5. Overture

480 110 18
                                    

Semenjak kejadian yang terjadi di gereja istana, para bangsawan mulai kembali membicarakan desas-desus yang terjadi pada keluarga kerajaan. Pasalnya saat upacara kedewasaan Pengeran Reagan, pihak istana seperti menyembunyikan sesuatu. Hal ini semakin membuat pihak yang ingin menjatuhkan pihak kerajaan seperti mendapatkan kartu AS.

Mereka menggunjing dan menyebarkan rumor yang tidak mengenakkan tentang keluarga kerajaan, menggiring masyarakat untuk membenci keluarga kerajaan.

Sementara itu Raja Chandresh terlihat berpikir, ia menimbang permintaan sang putra untuk mengurungnya jauh tanpa jangkauan orang lain. Sebenarnya Chandresh tidak ingin mengurung putranya, terlebih dia tahu bahwa putranya sedang menanggung sesuatu yang seharusnya tidak ia tanggung. Ini karena kesalahannya, kesalahannya dulu yang mengusir Darcella dari Magnolia. Chandresh tidak tahu tindakannya untuk menyelamatkan rakyat berujung menimpa putra satu-satunya.

"Chandresh?" suara lembut seorang wanita mengakhiri lamunan Chandresh. Dilihatnya wanita cantik yang sedang melangkah mendekatinya.

"Apa yang sedang kau pikirkan Rajaku?" mendengar pertanyaan yang keluar dari wanita itu kembali membuat Chandresh termenung menunduk. Ratu Wendy mengusap punggung laki-laki yang sangat dicintainya itu. Wendy mengetahui kegusaran apa yang saat ini menimpa suaminya.

"Kau sedang memikirkan Reagan?" Chandresh hanya mengangguk menangkapi pertanyaan sang istri.

"Aku tidak ingin mengurung Reagan semakin lama lagi, dia sudah terlalu lama tersiksa, hidupnya dia habiskan hanya di dalam istana. Dan sekarang secara jelas dia memintaku untuk mengurungnya Wendy. Bukankah aku adalah ayah yang buruk untuknya?" Wendy memeluk Chandresh, sebenarnya ia juga sama. Sebagai seorang ibu, dia sudah menjadi ibu yang buruk untuk Reagan.

"Seandainya dulu aku tidak mengusir Darcella, mungkin saja Reagan tidak seperti ini."

"Sayang, dengarkan aku. Jika kau tidak mengusir Darcella waktu itu, mungkin saja saat ini rakyatmu semakin banyak yang menjadi tumbal dan diperbudak olehnya. Tindakanmu sebagai seorang Raja sudah benar. Soal Reagan, aku yakin putra kita sangat kuat," ucap Wendy mencoba menenangkan sang suami. Sungguh Wendy tidak akan menyalahkan tindakan Chandresh dulu yang mengusir Darcella, semua yang telah terjadi saat ini adalah kehendak alam. Wendy hanya berharap suatu saat kutukan putranya akan lenyap.

Di dalam kamarnya dengan nuansa putih dipadu dengan warna keemasan, Reagan duduk di sisi ranjangnya. Pangeran itu menunduk. Pikirannya benar-benar kacau, bayangan tentang pelayan-pelayan istana yang tergeletak di lantai gereja terus menghantuinya. Memang sudah tiga hari berlalu, tapi kejadianitu tidak pernah hilang sedikitpun dari ingatannya.

Kepalanya ia coba angkat, menatap pantulan dirinya di dalam cermin dengan tatapan nanar. Sungguh di dalam tubuhnya saat ini terlalu banyak dosa yang tertimbun. Rasanya Reagan ingin membunuh dirinya sendiri agar semuanya berakhir, tapi itu tidak mungkin. Saat ini dia hanya ingin terbebas dari kutukannya, dan salah satu caranya adalah membunuh penyihir yang sudah menanamkan kutukan itu padanya.

Reagan mengepalkan tangannya keras, sampai telapak tangannya memucat, rahangnya juga ikut mengeras. Saat ini bukan waktu untuknya merutuki diri sendiri, dia harus memikirkan bagaimana caranya agar bisa membunuh Darcella yang memiliki kekuatan sihir yang kuat, sedangkan dirinya hanya dapat menggunakan kemampuan fisik dan otaknya saja, tentu itu tidak cukup untuk membunuh Darcella. Karena Reagan tahu, lawannya sekarang bukan pemberontak atau pasukan dari kerajaan lain yang ingin merebut tanah kelahirannya.

"Yang Mulia, ada yang ingin bertemu dengan Anda?" ucap salah satu pelayan istana dari balik pintu.

Reagan menoleh ke arah pintu tempat suara itu berasal, "Bukankah sudah ku katakan tidak ingin bertemu siapapun?!"

LACRIMOSA | HUANG RENJUN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang