Keesokkan paginya, Jimin kembali menjemput Seora untuk berangkat bekerja. Gadis itu merasa semakin tidak enak jika ia harus membiarkan Jimin menjemputnya untuk berangkat dan pulang bekerja setiap hari.
"Jimin..." Ucap Seora.
"Ya sayang?" Jawab Jimin sambil menoleh ke arah Seora."Kamu gak usah jemput aku lagi, ya? Aku gak enak banget kalau kamu kerepotan buat jemput aku terus. Kamu kan juga sibuk." Ucap Seora.
"Gapapa, aku selalu bisa kok jemput kamu, dan sama sekali gak ngerepotin." Ucap Jimin.
"Ya tapi aku jadi gak enak, pasti aku selalu bikin kamu nunggu." Ucap Seora."Gapapa..." ucap Jimin.
"Enggak-enggak, aku minta jemput kamu kalau benar-benar udah larut malam aja, ya? Kalau pagi gini aku bisa aja kok nebeng sama kak Seokjin." Ucap Seora."Ra, aku yang mau jemput dan anter kamu, ini kemauan aku. Aku sama sekali gak kerepotan, jadi kita jangan bahas ini lagi ya?" Ucap Jimin.
"Okay..." ucap Seora yang kemudian langsung terbungkam dengan ucapan Jimin yang menurutnya sangat manis.
Walaupun memeluk seseorang sangat sulit di mobil, namun Seora langsung berusaha memeluk Jimin usai mendengar apa yang Jimin katakan barusan. Gadis itu melingkarkan kedua lengannya pada leher Jimin dan menyandarkan kepala nya pada pundak pria itu.
Seora memeluk Jimin sebagai rasa terima kasih dan rasa syukurnya karena sudah menjadi sosok kekasih yang begitu perhatian padanya.
Jimin langsung tersenyum begitu melihat kelucuan Seora yang kesulitan memeluknya akibat sabuk pengaman yang membatasi pergerakannya, pria itu kemudian membalasnya dengan mengecup puncak kepala Seora.
Sesampainya di kantor, Seora berjalan dengan santai memasukki ruangan divisi nya, namun beberapa saat setelah ia membuka pintu, Jungkook kemudian langsung menarik lengan gadis itu dan berjalan kembali ke luar gedung kantor polisi.
"Eh kenapa?" Ucap Seora.
"Ssstttt.... Pak Lee sedang kesal dengan forensik, jadi ini bukan saat yang bagus untuk berada di kantor, kita harus keluar." Ucap Jungkook."Tapi gue mau naro tas dulu..." Ucap Seora.
"Udaah sini gue yang bawa tas lo." Ucap Jungkook, ia mengambil tas Seora dan menyelempangkan tas gadis itu di pundaknya sambil keduanya berjalan keluar menuju parkiran."Kenapa forensik?" Tanya Seora sambil memakai sabuk pengaman.
"Hasil autopsi Yeon-Seok dan Yeon-U sudah terlalu lama gak ada kabar, gatau kenapa forensik sangat lambat untuk pemeriksaan ini." Ucap Jungkook."Eh iya ya? Aneh gak sih? Apa jangan-jangan mereka kerja sama ya dengan pembunuh itu?" Tanya Seora.
"Gak mungkin lah, ra. Forensik itu badan yang sangat ketat dan gak bisa sembarangan buat diajak kerja sama kayak gitu." Ucap Jungkook.
"Lalu kenapa mereka lama." Ucap Seora.
"Gatau juga, aneh banget." Ucap Jungkook sambil mulai mengemudikan mobilnya."Kita mau kemana nih?" Tanya Seora.
"Mau mencari bukti cctv lainnya di dekat TKP." Ucap Jungkook."Emang masih ada cctv yang harus kita cari? Bukannya udah semua ya..." ucap Seora.
"Inget gak waktu itu kita gak jadi ke salah satu rumah karena gak ada orang? Nah kita harus ke rumah itu lagi, siapa tau sekarang ada orangnya." Ucap Jungkook."Oh iya, yaudah ayo." Ucap Seora, kemudian Jungkook mempercepat laju mobilnya menuju Gangnam.
Sesampainya di Gangnam, Seora dan Jungkook turun dari mobil dan langsung berjalan menghampiri sebuah rumah yang berada tidak jauh dari tempat kejadian pembunuhan Yeon-Seok dan Yeon-U.
Jungkook kemudian memencet bel rumah yang lumayan besar tersebut sambil menunggu respons dari pemilik atau siapapun yang berada di dalam rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal
FanfictionCerita ini mengandung kasus pembunuhan? Tersangka pelaku kejahatan? Sindikat kejahatan? Pacar dan cinta segitiga? You will never know. ©August 2021 original by kth24hours.