"Apa aku boleh mengajak Jimin?"
Zhan mensejajarkan langkahnya dengan kaki Yibo, yang berjalan memasuki lift pribadi. Yibo menekan tombol merah, pintu lift tertutup, namun tidak ada pergerakan apapun.
Lift terhenti otomatis, Xiao Zhan terlihat panik. Menahan lengan Yibo agar tak menjauh darinya.
"Liftnya?" Ia bertanya.
Yibo hanya membalasnya dengan suara datar. "Sengaja kuhentikan."
Tangan Yibo melingkar di pinggang Zhan, menarik tubuhnya mendekat. Yibo menatapnya lekat.
"Aku ingin bertanya, kenapa kau sangat peduli pada temanmu itu?"
"Dia satu-satunya teman yang kumiliki di kota ini." Zhan acuh akan tatapan Yibo, ia melihat ke arah lain. Menghindari Yibo.
Yibo merapatkan tubuh Zhan ke dadanya, tangannya yang berada di pinggang si ramping. Menjalari punggung hingga ke tengkuk Zhan, menarik lehernya ke belakang. Menjilati leher yang jenjang yang melengkung seperti jembatan gantung.
"Aku harap tidak ada pria lain di antara kita."
Yibo menjilat lagi permukaan leher yang halus itu.
"Hei, kenapa kau bersikap begini!!" Xiao Zhan mendorong jauh tubuh Yibo yang melekat padanya. Ia merasakan hal aneh saat lidah Yibo menyapu lehernya, menyisakan saliva yang membuat kulit lehernya basah.
Yibo merapikan jasnya yang kusut akibat gesekan, dan dorongan tangan Zhan.
"Aku hanya mengatakan apa yang tertulis dalam kontrak kerja kita. Selama hutangmu belum lunas, kau tidak boleh dekat dengan pria manapun."
"Apa?"
Yibo kembali memasang wajah datar. Tak mempedulikan muka Zhan yang mengkerut, karena kesal.
.
."Kookie, kau mau makan apa?" Taehyung menarik Jungkook mendekat. Memainkan ujung dagunya yang bulat.
"Aku akan makan apa yang Taehyung makan," jawabnya polos.
Hoseok tersenyum melihat kedekatan mereka, manis bagaikan gulali.
"Aku akan membawa beberapa camilan dan minuman segar ke kamarmu," sahut Hoseok. Menepuk tangan tiga kali, memanggil beberapa pelayan untuk mengurus keperluan tuan muda Kim.
"Kita ke kamar dulu, berganti pakaian," ajak Taehyung. Menggenggam tangan Jungkook. Membawanya naik melewati tangga menuju kamar pribadinya di lantai dua.
"Aku mau es krim," rengek Jungkook, ketika mereka tiba di kamar.
"Kenapa tak bilang barusan?"
"Aku malu." Jungkook menunduk, memainkan jarinya.
"Tak apa, aku akan meminta Hobi membuatkanmu es krim."
Taehyung membimbing Jungkook untuk duduk di sofa dekat tempat tidurnya. Mata due milik si manis itu, berkelana menyusuri tiap sudut kamar yang menarik hatinya.
"Kau sangat kaya, rumahmu sangat besar dan mewah!" ucapan Jungkook membuat Taehyung terkekeh. Keluguan pemuda itu semakin membuat Taehyung tergila-gila.
"Ini rumah milik keluarga. Aku dan Yibo yang memilikinya. Tapi, Yibo sudah membeli penthouse di hera palace. Dia akan tinggal di sana saat sudah memiliki pasangan."
"Jadi, ini akan jadi milikmu nanti?" mata Jungkook membulat. Mata itu yang membuat jantung Taehyung berdetak hebat.
"Apa kau ingin tinggal di sini?" Pertanyaan Taehyung membuat Jungkook menggeleng keras, dengan pipi bulat yang merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex Paylater (Tamat Di Pdf)
FanfictionSepanjang sejarah menjadi pria penghibur, baru kali ini ada seorang pelanggan yang ngutang. Xiao Zhan bersumpah untuk terus menagihnya. Siapa pelanggan tak tahu diri itu? Apakah Zhan berhasil mendapatkan uangnya, atau malah mendapatkan hatinya juga?