LWB : 1 - Seoul

87 7 0
                                    

Perhatian :
♥Tulisan bercetak miring, adalah percakapan bahasa indonesia.
♥Tulisan tidak bercetak miring, adalah percakapan bahasa korea.

~~~

"Akhirnya sampai..." ucapnya sambil mengangkat tangannya untuk melemaskan ototnya setelah sekitar sepuluh jam dia di perjalanan.

Luna baru saja landing dari pesawat yang mengantarkannya ke bandara Incheon, Korea Selatan. Ini adalah kali pertamanya Luna datang ke negara ini dan mungkin tidak akan pernah datang jika Luna tidak memiliki bibi yang kebetulan tinggal di negara ini.

Luna sudah sangat ingin sekali berkeliling di negara ini untuk berjalan-jalan. Ya, jiwa muda memang harus seperti itu bukan? Untuk gadis berumur 20 tahun seperti dia juga pasti memiliki hasrat untuk menjelajahi negara asing sebagai kenang-kenangannya di masa depan.

Tapi, dia masih tidak bisa melakukan itu. Dia harus menunggu pamannya yang akan menjemputnya disini. Namun, Luna masih belum melihat keberadaan pamannya di tempat orang-orang menunggu kedatangan sanak keluarganya dari Indonesia.
Sebenarnya jika memang dia tidak di undang oleh bibi dan pamannya untuk tinggal bersama mereka di Seoul, mungkin Luna akan terus sendiri di Indonesia. Di negara kelahiran namun tidak memiliki siapapun di negara yang besar itu.

Tepatnya empat tahun yang lalu saat nenek yang sangat dia sayangi telah meninggalkannya untuk selamanya. Nenek yang sudah merawatnya sejak dia berumur tujuh tahun setelah peristiwa perceraian itu terjadi.

Selama kepergian sang nenek, Luna banting tulang untuk menghidupi dirinya sendiri. Saat dia lulus SMA, saat dia berumur 17 tahun Luna melamar pekerjaan di sebuah perusahaan dan menjadi Office Girl di sebuah bank dengan bermodalkan ijazah SMA. Dia bekerja selama 3 tahun dan menabung sebagian uangnya untuknya meneruskan pendidikannya, yaitu kuliah.

Karena itu, keluarga yang dia punya satu-satunya sekarang yaitu bibinya lah yang menginginkan Luna datang ke Seoul dan tinggal bersamanya dan suaminya. Bahkan bibinya selalu siap untuk mengajarkan bahasa Korea kepada Luna. Agar Luna bisa berbicara dengan fasih dan lancar saat datang ke korea nanti.

Luna duduk di kursi tunggu setelah mengambil koper dan bawaannya yang lain. Dia menoleh ke arah kerumunan orang-orang yang duduk di lantai bandara dengan rapih seperti sedang menunggu kedatangan seseorang. Mata Luna langsung mengarah ke beberapa anak remaja yang membawa semacam banner untuk menyambut kedatangan orang itu. Dan kebanyakan dari kata banner itu adalah seperti, Saranghaeyo Oppa, I Miss You, Selamat atas kedatangan kalian kembali, dan banyak lagi nama seseorang yang berbeda-beda.

Bukan hanya anak-anak remaja seumurannya saja, tapi juga banyak wartawan dengan kamera yang sudah siap berada di tangannya juga ada disana. Bukan hanya satu, tapi ada banyak sekali.

"Apakah mereka sedang menunggu pejabat negara atau orang penting lainnya?" Gumam Luna.

Luna pun tak ingin ambil pusing dengan suasana itu, dia pun langsung mengambil handphonenya dan earphonenya untuk segera mendengarkan musik sambil menunggu kedatangan pamannya. Sebelum itu dia mengirimi pesan kepada pamannya jika dia sudah sampai dan sedang menunggu di kursi tunggu bandara.

Sebenarnya Luna sedang menunggu pamannya landing juga dari penerbangannya dari bandara Jepang. Sebelumnya pamannya bilang jika kemungkinan Luna yang akan sampai duluan disana. Karena itu Luna tinggal menunggu pamannya sampai bertemu.

Tiba-tiba kerumunan itu langsung ramai setelah pemberitahuan bahwa penerbangan pesawat dari Jepang sudah landing. Luna tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi disana dan tanpa sadar Luna sudah ikut berdiri dari kursi yang dia duduki untuk melihat apa yang terjadi.

Live With Bangtan [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang