LWB : 11 - Apologize

24 4 0
                                    

Perhatian :
♥Tulisan bercetak miring, adalah percakapan bahasa indonesia.
♥Tulisan tidak bercetak miring, adalah percakapan bahasa korea.

~~~


Pukul setengah satu malam. Taehyung dan Luna masih ada di jalan pulang. Luna berkali-kali hampir jatuh saat membonceng Taehyung yang beruntung langsung di tahan oleh kaki Taehyung karena kaki Luna bahkan tidak sampai menapak ke tanah.

Taehyung memegangi sepeda agar Luna tidak jatuh dari sepeda. "Sebenarnya kau bisa tidak sih naik sepeda?"

Taehyung sudah kesal karena mereka sudah hampir sepuluh kali akan jatuh karena Luna tidak bisa menyeimbangkan sepedanya.

"Bisa.. aku bisa menaiki sepeda. Tapi kalau harus membonceng Taehyung-ssi dengan sepeda gunung ini membuat aku sulit menyeimbangkan tubuhku."

Taehyung menghela napas. Harusnya dia sudah mandi dan tidur di kasurnya, tapi sekarang dia malah masih berada di luar apartemen dengan Luna pula yang sangat merepotkan ini.

"Oke! Sekali lagi! Kalau memang masih tidak bisa juga. Kau harus membayarku tiga puluh ribu won untuk mengganti ongkos karena harus menjemputmu." Ucap Taehyung yang membuat Luna tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Luna pun hanya bisa menganggukkan kepalanya. Walaupun dia merasa jika dia tidak mungkin mendapatkan uang sebanyak itu.

Taehyung membawa Luna mendekati tembok pendek pembatas tanaman untuk pijakan kaki Luna sebelum Taehyung menaiki sepedanya. Setelah pria itu berhasil menaiki sepedanya, Luna pun langsung mengayuh sepeda itu namun setelah tiga kali dia berhasil mengayuh, sepeda kembali akan terjatuh dan Taehyung lah yang kembali menahan sepeda itu agar tidak jatuh.

"Ah! Sudahlah! Sini biar aku saja yang memboncengmu! Dan kau harus membayarku tiga puluh ribu won sesuai yang aku minta." Luna pun turun dari sepeda itu dan membiarkan Taehyung yang menaiki sepeda. "Sini! Duduk disini."

Luna menatap wajah Taehyung yang terlihat raut kekesalannya. Wajah lelah pun turut serta di wajah tampannya. Ya! Luna tidak bisa berdusta jika Taehyung memang sangat tampan. Wajah tampan, rahang tegas, hidung mancung, dan juga pancaran matanya yang tajam membuat pria itu sangat tampan. 

Tanpa sadar Luna sudah memperhatikan wajah Taehyung lama yang membuat dia terpesona oleh pesona yang ada di dalam diri Taehyung. Pesona mematikan yang hanya dimiliki Taehyung. Memang! Kadar ketampanan pria ini sudah hampir mencapai batas! Luna sendiri bingung dengan dirinya sendiri, kenapa mata ini terus saja menatapnya?

Taehyung mengernyitkan dahinya saat melihat Luna hanya diam disana dengan mulut terbuka sedikit. Pandangan apa itu?!

"Yak!!!" Bentak pria itu karena emosinya bahkan sudah akan segera memuncak. "Kau ini kenapa?! Aku ini capek! Mau istirahat! Besok aku juga masih ada jadwal!"

Luna menundukkan kepalanya. "Mianhae!" Ucapnya pelan.

Luna pun duduk di besi yang tadi diduduki Taehyung. "Pegangan." Tangan Luna di bawa oleh Taehyung berpegangan ke stang sepeda yang berada di tengah.

Taehyung mulai mengayuh sepeda dan dia bisa merasakan suasana yang dingin menerpa mereka berdua. Ini sudah dini hari! Dan mereka masih berkeliaran di luar apartemen. Taehyung melirik tangan Luna yang tidak bisa diam karena sesekali dia tiup untuk menghangatkan tangannya yang kedinginan diterpa oleh angin malam. Taehyung pun berhenti yang membuat Luna mengernyitkan dahinya.

"Sini!"

Taehyung menarik tangan Luna yang kemudian ia taruh di stang yang sebenarnya dan menutupinya dengan telapak tangan besarnya. Kaget! Ya itu yang dirasakan Luna saat ini. Bahkan dia sampai menahan napasnya karena kaget dengan sikap Taehyung yang tiba-tiba sangat baik kepadanya.
Jantungnya berdebar. Dan itu benar-benar menyiksa. Dia hanya bisa memandang wajah Taehyung sedikit dari samping dan pria itu benar-benar sangat serius saat mengendarai sepeda. Dia benar-benar sangat tampan.
Oh! Jantung! Aku mohon! Jangan seperti ini. Aku tidak ingin dia mendengarnya! Bisik Luna dalam hati.

Live With Bangtan [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang