XIV

6 1 0
                                    

__________________________________MISELLIA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________________________________
MISELLIA

Setelah Billy minciumku seminggu lalu, hubungan kami berjalan seperti biasa. Dia akan berkerja dan menghubungiku setelah selesai bekerja, sedangkan aku sibuk melihat tutorial bermacam menu masakan di youtube.

Billy memberikanku kode akses untuk masuk ke apartemennya. Jadi disinilah aku. Sedang membereskan rumahnya yang sudah cukup berantakan padahal baru seminggu aku meninggalkan apartemen ini dengan bersih. Lihatlah sekarang, ada berkaleng-kaleng bir yang sudah kosong di meja makan, bungkus kopi, selai yang tidak ditutup rapat yang tentu saja mengundang semut.

Setelah semuanya rapi, aku memutuskan untuk memasak makan malam untuknya. Hari ini jumat dan Billy akan pulang lebih lambat dari biasanya. Dan Billy tidak tau kalau aku ada disini.

Keluar dari kamar mandi dan langsung memakai piyama beruang warna kuningku.
Lalu memasukan beberapa kaus, piyama dan celana bahkan pakaian dalam ke dalam lemari Billy. Aku tau Billy akan sering membuatku menginap di rumahnya.

Aku mendengar suara pintu terbuka, ah Billy sudah pulang rupanya. Dengan sedikit berjalan cepat aku keluar dari kamar dan berjalan cepat ke lorong pintu masuk untuk menyambutnya.

"Okaeri!" ujarku penuh semangat pada Billy yang sedang melepas sepasang sepatunya.

Billy mengerjab melihatku dan piyamaku. Lalu dia menyeringai berjalan ke arahku dan berhenti tepat dihadapanku. Mencium bibirku lama.

"Kamu harusnya balas 'tadaima' bukan langsung menciumku!" ujarku dengan wajah memerah.

"Aku lebih suka langsung menciummu daripada berbasa-basi" jawabnya. Mengelus pipiku dengan sebelah tangannya.

"Mandilah lalu kita makan. Aku sudah masak makan malam" kataku menepuk lengannya lembut dan mengambil tas ransel di tangannya.

Billy mengangguk, "i'm promise to kiss you hard later. So be ready" Ia menyeringai lalu berjalan santai ke kamar mandi meninggalkan ku yang memerah dan tersenyum bodoh.

******

Billy memberikan piring kosongnya kepadaku, aku mengerti lalu menyendokan nasi dan lauk untuknya lagi.

Aku memperhatikannya yang makan dengan lahab, rasanya senang jika seseorang memakan masakan aku tanpa sisa.

"Jadi aku menaruh beberapa baju dalam lemarimu, is it okay?" ujarku memecahkan keheningan

Billy menatapku mengangguk, "bahkan kalau kamu mau pindahin semua barangmu kesini, aku tidak apa-apa. Malah lebih bagus"

Aku menatapnya lama lalu mendesah, "Billy, aku tidak yakin itu akan bagus."

"Kenapa?"

"Kita bahkan tidak sedang berada dalam hubungan apapun" ujarku. Aku melihat Billy menatapku datar setelah mendorong piring kosongnya.

ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang