Setiap malam aku selalu berteman dengan pena dan secarik kertas, ia selalu menampung segala keluh dan kesah yang bersarang dalam dada. Sudah banyak aksara yang telah aku tata membentuk kalimat penuh makna. Sebab bibirku cukup kelu untuk sekadar bercerita. Ingin berbagi rasa, tapi aku tak bisa banyak bicara. Mungkin Tuhan menciptakan aku untuk hemat berbicara, tapi boros dalam menata aksara.
Tak hanya itu, berteman dengan sepi sudah menjadi rutinitas setiap hari. Bukan, bukan lingkupku yang sepi, melainkan hatiku yang belum pernah disinggahi. Ahhh... Aku ingin merasakan apa itu yang disebut "Cinta", tapi entah kenapa belum ada satupun kaum hawa yang mampu mendebarkan dada. Banyak yang menertawakan, tapi apa boleh buat? Sepertinya semesta belum memberiku izin untuk mencinta.
Lamongan, 05 November 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Rasa
RomanceKolaborasi prosa Cellia Vidyana × Alifia Loveista Seseorang tidak dapat memilih kepada siapa ia akan menjatuhkan hatinya, tapi seseorang dapat memilih kepada siapa ia akan menjatuhkan harapnya. Aku sudah memutuskan untuk menjatuhkan harapku pada ses...