the Reason

1.3K 175 17
                                    

Enjoy for reading ....

  

  

Renjun menggeliat halus ketika tertidur di pelukan Jeno membuat si pemuda Lee kemudian terbangun . Rasa kebas di sebelah tangannya karena digunakan untuk bantalan tidur Renjun itu hilang seketika saat dia menatap wajah damai Renjun yang masih tertidur dengan pulasnya .

Waktu menunjukkan tepat pikul 02.00 dinihari , ditengah keremangan malam kamar Renjun yang hanya diterangi cahaya lampu tidur , Jeno menatap lekat wajah ayu Renjun dengan perasaan tak tergambarkan .

"Cantik .." gumamnya ketika sebelah tangannya yang bebas itu mengusap pipi halus sang kekasih .

Makin merambat  , lengan itu kemudian menyentuh tiap inchi wajah Renjun , pipinya , kedua kelopak matanya , hidung bangirnya , kemudian berakhir di dagu si manis . Jeno mendekatkan wajahnya kemudian mengecup bibir ranum yang sedikit terbuka itu .  Cukup lama , hingga akhirnya berubah menjadi lumatan yang membuat Renjun terbangun .

" aku ganggu kamu , ya.??" Tanya Jeno pada Renjun yang kini telah sempurna membuka mata

"Kamu kenapa gak tidur .??" Si manis balas bertanya , menurunkan lengan Jeno dari wajahnya kemudian menyingkirkannya

"Aku tadi tidur , terus kebangun "

Jeno tidak betbohong kan.?? Memang dia tadi sempat tertidur meski hanya beberapa saat .

"Terus kenapa kebangun.?? Kamu laper ya , biar aku masakin sesuatu kalo gitu "  saat Renjun hendak bangkit lengan kekar Jeno kembali menariknya untuk tertidur

" aku kangen , Ren . Rasanya udah lama aku gak ngeliat wajah cantik kamu sedekat ini " kata Jeno kemudian yang membuat pipi Renjun merona merah .

Jika saja cahaya lampu ini cukup terang , mungkin wajah merah Renjun akan jelas terlihat .

"Aku cowok kalo kamu lupa , Jen " sergahnya kemudian yang dihadiahi kekehan oleh pemuda Lee " iya , cowok tercantik yang pernah aku temui itu Huang Renjun " .

Detak jam mengiringi kesunyian setelah keduanya terdiam dari kekehan kecil yang keluar . Baik Jeno maupun Renjun , keduanya sibuk menyelami obsidian masing masing .

Jeno dengan mata sipit yang akan melengkung bak bulan sabit ketika tersenyum itu menjadi satu satunya yang dapat membuat Renjun jatuh akan sorot matanya .  Ia begitu menyukai tatapan teduh Jeno yang didalamnya berisi ibarat sebuah lautan yang membentang luas . Laut indah yang biru , teduh , menenangkan bagi Renjun . Renjun menyukai laut .. menyukai tatapan teduh bak laut biru dimata Jeno .

Sedangkan Renjun dengan mata rubah yang berbinar bak ribuan bintang terlukis didalamnya , menjadi sebuah candu bagi Jeno ketika dia menatap kedua mata tersebut . Ingatkan Jeno bahwa dia tidak suka dengan bintang.?? Iya , Jeno tidak menyukai bintang sama sekali . Kecuali ribuan bintang yang tertanam di kedua obsidian Renjun . Jeno menyukainya , begitu indah , cahaya dan kerlipnya menjadi alasan dirinya seperti menemukan bintangnya yang dulu pernah pergi .

"Renjun .. "

"Kenapa Jen .."

"Jangan pernah tinggalin aku "

Angel || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang