehyung oppa?"

Taehyung yang menyadari siapa yang ditabraknya langsung memutar bola matanya dan ingin segera pergi dari sana kalau bukan karena orang itu menarik tangannya untuk menahannya. "Hei, apakah kamu masih tidak ingin berbicara denganku, Oppa?

Taehyung hanya terdiam dan membuang wajahnya ke arah lain sambil mencoba melepaskan tangannya.

"Bukankah aku sudah mengatakan maaf waktu itu? Aku tidak menyangka jika Oppa akan semarah itu padaku."

Taehyung menghembuskan napasnya kesal. "Sebelum aku mengatakan untuk kedua kalinya. Lepaskan aku." Ucap Taehyung dingin.

Arin langsung melepaskan lengan Taehyung yang dia tahan dan tersenyum kecil. "Oke, aku akan melepaskanmu Oppa, aku juga mau kembali merias, sampai bertemu di studio, Oppa." Ucap Arin lalu menepuk bahu Taehyung dan pergi dengan tersenyum lebar.

Taehyung benar-benar tidak mengerti dengan perempuan itu, saat dia tersenyum Taehyung benar-benar merasa kesal. Merasa kesal dengan perempuan itu, dan merasa kesal dengan dirinya sendiri.

"Eh, Taehyung-ssi?"

Taehyung menoleh dan menemukan Luna disana dengan pakaian pria seperti biasanya untuk menyamar. "Ada urusan apa kau datang kesini?" Tanya Taehyung. Walau nada suaranya terdengar cuek, tetapi hanya Taehyung dan Tuhan yang tahu jika dirinya merasa lebih tenang dari sebelumnya saat Luna muncul di hadapannya.

"Ah.. Bibi Rosa menyuruhku membawakan ini untuk Paman Sejin kesini. Katanya dia lupa membawanya padahal sangat penting." Sahut Luna menunjukkan sebuah tas kecil di tangannya.

"Manajer Sejin Hyung.. kalau begitu, ayo ikuti aku." Ucap Taehyung lalu berjalan duluan.

Mereka akhirnya sampai di depan ruangan bangtan dan disana berdiri pria berbadan besar, tinggi serta berkacamata yang sedang membantu Namjoon menggunakan pakaiannya.

"Sejin Hyung, Lun..." Taehyung segera berhenti bicara dan melirik ke sekelilingnya yang ternyata tak ada yang memperhatikannya. "Hmm... Lana datang kesini." Lanjut Taehyung membuat Sejin tersenyum.

"Paman, ini." Ucap Luna memberikan tas kecil itu.

"Wah, Lana.. gomawo.."

"Lu--" Jimin menepuk bibirnya sendiri dan memanggil Lana lagi dengan kencang. "Lana!"

"Annyeonghaseyo, Jimin-ssi."

"Wah, sudah berapa lama aku tidak bertemu denganmu?" Seru Jimin sambil mengelus atas kepala Luna.

Luna tersenyum lebar sambil terkekeh. "Bukankah lusa kita baru bertemu."

"Ah, Benar juga."

Kemarin semua member Bangtan memang tidak tidur di rumah. Mereka berada di perusahaan seharian kemarin karena mereka harus mempersiapkan penampilan untuk panggung akhir tahun yang setiap tahunnya selalu menampilkan penampilan panggung yang spektakuler.

"Kau akan melihat wawancara kita nanti kan?" Tanya Jimin.

"Memangnya diperbolehkan? Aku kan bukan staff."

"Boleh kok, nanti kau masuk bersama kami saja jadi tidak akan dilarang."

"Tapi.."

"Ayolah Lana.. aku dan para member yang lain akan senang kalau kau ada disana."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Live With Bangtan [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang