Aku Terus ...

7 1 0
                                    

Aku terus memandang ruang percakapanku dengan Gita. Tak henti, bibirku terus membentuk lengkung senyuman. Gita, gadis cantik dan juga pintar. "Hei, Guitara, kau belum pernah bertemu Gita, bagaimana kau tau bahwa ia cantik?" Begitulah batinku melayangkan protesnya. Jariku tergerak untuk melihat foto yang terpampang di Display Picture-nya. Entah mendapat keyakinan darimana, aku terlalu yakin bahwa gadis cantik di foto itu ialah Gita.

Kuakui, Gita memang gadis pintar. Dilihat dari intensitasnya mengikuti materi kepenulisan, ketepatan waktunya dalam mengerjakan tugas, pun nilai yang ia peroleh dari mentor layaknya ojek online yang diberi Bintang 5 --- Sempurna. Aku yakin, kami mendapat nilai sempurna dalam tugas ini pun karenanya. Karena pilihan katanya yang tepat, tulisannya yang tak acak-acakan, dan jalan cerita pilihannya yang mengesankan. Tak ayal, hal ini membuatku ingin terus menjadi temannya dalam bertukar ilmu dan pikiran.

Hari berganti hari, kami semakin akrab. Dipaksa dekat karena tugas, diakrabkan oleh candaan, semesta memang selalu punya alur cerita yang menyenangkan. Apa yang kurasa? Senang punya teman bercengkrama, pun nyaman. Hampir setiap hari, notifikasi dari Gita selalu bersarang di ponselku, dan aku tak pernah melewatkannya. Sebab, aku terlanjur terperangkap dalam zona nyaman. Dan aku tidak ingin ini berakhir cepat, aku ingin terus mendapat notifikasi darinya.

Suatu hari, sapaku di pagi hari tak kunjung ditanggapi oleh Gita. Aku terus menunggu, barangkali Gita sibuk, kan? Hingga petang datang, ponselku tak kunjung menampilkan notifikasi darinya. Aku sedikit resah dibuatnya. Sepersekian menit aku selalu melihat ponselku, barangkali ada notifikasi darinya yang kulewatkan. Menjelang larut malam, ada sebuah notifikasi yang kudapat. Dan itu dari Gita. Sayangnya, bukan pesan pribadi, melainkan dari grup kepenulisan. Ah, ada apa dengan Gita? Kenapa pesanku diabaikan? Apakah ada candaan atau pesanku yang membuatnya tak nyaman?

Lamongan, 13 Agustus 2021

Aku dan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang