Ini pertama kalinya Jungkook duduk di mobil Taehyung, bersama supir berseragam hitam yang tatapannya fokus ke depan. Tak sekalipun menoleh ke kursi belakang. Tugasnya hanya menyetir dan membawa tuan muda Kim pulang ke mansion dengan selamat.
Mata Jungkook memandang takjub bagian kursi dan atribut mewah di dalam mobil. Ini sama mewahnya dengan yang dimiliki Yibo. Bahkan plat mobil Taehyung membentuk nama Kim.
"Luar biasa!"
Jungkook berseru lagi, saat Taehyung memencet tombol yang secara otomatis, menutup bagian antara kursi supir dan kursi penumpang di belakang. Taehyung juga memperlihatkan sebuah layar yang ia ambil dari langit-langit mobil, memungkinkan mereka menonton bersama saat mobil melaju di jalan.
"Kau ingin lihat apa?" Taehyung menawarkan beberapa acara dan musik yang tersambung langsung dengan ponselnya.
"Melihatmu saja sudah cukup," jawabnya dengan cepat. Senyumnya merekah bersama bunga-bunga di hatinya yang sedang bermekaran.
Mendengar jawaban polos dan terus terang dari bibir mungil Jungkook, membuat Taehyung tersenyum lebar.
"Aku tidak puas jika hanya melihatmu." Taehyung menggeser duduknya, memepet tubuh Jungkook yang meringkuk di kursi mobil.
"Aku juga ingin memilikimu, bolehkah?"
Bibir Jungkook sudah berpijak di pipi Taehyung tanpa aba-aba. Sebagai jawaban dari pertanyaan Taehyung. Membuat pemuda tampan itu tertawa bahagia.
"Kau manis sekali," puji Taehyung tulus, mengusak rambut Jungkook gemas.
"Kita akan belajar apa?
Jungkook bertanya, lagi-lagi dengan muka polosnya.Taehyung menarik senyuman ke kiri, menciptakan smirk yang bisa mengisyaratkan adanya rencana jahat dalam dirinya.
.
.Suara langkah kaki Yibo terdengar menghentak di sepanjang koridor, melewati ruangan Seokjin. Namjoon mengikutinya di belakang bersama Seokjin dengan raut wajah tak tenang.
Mereka bersama-sama memasuki ruangan Yibo tanpa hati curiga. Sungguh mengejutkan bagi pasangan Seokjin dan Namjoon yang melihat Xiao Zhan sedang merapikan meja kerja Yibo dengan santainya.
"Kenapa dia di sini?" Namjoon melihat ke arah Yibo dengan pandangan curiga.
"Dia bekerja padaku mulai hari ini," sahut Yibo. Ia menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Melonggarkan dasi yang terasa mencekik lehernya.
Namjoon tak lagi banyak bertanya, dalam situasi seperti ini, pantang untuk mengusik si singa muda. Mood Yibo sedang tidak bagus, akibat pertemuan dengan wakil dari relasi perusahaan gabungan di Cina.
"Jika kita kehilangan kita kalah dalam kesepakatan ini, sama saja membuang banyak keuntungan yang sudah kuhitung secara rinci."
Namjoon menyodorkan dokumen ke meja, melihat ke arah Yibo yang sepertinya tak tertarik pada pembicaraan Namjoon.
"Aku akan menyiapkan materi untuk pertemuan selanjutnya, bagaimana?" Seokjin melanjutkan, tapi Yibo tetap bergeming.
Ia menatap ke atas, menjalin simpul dari beberapa pemikiran yang mengusiknya. Sampai suara Zhan ikut menyahut, setelah Seokjin selesai dengan pendapatnya.
"Mungkin kita butuh hiburan sesekali. Besok libur nasional, ada cuti bersama selama dua hari. Kita bisa gunakan malam ini untuk menjalin kekompakan antar karyawan, dan menjalin persahabatan yang lebih erat dengan kolega dan relasi."
Seokjin terpana, mukanya sudah seperti ibu-ibu yang melihat balita usia 3 bulan bisa berbicara. Namjoon juga menoleh ke arah Zhan. Ia berpikir itu bukan ide yang buruk. Selama ini tak sekalipun seorang Wang Yibo memanjakan para karyawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sex Paylater (Tamat Di Pdf)
Hayran KurguSepanjang sejarah menjadi pria penghibur, baru kali ini ada seorang pelanggan yang ngutang. Xiao Zhan bersumpah untuk terus menagihnya. Siapa pelanggan tak tahu diri itu? Apakah Zhan berhasil mendapatkan uangnya, atau malah mendapatkan hatinya juga?