7. Kimono Pink

2.9K 578 143
                                    

"Bukan halo-halo Bandung ibukota Periangan,
tapi halo-halo Bandung, ibu kita Kanaya."
-Anak tamvan Orion-

***

"HALO. ADA ORANG DI RUMAH?" Pekik Rigel.

"HALO!"

"WE?"

"HALOO!!"

"HALO HALO BANDUNG, IBU KITA KANAYA!" Teriak Rigel lagi.

"GUE TAU YA RA LU DI RUANG TENGAH, SINI GAK LU!" Pekik Rigel kesal.

"GAK ADA ORANG DI SINI!" Sahut Ara dari ruang tengah.

"AMIN. MENGHILANG LAH KAU WAHAI ADEK LAKNAT!" Pekik Rigel.

Ara berdiri dengan malas, ia bersedekap dada, "Kamu tidak baca tulisan di gerbang?"

"Orang sinting mana yang hujan-hujanan masih sempat baca tulisan di gerbang?" ujar Rigel.

"Pemulung di larang masuk. Kenapa Anda masuk?" ujar Ara sinis.

"Dek. Udahlah jangan becanda. Gue kedinginan ini ih, lu mah gak perhatian," ucap Rigel melas.

"Salah elu hujan-hujanan!"

"Skip skip. Tolong ambilin handuk dong my honey pacar budy gak sweety."

"Kok bisa kehujanan sih?" tanya Ara sinis.

"Pertanyaan jenis apa itu, Ra?" kesal Rigel.

"Kan lu udah gede Bang, bisa berteduh dulu kan?"

"Lu kok kek HRD sih, banyak nanya!" ketus Rigel.

"Sebentar," ujar Ara naik ke lantai atas.

"RA? HANDUK CADANGAN LU AJA. KUNCI KAMAR GUE ADA DI RANSEL SOALNYA."

"IYA!"

Rigel sedikit menggigil, dingin hujan ternyata ngalahin dinginnya mantan kalau lagi mau di ajak balikan.

"Ara lupa, handuknya tadi gak di angkat dari jemuran. Pake handuk kimono Ara aja ya. Belum kepake kok, masih bersih."

"Bukan masalah belum di pake Ara setan! Ini lu liat model sama warnanya SIALIN!" kesal Rigel.

"Ya emang cuma itu yang ada!" gerutu Ara.

"Lagian siapa yang peduli sih Abang make kimono girlly gitu? Di dalam rumah juga!"

Rigel mengembangkan kimono bewarna pink soft dengan topi yang memiliki telinga. Ia menarik napasnya, mau tidak mau ia harus memakainya dari pada mengepel lantai akibat basah dari tubuhnya.

Ia berjalan ke arah lantai atas, dan melirik Ara yang menonton kartun Adit Sopo dan Jarwo. "Ra, kalo reklame, tolong buatin Abang Indomie seleraku dong," ujar Rigel manis.

"Stok mie udah habis, tadi terakhir Ara sama Bang Galak yang makan."

"Emang Bang Galaksi pulang?"

"Iya tadi jemput Mama dari kafe. Pas mau balik ke kampus, hujan deres."

"Jadi Mama di kamar?" tanya Rigel. Ara berdehem.
"Ntar kalo ada grab nganterin mie instan, langsung masakin ya Ra," ujar Rigel sedikit berlari.

"BANG IGEL NYEBELIN!" pekik Ara kesal. Ia sengaja berbohong agar tidak di suruh, tapi pria itu malah memesan mie instan lewat go send, emang sialan.

***

Jam delapan malam keluarga Rigel berkumpul di meja makan tanpa Daddynya. Hari ini, Kanaya hanya memasak soup ayam. Mereka makan dalam hening. Suasana malam ini lebih dingin dari sebelumnya, hujan sore tadi cukup panjang menyerbu bumi.

Sky Rigel [Bukan langit Bebas]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang