Hari Ini ...

6 2 0
                                    

Hari ini terasa cukup panjang dan senyap rasanya. Aku merasa hambar tak mendengar kabar darinya. Entah karena aku sudah terbiasa, atau memang karena aku sudah sangat nyaman dengannya. Aku berpikir cukup jauh malam ini, meskipun pagi hampir menyapa. Jika aku menempatkan diriku untuk berpikir positif dengan persentase 80% dan berpikir negatif dengan persentase 20%, apa aku salah? Sebab memberi porsi fifty-fifty justru membuatku terus kepikiran.

Aku berpikir positif, menganggap bahwa Gita memiliki suatu kesibukan. Tapi karena Gita muncul di grup kepenulisan, membuatku tak bisa mengelak bahwa aku berpikir jika Gita merasa tak nyaman. Ah, pikiranku terus bergulat. Dan selimut tebal yang kukenakan menutupi tubuhku layaknya kepompong, sebab tubuhku terus berguling ke kiri dan ke kanan. Perlahan aku hirup udara malam, euforia gelisah yang berkecamuk dalam dada pun semakin terasa. Aku memaksa mataku untuk terpejam. Sebab, ayam hendak berkokok menyambut Fajar.

Pagi telah tiba. Rasanya baru beberapa menit aku terlelap. Aku kembali mengecek ponselku di atas nakas. Sayangnya, notifikasi yang kunanti tak kunjung mendarat. Aku beranjak mencuci muka, mengumpulkan kesadaran dari sisa-sisa overthinking semalam. Ting! Ponselku berdenting, menunjukkan ada sebuah notifikasi yang datang. Aku buru-buru mengecek ponselku dengan wajah yang masih basah. "Tara, maaf, kemarin aku sibuk nugas, jadi aku nggak bisa balas chat-mu." Pesan itu dari Gita. Lega? Ya. Dan bibirku melengkung membentuk sebuah senyuman.

Lamongan, 17 Agustus 2021

Aku dan RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang