Zhan tidak menduga orang yang baru saja ia hubungi di telpon, sudah berdiri di samping mobilnya menunggu Zhan ke luar.
Jimin tersenyum miring saat melihat tangan Yibo dengan sangat posesif merangkul lengan Zhan.
"Ciee ...."
"Simpan dulu mulut binalmu itu di saku, aku sedang terburu mencari adikku!"
"Oke, oke!" Jimin segera membuka pintu untuk Zhan, tapi tangan pemuda itu ditahan oleh Yibo.
"Tolong, jangan seperti anak TK. Jika kau ingin mencari adikmu, lebih baik kita berangkat bersama Jimin. Dia tahu selek beluk jalan menuju perkemahan!''
Yibo melepas tangan Zhan enggan. Dengan terpaksa, ia memasukkan wajah tampan dan tubuh kekarnya ke dalam mobil butut Jimin yang baunya seperti seperma yang asin.
"Kau sangat cepat tiba di depan apartemenku?" tanya Zhan saat mobil sudah berjalan meninggalkan parkiran.
"Aku memang berniat ke tempatmu, ada banyak klien yang memesan jasamu sampai aku kewalahan menghadapi mereka."
"Sangat laris," celetuk Yibo di kursi belakang.
"Diam kau pembawa sial, gara-gara mengenalmu dan adikmu yang bajingan itu. Kookie jadi berada dalam bahaya!!!" rutuk Zhan cukup keras, dengan mata yang memerah.
Jimin menahan tawanya dengan mengulum bibirnya ke dalam, sayangnya ucapan Zhan terlalu menggelitiki perutnya sampai ia tertawa terpingkal-pingkal.
"Jadi, adik-adik kalian juga memiliki hubungan spesial? Pantas saja tuan Yibo tempo hari membayar banyak untuk informasi mengenaimu dan Kookie!"
Xiao Zhan melotot, urat-urat lehernya sampai menonjol ke luar.
"Ooppss!! Aku keceplosan." Jimin menutup mulutnya, berpura-pura tak melihat reaksi Zhan yang kini menatap Yibo tajam, setajam asahan pisau.
"Jadi, bukan Taehyung yang menjadi stalker. Kau sendiri yang menjadi stalkernya. Kejam sekali kau melimpahkan keburukanmu pada adik sepupumu sendiri. Dasar pria tak punya etika!" omelan Zhan yang hampir tanpa jeda, lagi-lagi membuat Jimin tertawa.
Jarang sekali Jimin bisa mendengar Xiao Zhan menggerutu panjang lebar pada pelanggan. Walaupun pemilih, Xiao Zhan masih bersikap sopan pada setiap klien yang datang.
Wang Yibo yang duduk sendirian di kursi belakang, meski diserang dengan omelan sebesar truk itu masih tetap memasang wajah tanpa ekspresi. Tidak mengiyakan, juga tidak menolak pernyataan Xiao Zhan.
Mereka tiba lebih cepat di tempat kemah, di kawasan pegunungan di Busan, di bawah kaki gunung
Mobil Jimin sedikit sulit bergerak di jalan rerumputan bertanah basah. Terpaksa mereka harus jalan kaki untuk sampai ke tempat kemah yang berada di balik pohon-pohon tinggi yang rindang.
Jimin mengeluh, melihat ban mobilnya dipenuhi tanah liat merah.
"Kau harus ganti rugi tentang ini!"Xiao Zhan tidak menggubris perkataan Jimin. Ia lebih ingin cepat sampai ke tempat kemah dan meminta penjelasan tentang adiknya.
Jimin menunggu di samping mobilnya masih dengan wajah cemberut, melihat keadaan naas mobilnya.
Tenang Jimin, sebentar lagi kau akan bertemu dengan pangeranmu.
Para siswa berkumpul di tengah api unggun dengan wajah cemas, siswa lain sedang turun untuk mencari keberadaan Jungkook dan Kim Taehyung.
Pria bertubuh lebih pendek dari Yibo dan Zhan menghampiri mereka dengan muka kurang bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex Paylater (Tamat Di Pdf)
FanfictionSepanjang sejarah menjadi pria penghibur, baru kali ini ada seorang pelanggan yang ngutang. Xiao Zhan bersumpah untuk terus menagihnya. Siapa pelanggan tak tahu diri itu? Apakah Zhan berhasil mendapatkan uangnya, atau malah mendapatkan hatinya juga?