Bagian Cerita Tak Berjudul🔞

1.7K 157 11
                                    


 
 
 

 
BIJAK DALAM MEMBACA !!




   

  
 
  
  
   
   
   

Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan cobalah beberapa saat lagi

Hanya suara operator yang terdengar ketika beberapa kali Renjun menghubungi nomor Jeno . Pemuda manis itu kemudian mengantongi kembali ponselnya dan berjalan keluar area kantor dengan wajah lesu . Setidaknya dia harus berjalan sekitar sepuluh menit untuk sampai di halte bus terdekat dari tempat kerjanya .

"Jeno kemana sih , bilangnya mau jemput" keluhnya lagi .


Hampir lima hari semenjak kejadian dia ditinggalkan di kedai ice cream oleh Jeno , keduanya belum pernah bertemu lagi karena kesibukan Jeno katanya . Dan hari ini , kekasih Renjun itu berjanji akan menjemputnya saat pulang kerja .

Mengambil ponselnya kembali , sambil berjalan dia mulai mengetikkan beberapa pesan , menanyakan keberadaan Jeno dan juga memastikan bahwa kekasihnya itu jadi menjemputnya atau tidak .

Sampai di halte bus , Renjun terduduk , hari menjelang petang dan juga langit senja yang tadinya cerah perlahan menjadi mendung . Namun tak ada satupun balasan dari Jeno .

Mengamati langit yang semakin mendung , tangannya menengadah kearah luar halte dan merasakan rintikan kecil air hujan perlahan turun membasahi bumi .

Klung

Renjun segera mengambil ponselnya dari dalam tas "sial hp gue lowbat .." ucapnya sambil memandang benda pipih yang menampilkan layar hitam .

Renjun lupa mencharger ponselnya sejak semalam .

Dan hujan semakin deras menerjang , mau tidak mau Renjun harus menunggu . Berharap Jeno akan datang menjemput , atau setidaknya ada sebuah bus yang lewat .

"Harusnya kalo gabisa jemput , gausah ngejanjiin bakal jemput " lirih Renjun pada hujan yang tak kunjung mereda .

☆☆☆

Sementara di tempat lain ...


Tubuh kekar itu mengukung tubuhnya yang berada dibawah , dengan tangan yang diikat kencang oleh sebuah dasi . Kepalanya menggeleng ke kanan dan ke kiri ketika tangan itu memaksanya menelan pil tanpa air .

"Brengh-sekh .." lirihnya disela kesadaran yang perlahan kian berkurang

Wajah dengan rahang tegas itu tampak tak berekspresi sama sekali , namun tangannya itu ia gunakan untuk menahan wajahnya agar tak kembali bergerak "nikmati hukuman ini , bitch .." ucapnya dengan nada dingin .


"Nghh .." lenguhan kini terdengar ketika tubuhnya terasa panas entah karena apa . Dan dengan kasarnya , bibir itu memagut bibirnya . Meski ia hampir kehabisan nafas , tak ada waktu sedikitpun pagutan itu terlepas dari bibirnya .

"Nghh sessakkhh .." ucapnya setelah berhasil menghindari bibir tebal itu "brengshekk hiks .."

Yang dipanggil btengsek itu hanya menyeringai sambil tangannya tak berhenti menjamah setiap inchi tubuh yang kini sedikit bergetar itu .

Angel || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang