LWB : 15 - My Namja Chingu

15 3 1
                                    

Perhatian :
♥Tulisan bercetak miring, adalah percakapan bahasa indonesia.
♥Tulisan tidak bercetak miring, adalah percakapan bahasa korea.

~~~

Luna membuat teh hangat untuk dirinya sendiri. Di apartemen sangat sepi karena semua member masih menjalankan promosi album baru mereka ke tempat stasiun tv yang lainnya.

Luna bergegas duduk di depan televisi dan menonton acara yang mungkin bisa menghilangkan kebosanannya.

Sudah hampir sebulan dia tinggal di apartemen ini dan seakan waktu terasa sangat cepat. Semua member sangat baik kepadanya dan selalu membelikannya makanan enak jika pulang dari perusahaan. Terkecuali satu orang, Taehyung. Bisa di bilang sifatnya masih sama seperti pertama kali bertemu dengannya. Masih saja menganggap dirinya tidak pernah ada dan selalu mencuekinya.
Luna hanya bisa tersenyum karena dirinya memang tidak seharusnya berada di apartemen ini. Namun karena permintaan pamannya, mana mungkin Luna bisa membantahnya.

"Oh, iya.. Mereka promosi di stasiun televisi apa ya?"

Luna terus memijit tombol remote televisi yang akhirnya menemukan acara musik.

"Tujuh pria tampan yang berhasil mendobrak chart musik Amerika. Ini dia, BANGTAN SONYEONDAN!!"

Luna bersemangat menatap televisi yang menampilkan tujuh pria yang sangat dia kenal. Musik yang mengalun indah dengan suara siulan manis itu menjadi pengantar lagu. Lalu saat mulainya lagu membuat Luna terdiam memandang persegi panjang berukuran 64 Inch itu.

Cheosnune neol araboge dwaesseo
Seorol bulleowassdeon geoscheoreom
Nae hyeolgwan sok DNAga malhaejwo
Naega chaja hemaedeon neoraneun geol

Entah apa yang membuatnya terdiam. Baginya Taehyung saat ini terlihat sangat tampan dan berkarisma dengan pakaian dan dance yang sungguh mempesona. Apa yang terjadi?

"Tidak! Kenapa denganku? Rasanya ada yang aneh dengan jantungku." Luna mengeluh pada dirinya sendiri.

Kringgg... kringgg...

Suara telepon rumah yang berada sekitar tiga meter darinya berbunyi.

"Yeoboseo?"

"Luna, ini bibi!"

"Oh? Bibi? Ada apa?"

"Bisakah kau datang ke rumah bibi hari ini? Bibi rasa ini adalah keadaan yang gawat."

"Gawat? Maksud bibi?"

"Bibi tidak bisa membicarakan ini lewat telepon, sayang. Kita harus bertemu."

"Baiklah, aku akan sampai satu jam lagi."

Luna pun menutup telepon itu dan segera bangkit dari sofa untuk mengganti pakaiannya.
Pulang ke rumah bibi. Kira-kira ada apa bibi memanggil Luna?

Luna dengan bergegas menuju ke kamarnya dan mengganti pakaian. Setelah mengganti pakaian dan memberikan sedikit bedak dan lip balm di bibirnya Luna segera berangkat ke rumah bibinya dengan menggunakan bus.

Dari apartemen ke rumah bibinya menempuh sekitar 20 menit. Dan berjalan ke dalam gang sekitar 10 menit. Dan akhirnya sampai.

Tok.. tok.. tok..

Tak lama pintu pun terbuka. Bibi Rosa terlihat sangat khawatir saat Luna terlihat di balik pintu.

"Bibi? Kenapa wajah bibi sangat cemas?"

Rosa segera menarik Luna ke dalam rumah dan terlihat seorang laki-laki yang sedang bermain dengan Somi.

"Rio?"

Live With Bangtan [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang