Gedung prostitusi milik Jimin tidaklah seluas club malam di Nanjing. Bangunannya berlantai 2, dengan rooftoop tempat Jimin biasa menjemur pakaian dalam dan mencukur bulu kakinya.
Di lantai dasar adalah bar biasa, dengan minuman alkohol yang terbilang bernilai standar. Pramusaji pria berbadan bahenol dengan pakaian sedikit terbuka.
Di sebelah bar ada ruang karaoke untuk disewa secara pribadi, berikut memesan pendamping yang sesuai menurut selera. Di lantai kedua adalah kamar-kamar khusus yang disewakan untuk para pelanggan yang butuh kepuasan lebih.
Xiao Zhan pada awalnya, hanya bekerja sebagai pendamping untuk pelanggan yang menyewa ruang karaoke. Tapi, wajah Xiao Zhan terlalu cantik dengan senyum manis yang memikat, dan gerak tubuh yang hebat.
Membuat Jimin kewalahan menolak banjirnya tawaran dari pria hidung belang yang ingin Zhan melayani mereka dalam tanda kutip hubungan badan.
Sayangnya, Xiao Zhan sangat pemilih. Sejak dua tahun berkiprah, hanya ada 7 pria yang ia terima. Termasuk si Wang Yibo sialan kakak dari Tae si mesum.
Malam ini, Xiao Zhan kembali dihadapkan pada pelanggan yang sudah ia tandai sebagai pria tanpa harga diri. Beraninya menghutang di malam pertama menyewa jasa seorang Xiao Zhan. Pria penghibur papan atas yang banyak digilai.
Xiao Zhan benar-benar menyesal telah berdandan sedemikian cantik dan membuat wangi seluruh tubuhnya. Ia tak sudi tampil menawan di depan tuan Wang itu.
Ketika ia memasuki bar, Jimin yang sedang berbincang dengan seorang pelanggan melambaikan tangan pada Zhan dan memberi isyarat, bahwa Yibo menunggunya di kamar no. 7 di lantai 2.
Ah, Xiao Zhan benar-benar tak memiliki semangat lagi malam ini. Ia menggerutu sambil menaiki tangga.
Menggerutu karena harus bertemu Wang Yibo lagi, dan menggerutu karena sudah 2 tahun Zhan bekerja di sini, tak ada niatan bagi Jimin untuk membuat lift agar ia tak perlu lelah menaiki tangga.
Padahal pundi-pundi uang yang masuk ke kantong Jimin tidak sedikit, tapi ia sangat pelit.
Xiao Zhan tiba di depan pintu kamar yang ia tuju. Di dalamnya menunggu seorang pria yang sangat tidak diharapkan Zhan keberadaannya.
Setelah mengambil napas panjang, Xiao Zhan memutar knop pintu dan masuk ke dalam.
Ia melangkah seperti primadona, sangat lihai dan menantang. Yibo duduk dengan kaki mengangkang, memperhatikan langkah Xiao Zhan dengan muka datar.
Bagaimanapun bencinya Xiao Zhan pada pria itu, ia tetap harus bersikap seprofesional mungkin.
Yibo menuang minuman di gelas tanpa mengalihkan tatapannya pada sosok Zhan, yang kini duduk di sampingnya.
"Anda penyewa saya, bukan?" Xiao Zhan tersenyum nakal ke arah Yibo. Walau hatinya meronta ingin sekali meninju wajah itu.
"Iya." Jawaban yang sangat singkat.
"Anda sudah tahu peraturannya, Sean tidak suka dipaksa. Jika ia tak ingin, Sean bisa menolak dan hanya mau melakukan sex oral saja," jelas Zhan panjang lebar, ingin membuat Yibo menyerah sebelum berperang.
"Tentu. Tapi tujuanku ke mari bukan untuk bermain sex, tapi untuk membayar hutang."
"Kenapa repot-repot tuan Yibo. Anda bisa menghubungi saya di telpon dan mengirimkan uang itu melalui rekening, bukan?"
"Tapi, aku ingin menyerahkan langsung padamu, apa itu salah?"
"Iya, karena ini jam kerja saya. Harusnya saya melayani pelanggan dan mendapatkan uang, bukan mengobrol hal tak penting bersama orang asing!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex Paylater (Tamat Di Pdf)
FanficSepanjang sejarah menjadi pria penghibur, baru kali ini ada seorang pelanggan yang ngutang. Xiao Zhan bersumpah untuk terus menagihnya. Siapa pelanggan tak tahu diri itu? Apakah Zhan berhasil mendapatkan uangnya, atau malah mendapatkan hatinya juga?