14. Good Intentions, Good Talk

74 7 0
                                    

Keesokkan paginya, Rachel memenuhi panggilan dari tim 1 kepolisian untuk bersaksi di kantor polisi. Kesaksiannya masih butuh diulas lebih dalam lagi agar membuahkan hasil yang dibutuhkan untuk penangkapan tersangka pembunuhan berantai Arin.

Menurut Jungkook, kesaksian Rachel cukup masuk akal karena kejadiannya masih bertepatan dengan waktu kematian Arin. Namun menurut Seora, masih ada kemungkinan Rachel mengarang cerita sehingga keterangan Rachel masih perlu digali lebih dalam lagi.

Tim 1 masih bersiap untuk meminta keterangan Rachel, mereka berkumpul dan melakukan briefing terlebih dahulu.

"Jadi siapa yang mau mengajukan pertanyaan?" Tanya Jaehwa.

"Gue." Sahut Jungkook dan Seora bersamaan, keduanya kemudian saling menatap satu sama lain.
"Bagaimana ini pak Lee?" Tanya Jaehwa.

"Kalau Seora yang bertanya, dia pasti akan emosi, pak Lee." Ucap Jungkook.
"Rachel akan lebih terbuka jika yang menginterogasinya sesama wanita." Sahut Seora.

"Ini bukan konsultasi bersama psikiater." Jawab Jungkook.
"Kalau lo yang interogasi, yang ada dia malah tertekan." Ucap Seora lagi.

"Sejak awal Rachel sendiri yang nelfon gue duluan dan dia terbuka aja tuh sama gue." Balas Jungkook.

Seora terdiam sambil memberikan tatapan sinisnya pada Jungkook, "Di awal kan udah lo yang nanya, sekarang giliran gue dong." Lanjut wanita keras kepala itu.

"Udah-udah, biar saya aja yang nentuin biar gak ribut. Karena ini interogasi yang cukup penting, jadi Jungkook aja. Seora kamu bisa bantu Jaehwa untuk melacak laptop Rachel." Ucap pak Lee.

"Tapi pak...."
"No protes." Ucap pak Lee kemudian.

Seora hanya bisa menghela napas, bagaimanapun juga keputusan pak Lee tidak bisa dibantah. Gadis itu hanya bisa menatap Jungkook dengan sinis.

Seora memilih untuk beranjak dari kursinya lalu melangkahkan kakinya keluar ruangan. Gadis itu mengeluarkan handphone dari saku nya untuk mencoba untuk menelepon Jimin.

"Jimin?" Ucap Seora begitu panggilan teleponnya tersambung pada Jimin.

"Halo?"

Seora mengerutkan dahinya begitu ia mendengar seorang wanita lah yang mengangkat telepon Jimin, "Bukankah ini ponsel Park Jimin?"

"Ah, benar. Mohon maaf, pak Jimin sedang bertemu klien, ia meninggalkan ponselnya di meja." Ucap wanita tersebut.

"Ah, begitu. Dengan siapa ya saya bicara sekarang?" Tanya Seora.
"Saya sekertarisnya." Jawab wanita tersebut.

"Oke, kalau begitu saya akan menelepon kembali nanti, terima kasih." Ucap Seora, kemudian ia menutup sambungan teleponnya.

Bertemu klien?
Kenapa handphone nya harus ditinggal?

Seora memejamkan kedua matanya sambil menghirup udara sedalam-dalamnya. Ia berniat menelepon Jimin untuk melepaskan penat, tapi usai mengetahui seorang wanita lah yang mengangkat panggilan teleponnya, pikiran gadis itu malah semakin tambah penat.

"Ra, lo gak mau ke ruangan interogasi?" Tanya Jungkook yang tiba-tiba datang menghampiri Seora.
"Duluan aja, gue nyusul." Ucap Seora.

"Lo marah nih sama gue?" Tanya Jungkook.
"Enggak." Jawab Seora.

"Lo chat aja ke gue pertanyaan-pertanyaan yang mau lo tanyain ke Rachel, gue janji nanti bakal tanyain semua hal yang bikin lo penasaran ke Rachel." Ucap Jungkook.

"Gak usah, gue percaya kok sama lo." Ucap Seora.
"Gue gak bisa ra kalo lo begini, gue kan gak enak." Ucap Jungkook.

"Santai aja, soal interogasi kan emang lo ahlinya. Jadi gue percayain semuanya sama lo." Ucap Seora.
"Bener ya? No hard feelings?" Tanya Jungkook.

CriminalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang