16. Penyelidikan Keluarga Alstyn

288 60 2
                                    

Gildart melihat dan memindai seluruh negeri yang bisa ia lihat dari jendela yang berada di kamarnya. Memantau rakyat dengan seringai yang tidak pernah pudar dari wajahnya. Niat buruknya sedari awal memasuki istana memang tidak pernah berubah.

Bahkan di otaknya saat ini tertanam berbagai macam hal licik, yang bisa saja dia lakukan. Tapi Gildart benar-benar tidak bodoh, dia menata semuanya dengan rapi. Bahkan Darcella yang menjadi kaki tangannya selama ini tidak seluruhnya tahu apa yang ada dalam pikiran Gildart.

Di ruangan lain, Reagan duduk di tempat kebesarannya, tempat ia berpikir. Di mejanya saat ini berserakan beberapa kertas yang hampir tiga hari ini ia geluti, tanpa sepengetahuan orang lain. Terlebih Louis dan Zen yang sedang tidak ada di istana, ini membuat Reagan lebih leluasa untuk menyelidikinya lebih dalam. Jika ada Louis dan Zeno di sampingnya, kedua sahabatnya itu akan banyak bertanya.

"Licik!" umpat Reagan saat menelisik salah satu kertas di mejanya.

"Kupastikan kalian akan menerima balasannya." Reagan meremat kertas yang ada di genggamannya.

Di singgasana kerajaan, ada dua orang pemuda yang berlutut di depan Raja dan Ratu. Raja dan Ratu sangat memberkati keduanya.

"Selamat datang Louis, Zeno," ucap Raja dan Ratu.

"Terimakasih Yang Mulia."

"Tidak salah aku memilih kalian menjadi tangan kanan Reagan."

"Kami yang seharusnya berterimakasih kepada Anda Yang Mulia, karena sudah mempercayakan kami untuk menjaga Putra Mahkota."

Raja Chandresh meminta mereka kembali setelah memberikan apresiasi tinggi kepada si kembar Wisteria. Keduanya memohon ijin untuk kembali menemui Reagan.

Louis dan Zeno yang sudah mengetahui bahwa Reagan menghabiskan sebagian waktunya di ruang kerjanya, langsung pergi menuju ruangan itu. Ruangan privasi Putra Mahkota yang tidak sembarang orang masuk tanpa seijin Reagan. Terkecuali Louis dan Zeno, karena keduanya sangat dipercayai Reagan.

"Ku lihat kau sibuk sekali Yang Mulia," sapa Louis yang sudah masuk ke dalam ruangan diikuti Zeno di belakang.

"Kalian sudah kembali?"

"Seperti yang kau lihat."

"Apa yang sedang kau baca Reagan?" tanya Zeno yang sudah memegang satu lembar kertas yang ia ambil dari meja Reagan.

"Kalian bacalah sendiri," ucap Reagan menyodorkan beberapa kertas ditangannya kepad Louis dan Zeno. Louis dan Zeno membaca setiap kata yang tertulis dari lembaran itu.

"Alstyn?" Reagan mengangguk menjawab pertanyaan Louis dan Zeno.

"Bukankah mereka adalah bangsawan yang sudah hilang kekuasaannya?"

"Untuk apa kau mencari mereka?" tanya Louis dan Zeno bergantian.

"Apakah kalian tahu mengapa Keluarga Alstyn runtuh?"

"Hm, yang kutahu kepala keluarga mereka mati dan digantikan oleh kepala keluarga saat ini."

"Setelah berganti kepala keluarga, Alstyn tidak bisa mempertahankan keayaan mereka. Padahal dulu mereka bangsawan tingkat empat. Jika tidak runtuh, aku yakin mereka akan masuk di dalam pemerintahan."

Louis dan Reagan menyimak penjelasan yang dipaparkan oleh Zeno. Karena dialahyang lebih sering keluar istana daripada Louis dan Reagan.

"Kau tahu Zen, ada yang tidak beres dengan keluarga itu. Kematian kepala keluarga sebelumnya tidak disebabkan oleh penyakit, tapi dibunuh."

"Kau yakin?" Reagan mengangguk.

"Dan apakah kalian tahu? fakta menarik yang ku temukan?" Reagan memberikan jeda hingga membuat Louis dan Zeno penasaran.

LACRIMOSA | HUANG RENJUN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang