Saat memasuki ruangan ini kembali , keadaan masih sama seperti hampir sepuluh hari yang lalu . Jaemin masih terbaring tanpa mau membuka mata .Hanya bau obat dan juga suara denting jarum jam yang terdengar menyambut Renjun . Padahal jika ditawarkan pilihan , Renjun ingin disambut senyum hangat Jaemin yang selalu terlihat manis.
Perlahan , Renjun mendekat kearah tempat tidur Jaemin . Dilihat dari dekat , wajah itu terlihat semakin mengurus dan juga pucat .
"Jaemin .." ucap Renjun pelan "maaf gue baru bisa kesini lagi "
Renjun kemudian mengambil posisi duduk dibangku samping tempat tidur yang tersedia , tangannya dia gunakan untuk meraih lengan kurus Jaemin yang terbebas dari infus .
"Gue gatau harus mulai dari mana Na , tapi yang pasti gue mau bilang makasih dan maaf atas segalanya selama ini . Makasih selama ini lu diem diem jagain gue dari kebrengsekan dia Na , dan maaf .. maaf karena selama ini gue selalu berprasangka buruk ke elu Na "
Hening beberapa saat ketika Renjun berhenti berbicara .
Dalam benaknya , banyak sekali kata kata yang ingin dia ucapkan , namun entah mengapa rasanya saat ini otaknya tak bisa berfikir untuk merangkai kata apa saja yang bisa keluar ."Gimana cara supaya gue bisa balas kebaikan lu Na .. " sejenak , Renjun menatap kearah manik mata yang terpejam itu "ayo bangun Na , kasih tau gue gimana caranya biar gue bisa nebus kesalahan gue sama elu "
Tiba tiba saja tenggorokan Renjun tercekat , lidahnya kelu dan perlahan matanya memanas .
Setitik airmata itu jatuh , membuat Renjun semakin merasa sesak . Dia kemudian bangkit dari duduknya , meraih kedua belah pipi Jaemin kemudian perlahan mendekat " Na , lu bisa denger gue kan.??"
Renjun berkata lirih , satu ibu jarinya ia gunakan untuk menghapus setitik air yang mengalir dari mata Jaemin itu .
Iya , Jaemin menangis ...
Menangis dalam tidurnya .
"Kalo lu denger gue , ayo bangun .. ayo kita sama sama wujudin mimpi elu , ayo kita hidup bahagia bareng Na .. please bangun " secercah harapan Renjun dapatkan ketika dia merasakan jari Jaemin bergerak meski lemah .
Renjun tersenyum senang sambil menghapus air matanya yang tadi sempat keluar .
"Na .. Na Jaemin .."
Namun senyum itu tak bertahan lama , kemudian berganti kepanikan saat tubuh Jaemin tuba tiba saja kejang "Na , kenapa .."
Ditengah kepanikannya Renjun lupa akan apa yang harus ia lakukan , dia hanya bisa meneriaki nama Jaemin tanpa berbuat apa apa . Lalu Jeno datang , pemuda itu kemudian langsung memencet tombol darurat yang berada disana untuk memanggil dokter dan perawat . Tak lama kemudian seorang dokter dan dua perawat datang .
Di kursi tunggu , Renjun hanya mampu menatap kedua ujung sepatunya tanpa berkata apapun . Airmatanya sukses berjatuhan tanpa suara . Dia takut , sesuatu hal yang buruk terjadi pada Jaemin . Dia takut Jaemin pergi sebelum dia membalas segala kebaikan Jaemin .
Dia takut ..
"Kalo ada yang harusnya ngerasa takut , orang itu adalah aku Ren .."
Jeno berjongkok dihadapan Renjun ketika pemuda manis itu makin terisak . Pemuda itu kemudian memberanikan diri menggenggam jemari Renjun yang bergetar "maafin aku , semua salahku .."
Renjun menarik jemarinya dari genggaman Jeno kemudian menatap nyalang "kalo gue maafin elu , apa bakal ngejamin kalo Jaemin bakalan baik baik aja.?"
Dan Jeno menggeleng .
Jeno sadar , kata maaf tidak bisa mengembalikan semuanya seperti semula. Tapi apa yang bisa dia lakukan sekarang selain meminta maaf .??
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel || Noren
Fanfiction"Renjun , kamu itu seperti malaikat" -Lee Jeno Bagaimana bisa malaikat baik hati seperti Renjun disia siakan.??? Sayangnya seorang Lee Jeno hanyalah manusia biasa Warn⚠️ bxb noren Lee Jeno || Huang Renjun (Complete✅)