Jalanan ramai yang dilewati Seokjin mulai lengang. Ia kini berada di kawasan yang sedikit sepi dengan panorama tanah lapang hijau di kanan kiri.
Waktu yang sudah menunjuk hampir jam delapan malam, membuat Seokjin berhati-hati menyetir.
Dari jarak 100 meter ia bisa melihat tanda panah ke kanan yang berkelip dengan lampu hijau, bertuliskan Rest Area.
Namjoon tertidur di samping kemudi dengan mulut menganga, kelelahan karena sepulang kerja. Belum sempat ganti pakaian sudah langsung melaksanakan kewajiban. Memuaskan pasangan.
Seokjin menghidupkan lampu sen ke kanan, ia berbelok memuju rest area untuk membeli kopi kemasan botol agar tidak mengantuk saat menyetir. Ia juga akan membelikan kekasihnya beberapa camilan agar mulutnya itu tidak terbuka dalam keadaan kosong.
Seokjin membawa mobilnya melewati stasiun pengisian bahan bakar, lalu memutari taman untuk memarkirkan mobilnya di depan supermarket.
Seokjin sengaja tidak membangunkan kekasihnya. Ia merasa kasihan melihat wajah kelelahan Namjoon. Apalagi wajah itu terlihat sangat lucu saat tidur sambil mendengkur. Persis seperti koala di musim dingin.
Sepasang kaki Seokjin bergerak melewati trotoar, menginjakkan kaki di teras toko besar yang sepertinya menjual banyak hal.
Saat ia berada 3 meter dari pintu, kedua bola mata bulat hitamnya melihat sosok yang membuat heboh calon presdirnya.
Sosok itu bersandar di dinding dengan kaki setengah ditekuk, muka kusut dan rambut awut-awutan. Menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang dengan sorot mata putus asa.
"Kim Taehyung!!" panggil Seokjin cukup nyaring.
Orang yang dipanggil menoleh dengan cepat. Bibirnya menekuk ke atas dengan mata yang dikedip-kedipkan.
"Hyung!!" serunya parau terlihat sangat menderita.
Seokjin bergegas menghampiri adik Yibo itu dan memeluknya, sambil mengelus-elus bagian belakang kepalanya.
"Kau tidak apa-apa?"
Taehyung mengangguk di dada Seokjin masih dengan penderitaannya yang tampak ingin menangis tapi ditahan.
"Why?" Seokjin menarik kepala Taehyung pelan untuk melihat wajahnya.
"Temanku, dia ... kehabisan tenaga. Jaket tebal, uang dan bekal kami semua ada di bis!" Taehyung berkaca-kaca.
"Di mana temanmu?"
"Dia ada di sana!!" Taehyung menunjuk ke arah bangunan kecil terbuka bertuliskan "Room stay"
Segera Seokjin berlari ke sana, bersama Taehyung yang masih menggenggam tangannya. Mengabaikan Namjoon yang mulai mengerjapkan mata, terbangun tanpa ada Seokjin di sampingnya.
Seorang pemuda mungil, kurus, wajah pucat, tidur seperti kelinci kedinginan. Ada jaket baseball yang menutupi setengah tubuhnya.
Tapi kakinya terlihat gemetar, karena hanya tertutup celana trening tipis bertuliskan bangtan high school di sudut bawahnya.
"Itu temanmu?" tanya Seokjin sedikit kaget, melihat keadaan siswa itu.
"Iya, dia Jungkook temanku," jawab Taehyung yang langsung menepuk lengan Jungkook.
"Bangun, bantuan sudah datang!" bisiknya pelan, "aku akan minta Seokjin hyung membeli jaket yang tebal untukmu," bisik Taehyung lagi.
Mata bulat itu bergerak untuk membuka, bersama bulu-bulu mata yang halus dan lentik yang mulai bergerak ke atas. Bibirnya yang kecil dan bergetar, mencoba mengeluarkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex Paylater (Tamat Di Pdf)
Fiksi PenggemarSepanjang sejarah menjadi pria penghibur, baru kali ini ada seorang pelanggan yang ngutang. Xiao Zhan bersumpah untuk terus menagihnya. Siapa pelanggan tak tahu diri itu? Apakah Zhan berhasil mendapatkan uangnya, atau malah mendapatkan hatinya juga?