LWB : 4 - Salah Paham Taehyung

41 4 0
                                    

Perhatian :
♥Tulisan bercetak miring, adalah percakapan bahasa indonesia.
♥Tulisan tidak bercetak miring, adalah percakapan bahasa korea.

~~~

Luna menatap ke dalam kamar yang menjadi kamar tempatnya tidur selama di apartment dengan ketujuh orang pria. Hhh.. menurutnya ini memang benar-benar sangat berat. Seharusnya dia bisa langsung mendaftarkan dirinya di Universitas, tapi karena uangnya yang di curi, nasibnya jadi seperti ini. Tapi tak apa. Selama dia masih bisa kuliah dengan jerih payah dirinya sendiri, tidak akan ada namanya menyerah untuk menuju impiannya.

Luna menghela napas lalu mengambil kopernya dan membuka isinya. Dia ingin mengganti pakaiannya dulu agar terlihat lebih nyaman. Menggunakan pakaian pria benar-benar membuatnya tak nyaman. Apalagi paman Sejin sengaja membelikannya pakaian pria ini yang terlihat seperti preman. Jaket kulit hitam dipadukan kaos hitam gambar tengkorak dengan celana jeans yang sobek sana-sini.

Luna mengambil hoodie besar berwarna pink-nya dan juga celana panjang lebar berwarna hitam lalu segera mengenakannya. Selama dia tinggal di apartemen yang isinya tujuh pria. Luna merasa dan harus menggunakan pakaian yang sangat sopan. Entah itu baju yang terlihat lebih besar dan celana lebar. Dia akan mengurangi pemakaian pakaian yang nge-pas di badan. Terasa kurang sopan. Lagipula hampir setiap harinya Luna mengenakan pakaian yang nyaman seperti ini, jadi itu tidak akan mempengaruhinya sama sekali.

Matanya melihat boneka tokoh animasi yang sangat terkenal, Doraemon lalu mengambilnya. Ya, jujur saja dia sangat menyukai tokoh animasi itu. Boneka itu pula adalah hadiah ulang tahun dari neneknya lima tahun yang lalu. Dan dia akan terus menjaga boneka ini sampai kapanpun.

Luna menolehkan kepalanya ke arah pintu saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya. Luna pun segera berjalan untuk membukanya.

"Maaf, Luna. Aku mengganggumu. Didalam ada komputerku. Aku ingin mengambil komputerku lalu di pindahkan ke kamar Taehyung-hyung." Ucap Jungkook sedikit gugup nada bicaranya. Dia sangat tidak biasa berbicara dengan seorang perempuan apalagi di dalam satu ruang yang sama hanya ada mereka berdua.

"Oh, tidak kok. Silahkan saja kalau mau ambil. Saya mau ke dapur dulu kalau begitu." Ucap Luna lalu keluar kamarnya yang sebelumnya dia menutup kembali kopernya.

Luna berjalan ke arah dapur yang dia lihat tadi ada di dekat ruang keluarga.

"Luna!" Panggil Jimin saat ingin masuk juga ke dalam dapur.

Untuk sebentar Jimin memperhatikan Luna dari atas hingga bawah. Hoodie pink itu membuat jiwa feminim Luna keluar, cukup membuatnya canggung, karena selama mereka bertujuh tinggal bersama belum pernah ada perempuan di dalam tempat tinggal mereka.

"Kau ingin ke dapur?" Tanya Jimin.

"Iyaa, saya mau lihat-lihat dulu sebelum saya kerja disini." Ucapnya.

"Mau minum cokelat panas bersama? Kebetulan aku baru saja mau buat cokelat." Ucap Jimin yang membuat Luna langsung mengangguk antusias. "Kelihatannya kau menyukai coklat." Goda Jimin yang membuat Luna malu.

"Apakah terlihat sekali?"

"Iya, itu bagus!" Lalu Jimin masuk ke dalam dapur duluan.

Jimin mengambil bubuk cokelat sachet dari dalam lemari penyimpanan di kitchen set. Lalu memberikan satu pada Luna.

"Biar saya saja yang buatkan untukmu." Ucap Luna sambil mengambil dua cangkir dan menaruhnya.

"Tidak perlu! Aku bisa kok. Kita buat bareng-bareng aja!"

Luna menghela napasnya. "Tapi ini adalah pekerjaan saya." Ucap Luna tidak enak.

"Selama kami juga memiliki tangan dan bisa melakukannya sendiri dan jika itu tidak mengganggu kami. Kami bisa melakukannya sendiri kok. Jadi, jangan khawatirkan tentang itu. Kamu hanya perlu membantu pekerjaan yang tidak bisa kami handle. Kami semua selalu datang ke perusahaan pagi-pagi. Dan kami pasti pulang paling cepat sore, malam atau yang paling terlambat tengah malam atau menjelang subuh. Apalagi kalau jadwal comeback kami semakin dekat. Kami akan seharian full berada di perusahaan." Ucap Jimin lalu mengambil cangkir itu mendekat kepadanya.

Live With Bangtan [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang