Ponselku Berdenting ...

4 1 0
                                    

Ponselku berdenting, pertanda sebuah notifikasi mendarat. Aku membuka ponselku dengan heran, sebab aku baru saja mengirim pesan susulan pada si Gita. "Tak usah dijawab, Git, jika kamu kurang nyaman." Aku merasa Gita tak nyaman dengan pesanku jadi aku meminta maaf. Tapi aku terkejut dibuatnya, sebab Gita ternyata membalas pesanku dengan menyebutkan tempat tinggalnya. Tepat setelah aku mengirimnya pesan susulan. Dalam hati aku bersyukur karena firasatku hanyalah sebuah logika tanpa kebenaran.

Beralih dari percakapanku dan Gita di Whatsapp, aku kembali menampakkan diri di grup kepenulisan. Aku ingin kembali menyelesaikan tugas, sebab aku sudah banyak tertinggal. Mentor di sana mulai menjelaskan materi baru, syukurlah aku paham. Sembari menanti tugas, aku dan Gita masih terus bertukar pesan. Lucunya, kami sedang bermain tebak-tebakan. Pertanyaan tentang tugas apa yang hendak diberikan cukup mencairkan suasana antara aku dan Gita. Yang awalnya terkesan kaku dan formal, kini jauh lebih santai dan penuh candaan.

Deg! Tugas sudah diumumkan. Aku masih memandang ponselku tak percaya. Kami diminta membuat sebuah cerita tentang persahabatan, satu kelompok berisi dua orang. Bukan, bukan tema tugas yang membuatku terheran. Melainkan partner yang ditentukan. "Gita dan Guitara." Aku masih memandang pesan itu dengan seksama. Aku tak percaya hingga berkali-kali aku mengerjapkan mata. Entah kenapa bibirku menciptakan sebuah senyuman. Apakah aku merasa senang?

Lamongan, 7 Agustus 2021

Aku dan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang